Sambutan – Sambutan :
Sambutan Kepala Galeri Nasional Indonesia
Assalamualaikumwr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Dunia senirupa Indonesia dibangun melalui sumbangsih teman-teman perupa di seluruh daerah di tanah air. Mereka, dengan teknik, gaya, aliran, dan identitas yang beragam menjadikan wajah seni rupa Indonesia begitu kaya dan berwarna. Kreativitas dan pemikiran merekalah yang menghidupkan diskusi seni rupa di Indonesia. Oleh karena itu mendorong kemajuan seni rupa Indonesia, berarti mendukung dan mengapresiasi rekan-rekan perupa daerah untuk terus berkarya dan menunjukkan identitasnya.
Spirit tentang keberagaman ini juga dapat dilihat dalam Pameran Tunggal Hartono “Among Hyun Nagri”. Pameran ini memang merupakan cara Hartono untuk visinya, identitasnya, pemikirannya, dan yang terpenting kecintaannya terhadap seni rupa. Namun jika dilihat lebih jauh, ada sebuah harapan tentang kebersamaan, gotong royong, dan persatuan yang dituangkan dalam setiap karyanya. Sehingga pameran ini dapat menjadi refleksi bagaimana kita sebagai individu maupun kelompok harus tetap menjaga nilai dan cita-cita tentang persatuan bangsa.
Dengan muatan yang sangat baik ini, saya harap pameran ini bisa menjangkau khalayak luas, dan menjadi kesempatan bagi publik untuk mengenal dan mengapresiasi Hartono dan kekaryaannya. Selain itu, semoga agenda ini bisa menjadi catatan positif yang berkontribusi pada kemajuan seni rupa Indonesia. Saya ucapkan selamat kepada Hartono, kurator, dan seluruh pihak yang telah bekerja menyukseskan pameran ini. Selamat berpameran, dan selamat mengapresiasi.
Mari bersama memajukan senirupa Indonesia!
Jakarta, Desember 2022
Pustanto
———- ^*^ ———–
SAMBUTAN MENTER! KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam Sejahtera untuk Kita Semua. Om Swastiastu. Namo Buddhaya. Salam Kebajikan.
Saya mengucapkan selamat atas pameran tunggal lukisan karya salah satu seniman Indonesia yang saya kagumi, Hartono. Karya-karya beliau saya nikmati karena selalu menorehkan rasa kebangsaan dan sangatlah erat dengan sejarah dan budaya Indonesia.
Hartono memang dikenal sebagai perupa yang kerap menyentuh sisi-sisi religius dan budaya Jawa dalam kesehariannya. Beliau memiliki ciri khas dalam menggambarkan makna tentang kehidupan, alam dan lingkungan, tokoh pewayangan, tokoh politik, maupun tokoh kehidupan rakyat Indonesia dari masa kemasa.
Beberapa karya Hartono yang sangat saya kagumi seperti Sang Fajar yang menggambarkan Soekarno sang Bapak Bangsa memperjuangkan kehidupan para petani dan Lukisan Penanda Zaman yang sangat khas dengan unsur kerakyatan.
Terna yang kali ini diangkat oleh Hartono dalam pameran tunggalnya adalah “Among Hyun Nagri”, yang apabila diterjemahkan perkata dari bahasa Jawa, Among adalah asuh, Hyun yang artinya adalah cita-cita, dan Nagri yang artinya Negeri.
Tujuan dari tema kali ini adalah untuk mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga cita-cita bangsa, serta menyediakan ruang apresiasi dan dialogis di tengah perubahan budaya dan jaman .
Di tengah era teknologi digital, tema ini jadi sangat relevan karena Hartono, melalui media seni, mengingatkan masyarakat Indonesia agar kita selalu kembali ke akar dan mengingat identitas kita sebagai orang Indonesia.
Saya berharap pendekatan ini juga menginspirasi pelaku-pelaku seni di Indonesia untuk terus berkarya namun dengan tetap membubuhkan karakter dan narasi ke-Nusantara-an, tanpa melupakan siapa dan dari mana kita berasal.
