JAKARTA, humaniora.id – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menerima Sekjen Majelis Hukama Al-Muslimin (MHM) sekaligus Sekjen Zayed Award for Human Fraternity, Judge Dr. Abdelsalam. MHM merupakan lembaga internasional independen yang dipimpin Grand Syekh Al Azhar Imam Akbar Ahmed Al-Tayeb. Didirikan di Abu Dhabi pada tahun 2014, beranggotakan para cendekiawan dan tokoh bangsa yang bercirikan keadilan, kebijaksanaan, dan moderasi. Bertujuan mempromosikan perdamaian di masyarakat muslim dan non-muslim, menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi, hidup berdampingan dan persaudaraan manusia.
“Kita mendukung MHM yang memprakarsai ‘Paviliun Agama’ dalam rangkaian Conference of the Parties 28 (COP-28) pada November 2023 di Uni Emirat Arab. Menjadi sejarah baru untuk pertama kalinya dalam penyelenggaraan COP-28, menyiapkan platform global dialog antar agama dalam menghadapi isu perubahan iklim,” ujar Bamsoet usai menerima Sekjen Majelis Hukama Al-Muslimin (MHM) sekaligus Sekjen Zayed Award for Human Fraternity Judge Dr. Abdelsalam, di Jakarta, Jumat (6/10/23).
Turut hadir antara lain Ketua Kehormatan, Presidium of Inter Religious Council (IRC) Indonesia Prof. Din Syamsuddin, dan Presiden Universitas Darussalam Gontor Prof. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, pada 4 Oktober 2023, MHM secara resmi membuka kantor cabang di Jakarta. Bertepatan dengan penyelenggaraan Konferensi Agama dan Perubahan Iklim di Jakarta, dihadiri 150 peserta yang merepresentasikan berbagai agama di Asia Tenggara, cendekiawan, akademisi, dan generasi muda yang peduli terhadap isu perubahan iklim. Sekaligus persiapan menuju COP-28.
“Paviliun Agama dalam COP-28 akan menghidupkan nilai-nilai agama dan budaya lokal dalam menyikapi perubahan iklim, pelestarian lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan. Mengingat perubahan iklim dan kelestarian lingkungan saat ini menjadi isu global yang mengemuka. Dalam kaitan ini, peran dan kontribusi tokoh agama dalam membangun kesadaran, kepedulian, dan komitmen kolektif masyarakat sangat penting dan strategis,” jelas Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, tokoh agama menjadi penyebar informasi yang paling dipercaya oleh masyarakat Indonesia. Sekitar 61,7 persen masyarakat percaya atau sangat percaya terhadap informasi yang disampaikan tokoh agama, melebihi tingkat kepercayaan pada informasi yang bersumber dari keluarga, ketua lingkungan, hingga ketua adat.
“Kondisi di dunia sepertinya juga tidak jauh berbeda. Fakta ini harus dioptimalkan oleh para tokoh agama untuk menyebarkan hal-hal di luar ranah religiusitas. Seperti menyampaikan pesan dan aksi penyelamatan lingkungan dari krisis iklim yang semakin nyata,” pungkas Bamsoet. (*)