humaniora.id – Kenduri “Urban Humanity – Refleksi Kehidupan Pemulung – Seni untuk Kemanusiaan” dan Pameran lukisan tunggal Putra Gara resmi di buka Oleh Ketua Yayasan Sanggar Humaniora Rumah Kemanusiaan Eddie Karsito Kamis, 22/02/2024 di .
Eddie mengatakan tentang adanya tiga hal yang selalu menjadi spirit sanggar humaniora yaitu selalu menginspirasi , memotivasi dan mengedukasi. Kegiatan yang akan di gelar sampai tanggal 29 februari ini akan diisi dengan diskusi, lomba mewarnai dan melukis, Fashion show dari bahan daur ulang.
Dan penampilan yang ditunggu dalam kegiatan ini sudah pasti salah satunya adalah lenong dari Teater Alam Sinema yang akan tampil tanggal 24 februari di Sanggar Humaniora Rumah Kemanusiaan.
Seperti yang kita ketahui kebudayaan merupakan hasil dari karya, karsa, dan rasa. Dari sinilah sebuah kaum menghasilkan perangkat-perangkat kehidupan untuk memudahkan mereka mengatasi dan menguasai alam semesta serta mengatur kehidupan dengan menyusun norma, etika, dan hukum yang menjadi acuan ketertiban.
Hal inilah yang membuat Teater Alam sinema ingin mengangkat salah satu kesenian masyarakat Betawi yaitu Lenong. Dimana lenong merupakan salah satu bentuk teater peran di Betawi dan merupakan salah satu kesenian rakyat yang mengalami akulturasi dari sudut pandang seni pertunjukan. Lenong bukan hanya bercerita tentang bangsawan,
Namun juga bercerita tentang kisah-kisah rakyat Jelata. Selain itu foklor yang di miliki seni lenong adalah sudah tidak diketahui lagi siapa penciptanya (anonim), karena ia sudah menjadi milik suatu kolektif,yakni suku bangsa Betawi.
Teater Alam Sinema tidak hanya mengajarkan seseorang untuk belajar bermain peran atau lakon (bersandiwara) didalamnya juga terdapat berbagai macam instrumen musik yang mengiringi yang berasal dari akulturasi budaya yang berbaur di Jakarta yakni gambang kromong.
Dari susunan alat musiknya terlihat, bahwa orkes gambang kromong merupakan perpaduan antara unsur musik pribumi yang di campur dengan unsur Cina.
Teater Alam Sinema mencoba mengenalkannya kepada anak-anak jaman sekarang dengan model yang kekinian, sehingga lahirlah Lenong yang di mainkan oleh para gen Z, memang bukan hal yang baru, hal ini dilakukan oleh M.Noer Soleh yang akrab di panggil Om Jo sebagai Penemu sekaligus Pembimbing.
“Dimana salah satu cara untuk tetap membudayakan seni tradisi khusus nya seni betawi yang hampir sulit ditemukan di Jakarta ini adalah dengan mengajarkan dan mengenalkan Seni Tradisi betawi kepada anak-anak kita, itu sebabnya kami ingin bergabung dalam acaranya Sanggar Humaniora karena masih memiliki satu tujuan yang sama, yaitu mengangkat tentang Urban, yang kebetulan mengenai Refleksi kehidupan Pemulung” tutur Om Jo.
Sebagai seorang Guru, Om Jo berhasil melahirkan aktor dan aktris yang mumpuni dari lenong bocah ini. Dengan metode mengajarnya yang tulus Om Jo berhasil mengikat anak-anak ini terus menekuni seni lenong dari mereka masih kecil hingga mereka remaja.
Teater Alam Sinema, yang bermarkas di Padepokan Ciliwung Condet ini sangat berharap bisa menginspirasi anak-anak muda sekarang. Untuk bisa dan mau menjaga seni tadisi. Karena beradab atau tidaknya sebuah bangsa bisa di ukur dari sini.
Ketika kita membicarakan budaya cakupannya sangat luas, dimulai dari ilmu pengetahuan sampai kesenian yang merupakan symbol dari bentuk pengungkapan atau pesan./ind
Untuk masyarakat yang ingin hadir menyaksikan penampilan Teater Alam Semesta, berikut alamat Sanggar Humaniora:
Jl. Melati Raya NS 39 No. 32, Perumahan Kranggan Permai, Jati Sampurna – Bekasi | Telp +62 882-1137-2271