Demikian saya sampaikan, sekali lagi saya ucapkan selamat atas terlaksananya pameran lukisan tunggal oleh Hartono, semoga memunculkan semangat kolaborasi untuk bersama membangun bangsa melalui karya-karya yang diciptakan.
Wassalamualaikum warrahmatullatii wabarakatuh. Om shanti shanti shanti om
Teten Masduki
———- ^*^ ———–
Kuratorial Dr. Hajar Pamadhi MA, Hons.
Amung Hyun Nagri
‘Sira Gajah Mada patih Amangkubhumi tan ayunamuktia palapa,…’
Sumpah Palapa Gajah Mada: Sira Gajah Mada patih Amangkubhumi tan ayunamuktia palapa di lanjut sraddha: tansah ajeng mesubudi lan rogo nganggo ngurangi mangan lanturu dan bersikap tan adigang, adigung, adiguna. Kesatuan dan persatuan untuk bangsa telah di kumandangankan pada tahun 1334. Kini, di lanjutkan dengan pesan moral Amung Hyun Nagri; di maknai sebagai pesan moral dan ajakan ketulusan dan kesetiaan mengabdi kepada negeri, karena tahun 2023 sebagai tahun politik.Kewaspadaan kita terhadap godaan menghancurkan negara, perjuangan para pendahulu jangan sampai sia-sia karena telah menelan korban material, maupun formil serta harga diri diabadikan serta langkah refleksif dalam pameran ini.
Ide perjuangan membela negara dengan mungkas nepsu dengan mesu brata mencari wisik serta pesan ilahiyah ini menginspirasi Hartono menciptakan karya seni. Representasi terinspirasi oleh objek formal dengan menginterpretasi objek material: wayang,tokoh negara, tokoh agama dan tokoh keluarga yaitu ibu. Hartono menyadar isebagai sosok muslim mengambil rasa sunah wajamaah sebagai pesan moral ilahiyah divisualkan dalam bentuk wanita atau ibu, maupun sosok Gus Dur sebagai the Archetypal man. Tokoh ini di pandang sebagai sebagai penyampai pesan moral yang diduniawikan. Beberapa karya mengangkat kenyataan tragedi sosial, politik dan budaya yang dikemas secara narrative continues serta one show in one panel. Susunanan-organic composition ini harus diterjemahkan sendiri oleh penikmat. Hartono juga intens ingin menyuarakan sendiri kata hati dalam karya yang berjudul Eksodus; pikiran yang menuju arah kelestarian lingkungan namun juga sebagai ekspresi ketidakpuasan terhadap situasi sosial.
Di lihat dari karya-karya, Hartono mengangkat tata ungkap kontemporer. Pesan moral pendahulu dalam tata cipta: raga/fisik, pranata/sistem dan ruh/nilai sebagai idealismenya. Karya-karya yang mengangkat tema sosial ditampilkan dengan figure kontradiktif. seperti: figur idola bangsa, figur tradisi berbasis mitos maupun figur wayang sebagai figur adat budaya Jawa melengkapi imajinasinya. Kanon figur wayang, mitos tokoh sakralitas berlatar mitologi di kontradiksikan dengan faham modernism. Sang hyang ibu, Hit, Penanda Zaman serta beberapa karya menampilkan sosok ibu sebagai center of excellence; ibu dibaca sebagai perwakilan ruang ‘pengabdian’. Meneruskan pesan Allah untuk menghadirkan sosok manusia, pengorbanan yang bertaruh dengan nyawa. Hartono ingin mengingatkan bahwa kehidupan dimulai dari perut bumi, maka seharusnya menghormatinya dengan tulus. ‘Surga di telapak kaki ibu’. Pada karya Penanda Jaman, menampilkan figur ibu di boncengkan Soekarno menunjukkan pesan moral ‘bakti kepada ibu akan menuai keberhasilan’. Beberapa figur Soekarno hadir sebagai pemimpin interimbas dari cerita di masa kecilnya dijadikan subjek karya: ‘Bumi Matahari’, ‘Marhaen’, ‘Spirit’ dan masih banyak lagi. Hartono menampilkan pejuang Bung Tomo untuk mengangkat gerakan ‘jihat’ peristiwa Arek Surabaya menjadikan representasi perjuangan. Lain halnya dengan pemunculan Gus Dur sebagai mediator bangsa, mendapat posisi tinggi sekaligus sebagai tokoh toleransi sosial. Hartono juga mengangkat ‘wanita’sebagai symbol pengabdian. Representasi ajaran moral tampak dalam karya ‘Papat Kiblat Lima Pancer’.Sosok ibu sebagai sentra fugal kesadaran bahaya pelecehan seksual. Namun kali ini diangkat sebagai symbol pesan moral: sufiah, mutmainah, amarah dan aluamah. Kemudian dikaitkan dengan budaya Jawa: kakang kawah, adiari-ari, getih lan puser iku pancer ingsun.
