humaniora.id – Universitas Islam As – Syafiiyah (UIA) Melantik Mahasiswa/Mahasiswi Baru Dan Kuliah Perdana tahun Akademik 2023/2024, di aula Alawiyah, kampus 2, Jl. Jatiwaringin, Pondok Gede, Sabtu 23/9/2023.
Pengukuhan ditandai dengan pemakaian ‘jas hijau almamater’ secara simbolik oleh Ketua Yayasan UIA Prof. DR. H. Dailami Firdaus SH, LLM kepada Mahasiswa/Mahasiswi baru dari perwakilan masing-masing fakultas. Kemudian diikuti oleh seluruh mahasiswa/mahasiswi.
Almamater hijau adalah identitas kebanggaan kampus yang didirikan oleh ulama terkenal KH Adullah Syafe’i ini. Dan menjadi ikon tersendiri saat mereka berintekasi dengan masyarakat. Juga dalam aksi-aksi demonstrasi menuntut perubahan, yang melibatkan berbagai elemen kampus lain.
Ketua Yayasan UIA Prof Dailami mengatakan dengan mengenakan almamater tersebut maka calon mahasiswa yang sebelumnya telah menjalani masa perkenalan (ta’aruf) selama tiga hari (19-21 September) resmi menjadi mahasiswa UIA.
Dalam sambutannya Prof Dailami yang juga senator Dapil Jakarta ini mengatakan, UIA merupakan kampus yang mempunyai identitas jelas. Yaitu tempat berpadunya ilmu dan agama.
Dengan motto Good to Great UIA menginginkan para lulusannya, berilmu dan beriman. Karena ilmu tanpa iman bisa menjadikan manusia kufur nikmat dan sombong. Apalagi dalam menghadapi perkembangan dunia yang sangat cepat ini.
“Sekarang kita memasuki industri 5.0 yang sangat canggih, yang akan terus mengubah struktur sosial masyarakat. Kita belum tahu kemana arah perubahan itu. Tapi yang jelas dampak dari perubahan itu jelas dahsyat. Nah untuk mengimbangi perubahan itu perlu iman yang kuat,” tutur cucu KH Adullah Syafi’i ini.
Dengan mengutip pendapat seorang professor dari Jerman, Prof Dailami mengatakan, indusri 5.0 akan menghilangkan ribuan lapangan kerja akibat dari temuan-temuan di bidang robotic, Artificial Intelligence (AI) – Kecerdasan Buatan, Teknologi Nano dan kwadran.
Ketimpangan budaya akibat temuan-temuan itu akan semakin lebar. Makanya UIA menjawab tantangan itu dengan meningkatkan literasi digital, literasi teknologi dan literasi manusia.
“Kehilangan ribuan lapangan kerja manual itu memunculkan lapangan kerja baru, yang membutuhkan keterampilan dan kecerdasan khusus. Untuk itu perlu bekal. UIA adalah tempat yang tepat untuk mendapatkan bekal itu,” tegasnya.
Lulusan UIA, lanjut Prof Dailami, dipersiapkan untuk adaptif, handal dan inovatif dalam menjawab disrupsi budaya, dan tantangan industri 5.0 tersebut.
Sementara itu Direktur Penerimaan Mahasiswa Baru (Penmaru) UIA Hayat Zainuni SH menjelaskan, jumlah mahasiswa baru yang dilantik sebanyak 976 orang. Jumlah mahasiswa keseluruhan saat ini sebanyak 4000 orang.
“Kita masih memberi kesempatan kepada calon mahasiswa yang ingin menimba ilmu di UIA sampai 21 Oktober mendatang,” tutur Hayat.
Dijelaskan Hayat saat ini UIA memiliki 6 Fakultas, yaitu Fakultas Agama Islam, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Sains dan Teknologi , serta Fakultas Ilmu Kesehatan.
“kita juga punya kelas karyawan untuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan , dan Fakultas Hukum,” tambahnya.