humaniora.id – Di masa lalu, mungkin kita sering mendengar pepatah bahwa “Waktu adalah Uang.”
Namun, kini mari kita belajar memahami sesuatu yang jauh lebih dalam:
“Waktu adalah Nafas.”
“Waktu adalah Ibadah.”
Setiap detik yang kita jalani adalah anugerah. Ia seperti nafas—begitu berharga, namun tidak pernah bisa kembali setelah berlalu.
Setiap hela nafas yang Allah berikan adalah kesempatan untuk mengisinya dengan ibadah, kebaikan, dan kebermanfaatan bagi orang lain.
Waktu yang Menggiring Kita Menuju Kehidupan Hakiki
Manusia, sejatinya, hanyalah pengendara di atas punggung usianya. Hari-hari berlalu, bulan-bulan berjalan, dan tanpa terasa, usia kita tergulung oleh waktu.
Nafas kita setia menemani perjalanan ini, terus menuntun kita ke satu tujuan yang pasti: akhir kehidupan dunia.
Sadarkah kita?
Dunia, yang begitu sering kita kejar, sejatinya semakin jauh dari genggaman kita.
Sementara itu, liang kubur—tempat peristirahatan terakhir—semakin dekat.
Setiap hari yang berlalu adalah pengurangan usia kita.
Karena itu, mari kita renungkan:
- Berapa banyak kebaikan yang telah kita lakukan hari ini?
- Berapa banyak waktu yang kita gunakan untuk beribadah?
Menghargai Waktu: Sebuah Amanah Hidup
Umur yang tersisa di hari ini adalah harta yang paling berharga, karena esok hari belum tentu menjadi milik kita.
Jangan biarkan waktu berlalu tanpa makna. Jangan biarkan hari ini terbuang tanpa kebaikan yang kita tanamkan.
Ingatlah:
- Usia muda bukan jaminan untuk hidup lebih lama.
- Badan yang sehat bukan jaminan untuk terhindar dari kematian.
Karena itu, gunakan setiap detik untuk:
- Berhati baik: Sebarkan cinta dan empati.
- Berpikir baik: Hiasi pikiran dengan optimisme dan syukur.
- Berkata baik: Ucapkan hal-hal yang membangun, bukan menghancurkan.
- Berbuat baik: Lakukan kebaikan, walau kecil dan tersembunyi.
Menjadi Cahaya yang Tak Terlihat, Tapi Bermakna
Kebaikan yang kita lakukan mungkin tidak selalu terlihat oleh orang lain, tetapi percayalah, dampaknya akan abadi.
Jadilah seperti:
- Akar yang tidak terlihat, tetapi menyokong kehidupan pohon dengan kokoh.
- Jantung yang tersembunyi, tetapi terus berdetak hingga akhir waktu.
Kebaikan kita akan menjadi kenangan indah bagi mereka yang kita tinggalkan.
Jadilah pribadi yang tidak hanya hidup, tetapi memberi kehidupan.
Renungan Akhir: Gunakan Waktumu untuk Berbuat Baik
Setiap hari adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik dari hari sebelumnya.
Mari jadikan waktu yang Allah berikan ini sebagai sarana untuk berbuat baik, beramal sholeh, dan meninggalkan jejak kebaikan di dunia.
Waktu adalah ibadah.
Manfaatkanlah setiap detiknya sebelum ia pergi tanpa kembali.
Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung, yang menjadikan waktu sebagai ladang pahala dan keberkahan. Amin.