humaniora.id – Keragaman budaya bangsa Indonesia dapat menjadi sumber inspirasi. Ekonomi kreatif tidak bisa dilihat dalam konteks ekonomi saja, tetapi juga dimensi budaya. Oleh karena itu industri kreatif Indonesia harus berkembang dengan landasan budaya.
Demikian antara lain disampaikan Ketua Umum KSBN (Komite Seni Budaya Nusantara), Mayor Jenderal TNI (Purn.) Drs. Hendardji Soepandji, S.H., terkait dengan berbagai kegiatan yang diselenggarakan KSBN sepanjang tahun 2023.
“Ide-ide kreatif yang muncul adalah merupakan budaya. Oleh sebab itu, strategi kebudayaan sangat menentukan arah ekonomi kreatif. Melalui aspek budaya, Indonesia diharapkan dapat menjadi leading sektor peradaban dunia,” ujar Hendardji Soepandji, saat dijumpai humaniora.id, di Rumah Budaya KSBN, Cipayung Jakarta Timur, Senin (16/01/2023).
Sejak Januari hingga beberapa bulan ke depan sepanjang tahun 2023 ini, DPP KSBN akan menggelar World Dance Day (WDD), Peringatan Hari Musik Nasional, Festival Budaya Nusantara, dan Festival Audio Visual Karya Seni Budaya Nusantara (FAVKSBN).
KSBN bergerak pada kegiatan pemajuan kebudayaan, meliputi; perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan kebudayaan.
“Menyeluruh mulai dari hulu hingga hilir guna menjaga lestarinya budaya bangsa. Termasuk terus mengupayakan agar UNESCO mempercepat Reog Ponorogo diakui sebagai Warisan Budaya tak Benda,” ujar Hendardji.
Terkait penyelenggaraan WDD, Hendardji menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan IFOT (International Festival Of Tiles), yang berpusat di Amerika Serikat.
Pihaknya juga mengundang calon peserta WDD mancanegara melalui Departemen Luar Negeri di Jakarta dan juga berkomunikasi langsung melalui Kantor Kedutaan di beberapa Negara Asia dan Eropa.
“Kita intens melakukan komunikasi untuk mengundang 20 Negara anggota IFOT untuk mengikuti WDD. Lembaga ini memiliki anggota 180 Negara. Dengan mengundang 20 Negara setidaknya hal ini akan mendatangkan devisa Negara,” ujar Hendardji.
Presiden IFOT, kata Hendardji, telah menyetujui dan akan menindak lanjuti. “Sehingga pada tanggal 6 Mei 2023 nanti mereka dapat berpartisipasi dan menjadi bagian dari kegiatan WDD,” ujarnya.
Menurut Hendardji, ada tiga matra yang menjiwai berbagai kegiatan ini. Pertama; dimensi kebudayaan yang mengangkat nilai-nilai tradisi. Kedua; aspek ekonomi kreatif yang berkelanjutan, dimana nilai-nilai tradisi dapat tumbuh dan berkembang. Ketiga; dimensi pariwisata yang menjadikan budaya sebagai daya tarik utama.
“Ketiga dimensi tersebut saling melekat. Sehingga dukungan berbagai pihak, baik Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, para stage holder terkait, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mensukseskan semua kegiatan KSBN,” harapnya.
Hendardji menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memberi dukungan besar. Terhadap kegiatan yang digelar KSBN. Dukungan tersebut baik untuk kebutuhan equipment, sarana dan prasarana.
“Kebutuhan ini sepenuhnya didukung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun demikian DPP KSBN tetap perlu berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan lembaga lainnya,” ujarnya.
Terkait dengan pelaksanaan kegiatan Festival Audio Visual Karya Seni Budaya Nusantara (FAVKSBN), Hendardji menjelaskan, pihaknya tengah menyiapkan kegiatan pra-acara dalam bentuk workshop film.
Kegiatan ini akan dilaksanakan secara virtual dan on-site. Melibatkan elemen organisasi KSBN di tingkat DPP, maupun DPW dan masyarakat secara nasional./*