humaniora.id – Penulis putra asli Desa Kemiri kecamatan Gubug kabupaten Grobogan Jawa Tengah sangat prihatin sekali dengan saudara-saudara yang berada di Desa Kemiri Gubug Grobogan tersebut.
Walau penulis sekarang sudah menjadi warga Semarang selama 32 tahun tapi desa di mana penulis dilahirkan tidak pernah terlupakan. Di sana masih banyak saudara yang menjadi korban berdampak jebolnya tanggul sungai Tuntang.
Menurut cerita kakak Penulis, Selasa pagi habis subuh ada berita yang disiarkan dari mushola dan masjid bahwa tanggul sungai Tuntang yang berada di sebelah barat Desa Kemiri jebol, orang berhamburan keluar rumah.
Tak berselang berapa lama, ada siaran lagi dari mushola dan masjid bahwa tanggul sungai Tuntang yang berada di ujung timur Desa Kemiri juga jebol kira-kira empat meter. Bagai air bah yang datang tiba-tiba, semua rumah yang berada di sekitar daerah bedahnya tanggul tersapu bersih dan terendam.
Air datang begitu cepat merendam perumahan satu desa, selain Desa Kemiri, Mlilir, Jeketro, Gubug, Pranten, Kedungjati, Papanrejo, Pilang Wetan, Tinanding dan desa-desa lainnya. Saat itu Kecamatan Gubug Grobogan dan Kecamatan Dempet kabupaten Demak terendam air dari jebolnya tanggul di Desa Kemiri Gubug Grobogan.
Tanda-tanda tanggul jebol sebenarnya sudah diketahui warga pada hari Senin malam 5 Februari 2024 pukul 22.00 WIB jadi masyarakat sudah mulai meninggalkan rumah menuju ke masjid atau di rumah warga yang berada di tepi jalan Semarang Gubug Purwodadi. Mereka sudah berjaga-jaga kemungkinan jebolnya tanggul. Selasa pagi habis subuh (6/2/2024) tanggul benar-benar jebol.
Penyebab terjadinya tanggul sungai Tuntang jebol karena hujan dengan intensitas tinggi dan terus menerus sepanjang hari, sungai Tuntang yang mendapat kiriman air dari sungai di Salatiga tidak bisa menampung. Debit air meluap sehingga terjadi tanggul jebol. Selain sungai Tuntang di Gubug, sungai Lusi, sungai Serang juga meluap.
Akibatnya jalan raya Purwodadi Gubug tergenang air juga jumlah rumah warga masih proses pendataan. Jalan Gubug – Purwodadi terendam tepatnya di depan desa Pilang Wetan dan Desa Kemiri terendam air. Juga di sebelah barat jembatan Tuntang dan bundaran simpang tiga Gubug terendam air. Rumah-rumah di bawah tanggul dan jalan raya dekat dengan kantor Telkom Gubug terendam air. Sampai berita ini diturunkan air masih masuk di rumah warga walau banjir sudah surut.
Warga Kemiri terutama yang dekat dengan tanggul yang jebol masih mengungsi di masjid, karena tanggul masih dalam perbaikan.
Upaya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Grobogan terus ditingkatkan. Selain itu BPBD Kabupaten Grobogan berkoordinasi dengan perangkat desa untuk melakukan assessment dan evaluasi warga yang terjebak banjir.
Bagi warga Kemiri kecamatan Gubug harap bersabar kalau bantuan belum sepenuhnya datang, karena yang berdampak menjadi korban banjir juga banyak di wilayah Grobogan Jawa Tengah.
Menurut informasi yang penulis terima dari Pusdalops-PB Jawa Tengah ada 11 kecamatan dan 32 desa di kabupaten Grobogan Jawa Tengah yang berdampak banjir karena jebolnya tanggul di wilayah sungai Lusi, Serang dan sungai Tuntang.
Ada 892 rumah yang terendam air, area persawahan 41 hektar, dua fasilitas pendidikan sekolah dan pondok pesantren, satu unit rumah ibadah, satu unit kandang sapi, serta infrastruktur yang rusak berupa talud dan raban beton. Diperkirakan kerugian akibat jebolnya tanggul di wilayah Grobogan Jawa Tengah mencapai ratusan juta rupiah.
Selain kecamatan Gubug banjir akibat tanggul jebol terjadi pula di kecamatan Godong, Penawangan, Tawangharjo, Purwodadi, Toroh, Karangrayung, Geyer, Kedungjati, Tegowanu, dan kecamatan Tanggungharjo.
Penulis tanggal 10 Februari 2024 turun ikut menyumbang sembako dan langsung meninjau lokasi jebolnya tanggul di wilayah RW 1 yang dekat dengan desa Pilang Wetan dan juga di wilayah RT 2 RW 3 Kemiri Gubug.
Warga sangat senang dengan bantuan yang kami berikan. Hal ini sebagai rasa empati dan ikut prihatin dengan kondisi masyarakat berdampak banjir.
Menurut Agus warga RT 05 RW 01 Desa Kemiri warga yang benar-benar kena banjir dan belum mendapatkan bantuan.
“Kami yang benar-benar kena musibah banjir malah belum dapat bantuan sama sekali, terkadang yang rumahnya tidak kebanjiran malah mendapat bantuan. Terima kasih telah membantu kami yang benar-benar kena musibah banjir,” ujar Agus.
Untuk kejadian ini penulis mendatangi posko banjir RW 03 Desa Kemiri Gubug Grobogan yang berada tidak jauh dari tempat jebolnya tanggul.
Disitu penulis diterima dengan senang hati oleh Ibu Winda Fitri Handayani yang disapa mbak Winda salah satu perangkat Desa Kemiri dan beberapa perangkat lainnya serta para relawan posko banjir.
“Kami sangat membutuhkan uluran tangan dari para donatur untuk meringankan kami akibat tanggul sungai Tuntang jebol,” kata mbak Winda.
Bantuan bisa berupa sembako, pempres, makanan ringan, minuman, selimut, baju dan obat-obatan atau bisa berupa uang untuk belanja keperluan lain selama di pengungsian.
Para donatur bisa menyalurkan bantuan kemanusiaan ke alamat Posko Banjir RW 03 Desa Kemiri Kecamatan Gubug Grobogan Jawa Tengah.