Pengalaman seni terkait dengan pengalaman akademiknya terasa pada logika penciptaan oleh Dewey (1934) dikatakan bahwa kolaborasinya otak akademik (kognitigf) dan estetika ini mendorong proses kreatifnya semakin kental. Pengalaman seni, kekayaan intelektual memberikan suasana yang khas dari karya-karyanya antara logika formal dan logika estetikus sebagai (perception and enjoyment). Pemaduan pikiran menghasilkan ‘perlawanan, perjuangan dan penyadaran’ atas selisih ide dengan ikon seni kontemporer. Sisi lain mengkritisi perubahan yang tidak mengakar pada budaya bangsa Indonesia namun juga mengangkat bentuk-bentuk hasil teknologi. Sang Pamomong, Sang Pertapa, Spirit, Air Kehidupan, High knowledge, Mimpi Petani menggambarkan alih nilai dan sistem dari yang ‘lebih’ kepada yang ‘kurang’. Beberapa tokoh pewayangan diangkat karena ingin menyuarakan karakter, kuat. Lemah, hebat serta jahat. Alam sebagai ajaran kosmologi juga diangkat dalam karya-karya: Konstelasi pemikiran ini seperti Nyawiji, Eksodus, Loving, Belief Sustem, maupun Kawruh.
Secara keseluruhan, pandangan Hartono ini seiring dengan tangkapan Hannah Arendt, tokoh Filsafat Politik, bahwa: ‘Konsepsi manusia sebagai bagian dari proses alam dan sejarah, dan perluasan wilayah ekonomi, produksi dan akumulasi kekayaan sosial (2003). Pada posisi ini objek formal lebih merujuk kepada sejarah umat terkait dengan visi kosmologi. Hartono memandang seni sebagai salah satu dari organ perkembangan manusia, artinya manusia selalu srawung di antaranya, melalui jalur sejarah, hubungan ekonomis (bisnis) maupun rasa sosialnya. Konstelasi berpikir ini ditukar dalam seni, sehingga perasaan yang selama hidup ini diceritakan dalam kisah rasional dan irasionalnya dan anehnya bercerita masa lalu, kini, dan masa depan (Leo Tolstoy dalam What is Art, 2020: 225). Akhirnya, view of mind nya dapat di beberkan dalam proses repesentasi; Hartono ingin menjadikan karya sebagai ruang komunikasi ruang tertutup maupun terbuka. Garapan seni kontemporer tampak dalam penyatuan ruang publik alternatif dengan ruang pribadi. Penggambaran ruang publik alternatif (alternatif space) adalah memasukkan ruang pribad ikepada ruang publik, ingin mendiskusikan ‘perubahan – climate change’fisik, sosial maupun budaya dengan ikon hasil teknologi menjadi wacana pertentangan modern-tradisi, namun juga politik dengan visualisasi traktor merobohkan benteng Pancasila.
Akhirnya, pameran ini dapat di petik gregetsaut:
Jaman iku owah gingsir, mula Kawulo mung saderma mobah mosik kersaning hyang sukmo.
Amung Hyun Nagri kanthi sura dirajayajayaningrat, leburing dening pangastuti.Mula Iroyudho wicaksono
Selamat berpameran, Sukses hari ini berhasil dikemudian hari.
Mlati, 16 Desember 2022
Hajar Pamadhi
Sumber : https://sedulurnyeni.online/2022/12/09/pameran-tunggal-hartono-among-hyun-nagri-di-tby/