humaniora.id – Wacana kebudayaan, khususnya terkait nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia harus terus disuarakan. Salah satunya dengan cara melestarikan, memajukan, dan mengembangkan nilai-nilainya.
Namun nilai-nilai luhur saja tidak cukup. Pentingnya pengorganisasian (badan yang mengatur) untuk mengemas marwah budaya tersebut ke tingkat yang lebih aplikatif dan kreatif.
“Di sebuah pertunjukan kesenian misalnya, pengorganisasian ini penting agar tercipta sebuah karya seni sesuai rancangan produksi, tepat waktu, efektif, efisien, tepat guna, dan tepat sasaran,” ujar Ketua Panitia Pelaksana ‘Festival Musik Tradisi dan Orkestra Musik Nusantara,’ Tamunan Kiting, SE, MM, kepada humaniora.id di Jakarta, Jum’at (03/02/2023).
Tamunan Kiting menyampaikan tentang kesiapan timnya untuk pelaksanaan acara Festival Musik Tradisi dan Orkestra Musik Nusantara, dalam rangka memperingati Hari Musik Nasional, yang akan digelar di Museum Fatahillah Kota Tua Jakarta, Kamis, 9 Maret 2023 mendatang.
Kegiatan ini diselenggarakan Dewan Pimpinan Pusat Komite Seni Budaya Nusantara (DPP-KSBN). Didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan sejumlah lembaga pemerhati seni budaya lainnya.
Human capital yang fokus pada tata kelola kesenian, kata Tamunan, ikut menentukan berhasilnya karya seni di ruang publik. Dengan demikian seni yang dihadirkan dapat mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang selama ini kita banggakan.
“Karya yang dikemas secara optimal mampu menggugah kesadaran masyarakat jadi lebih empati, adaptif, kreatif dan produktif. Sehingga harapan kita untuk memberikan pemahaman tentang nilai-nilai luhur budaya bangsa sampai ke masyarakat,” ujar Tamunan.
Terkait kesiapan tim pelaksanaan acara Festival Musik Tradisi dan Orkestra Musik Nusantara, Tamunan terus melakukan koordinasi ke berbagai pihak. Kamis malam (02/02/2023), pihaknya menggelar rapat koordinasi kepanitiaan yang dilaksanakan secara virtual.
“Kita mengidentifikasi semua kebutuhan perlengkapan yang lebih detail. Dari kebutuhan teknis non-teknis, masalah transportasi, akomodasi, konsumsi, kebutuhan pergelaran, workshop dan talkshow, termasuk soundsystem yang akan digunakan di berbagai tempat berbeda secara rinci,” papar Tamunan.
Untuk membangun atmosfir etnik zona pertunjukan, di sekitar taman Fatahillah juga akan disetting sedemikian rupa. Sehingga menampilkan keunikan dan kekhasan yang mencitrakan keragaman budaya Nusantara.
Panggung diisi dengan berbagai pertunjukan seni budaya, pergelaran orkestra musik, talk show, workshop seni, pameran, serta bazaar bertemakan Nusantara.
“Panggung diantaranya akan diisi penampilan grup musik Kolintang senior, dan grup musik Kolintang milenial. Ditampilkan juga musik tradisi bergenre Keroncong, Gambang Kromong (Betawi), Angklung, Gamelan, dan musik etnik lainnya,” ujar Tamunan.
Secara khusus panitia, menurut Tamunan, juga akan menampilkan permainan gitar Sape dari 5 Provinsi di Kalimantan.
“Sebelum menampilan permainan gitar Sape akan diadakan workshop pembuatan gitar Sape. Workshop juga akan membedah pembuatan dan cara memainkan musik Kolintang,” ujar Ketua Bidang Pembinaan Kebudayaan DPP KSBN ini.
Puncak peringatan Hari Musik Nasional pada malam harinya, papar Tamunan, akan digelar konser musik tradisi dan orkestra musik Nusantara, mewakili musik asli dari 38 provinsi di Indonesia.
Menurut Tamunan, dunia saat telah memasuki era revolusi industri generasi 4.0. Hal ini ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi serta perkembangan sistem digital, kecerdasan artifisial, dan virtual.
Dalam konteks tersebut, menurut Tamunan, seni tradisional khususnya musik, merupakan kebudayaan yang patut dan penting mendapat perhatian. Perlunya mengusung kearifan lokal melalui musik-musik daerah di acara peringatan Hari Musik Nasional nanti.
“Karena sumber dari kehidupan berbudaya suku-suku bangsa yang ada di Nusantara ini juga dipengaruhi oleh musik-musik yang ada dan berkembang di wilayah masing-masing. Dari Aceh sampai Papua di seluruh Nusantara dengan ciri khas dan model masing-masing,” urai Tamunan.
Sehingga menurutnya, sangat baik dan indah bilamana musik-musik daerah tersebut diberi ruang untuk tampil.
“Begitu kaya, luhur dan luar biasanya warisan budaya bangsa Indonesia berupa alat-alat musik tradisional. Hal inilah sesungguhnya sangat penting perlu diketahui masyarakat Indonesia dan bahkan bangsa-bangsa lain di dunia,” tegas Tamunan.
Dalam konteks kontemporer saat ini, ujar Tamunan, inovasi terhadap pemajuan budaya perlu dilakukan. Guna menegaskan identitas bangsa Indonesia di mata dunia sebagai negara dan bangsa yang memiliki keragaman dan kekayaan budaya./*