Jakarta, humaniora.id – Ambisi politik yang berlebihan seringkali menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, seperti money politic, hoax (berita bohong), dan hatespeech (ujaran kebencian).
“Di sinilah pentingnya meniru etika politik Nabi menuju masyarakat yang berakhlak,” ujar da’i muda Ustadz Ary Zolla (UAZ), di acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan Majelis Taklim Tarbiyatun Nafs, di Jl. Dermaga Baru Klender, Kec. Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, Sabtu (30/09/2023).
Berpolitik yang tidak etis, kata Ary Zolla, berdampak pada instabilitas sosial yang dapat menuai konflik di masyarakat. Mencoreng etika politik yang dijunjung tinggi oleh Pancasila dan ajaran Islam.
Rasulullah, papar Ary Zolla, membangun kehidupan masyarakat yang berakhlak dengan “Senyum”. Senyum yang maknanya : Sapa, Empati, Nyaman, Yakin, Usaha dan Magnet diri.
Dari enam sifat dan perilaku tersebut, Rasulullah berhasil menyebarkan dakwah Islam dan membangun politik insaniyah.
“Hingga saat ini ajaran Rasulullah tersebut sebagai representasi nilai-nilai keislaman tetap relevan dengan kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan bernegara. Seperti ukhuwah islamiah, persatuan, musyawarah, at-ta’awun, dan keadilan” ujar Ustadz Ary Zolla.
Aktualisasi nilai-nilai etika politik Islam ini tentu sangat relevan guna mewujudkan kehidupan demokratis yang sehat, bersih, dan santun.
“Politik Nabi Muhammad SAW dapat diteladani dalam lingkup perpolitikan nasional menuju masyarakat madani. Menjunjung persatuan-kesatuan dalam kebhinnekaan,” ujarnya.
Terkait dengan nilai-nilai budi pekerti, Ustadz Ary Zolla (UAZ), juga menegaskan bahwa tidak akan bertemu dan memandang langsung Nabi Muhammad SAW kelak di akhirat, yaitu bagi mereka yang durhaka kepada orangtuanya.
“Termasuk mereka yang tidak mau melaksanakan sunnah-sunnah Rasulullah, dan mereka yang ketika disebut nama Nabi Muhammad SAW tidak mau bersalawat,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Panitia peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang juga Ketua Majelis Taklim Tarbiyatun Nafs, ustadz Rakimin Al Jawi menjelaskan, bahwa tujuan diadakan acara Maulid Nabi ini agar para warga dapat meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW, dan menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW./*
_^_