humaniora.id – Kamis malam penghujung akhir Oktober 2024 warga kelurahan Meteseh dan warga lain di Kecamatan Tembalang Semarang memenuhi lapangan di pelataran taman Meteseh. Taman meteseh yang berada di jalan Tunggu Raya Kelurahan Meteseh kecamatan Tembalang sangat dipenuhi warga untuk menyambut calon pemimpin yang akan menjadi walikota dan wakil walikota Semarang periode lima tahun ke depan.
Warga berduyun-duyun datang ke lapangan taman meteseh yang letaknya di sebelah puskesmas Tunggu Rowosari.
Dengan tajuk Jaguar bersholawat di lapangan meteseh dihadiri oleh tokoh-tokoh agama di kecamatan Tembalang Semarang dan pemimpin pondok pesantren yang berada di sekitar taman Meteseh. Ada pemimpin pondok Taqwal llah, pondok pesantren Mahasiswa Al Fadhilah, pondok pesantren At Taqwa, pondok pesantren Darut Taqwa, pondok pesantren Sarochaniyah, pondok pesantren Al Islah dan pondok pesantren lainnya di kecamatan Tembalang Semarang.
Acara yang diadakan pada Kamis malam 31 Oktober 2024 selain pengajian, sholawatan juga deklarasi dukungan ke pasangan walikota dan wakil walikota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti dan Iswar Aminuddin.
Diawali dengan sholawat yang dipandu group hadroh Nurul Musthofa Semarang warga berduyun-duyun memenuhi lapangan. Jam menunjukkan pukul 21.00 WIB Kiai Budi Harjono kiai kondang kebanggaan kota Semarang hadir di tengah-tengah warga. Kiai Budi tampil dengan penuh antusias membakar semangat warga yang ikut sholawatan dan menyaksikan penampilan penari sufi asuhan Kiai Budi Harjono.
Di atas panggung yang megah terdapat spanduk membentang terdapat gambar Agustina Wilujeng Iswar Aminuddin sebagai calon walikota Semarang dan wakil serta ada gambar calon pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Tengah, Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi (Andika-Hendi). Pasangan ini memperoleh nomor urut satu (01) baik untuk pilwalkot Semarang dan Pilgub Jawa Tengah tahun 2024.
Sebelum Kiai Budi mengisi pengajian ada sambutan dari Ketua relawan Pilar, Sholikin yang memberikan dukungan penuh terhadap pasangan Agustina Iswar. Menurut Sholikin pasangan ini mampu membawa Semarang dan Jawa Tengah menuju kondisi yang kondusif, sejahtera serta amanah.
Pasangan Agustina Wilujeng dan Iswar Aminuddin sangat mewarnai warga Semarang. Sosok Agustina Wilujeng lahir di Kota Semarang tepatnya, 11 Agustus 1971. Beliau menempuh pendidikan di SD Negeri Srondol Wetan (1984), SMP Negeri 12 (1987) dan SMA Sint Louis (1990).
Agustina Wilujeng melanjutkan studi S-1 di jurusan sastra Inggris di Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang dan lulus pada tahun 1997. Gelar Magister Manajemen di Universitas Islam Sultan Agung, serta gelar doktor ilmu sejarah di UNDIP Semarang. Selama kuliah beliau aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Kemudian beliau menjadi anggota DPRD Kota Semarang pada tahun 1999. Tahun 2004 beliau terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, kemudian tahun 2014 Agustina Wilujeng berhasil memenangkan kursi di DPR dari daerah pemilihan Jawa Tengah. Dan sekarang beliau dicalonkan oleh PDIP maju menjadi calon walikota Semarang.
Iswar Aminuddin bagi penulis khususnya dan masyarakat Semarang pada umumnya adalah sosok yang tidak asing. Pria yang disapa Iswar dikenal luas oleh masyarakat Semarang sebagai sekretaris daerah (sekda) sejak tahun 2019.
Pak Iswar sapaan akrabnya tidaklah asing bagi warga kecamatan Tembalang Semarang. Beliau selalu hadir dalam acara-acara pengajian di lingkungan pondok pesantren jauh sebelum beliau di calonkan sebagai wakil walikota Semarang mendampingi ibu Agustina Wilujeng. Penulis tertarik pada pernyataan dari pak Iswar akan menerima masukan-masukan dari warga Semarang, bahkan dalam sambutan pada acara Jaguar bersholawat Kamis malam beliau berjanji kalau menang nanti akan memberikan uang pembangunan Rp 25 juta pertahun untuk masing-masing RT di wilayah kota Semarang. Tentunya uang tersebut yang diberikan per RT akan membawa Semarang yang lebih hebat.
Beliau berpesan dalam acara tersebut agar warga Semarang selalu menjaga adat istiadat yang positif saling rukun antara satu wilayah dengan wilayah lain di Kota Semarang. Hidup rukun, tepo sliro saling menghormati dan toleransi terhadap perbedaan baik beda agama, suku dan ras tetap dilanjutkan.
Acara tersebut diakhiri dengan pembacaan doa dan yel-yel kemenangan. “Agustin Iswar menang-menang.” Semoga warga Semarang lebih dewasa dalam berdemokrasi dan semakin maju perekonomiannya.