humaniora.id – Ada banyak grup musik yang boleh Anda abaikan pertunjukkannya.
Sebagiannya tonton saja aksinya di Youtube atau dengar di Spotify, Soundcloud, Joox, dan platform musik digital lain.
Tapi tidak untuk Sirkus Barock. Grup legendaris yang digawangi Sawung Jabo ini harus ditonton aksi panggung, langsung – live. Grup pop rock alternatif, etnik, dengan penampilan teatrikal itu, Sabtu malam (28/01/2023) mereka konser di Grand Parahyangan, Cihampar, Kota Bogor.
Sebagai jurnalis hiburan yang pernah meliput Mick Jagger dan Kantata Takwa di Gelora Bung Karno, Koes Plus, Panbres, Tina Turner, Miami Sound Machine, All Jerreau, Air Suply dan supergrup lain, saya merekomendasikan Anda untuk hadir, menyaksikan langsung, aksi panggung grup yang telah berusia 46 tahun ini.
Almarhum Bens Leo, jurnalis musik senior, pernah menyatakan, “konser konser Sirkus barock adalah peristiwa budaya yang besar, dalam perjalanan musik Indonesia”. Alias wajib tonton!
Bagian termahal dari konser grup ini adalah atmosfirnya. Bukan semata mata perpaduan bebunyian perkusi, musik gesek dari cello dan biola, lirik lagu yang puitik dan provokatif, ditingkah raungan gitar Totok Tewel, serta tata cahaya kemilau di panggung, melainkan suasana asyik, kebersamaan dan semacam ritual yang menghanyutkan. Antara musisi dan penonton terlibat, asyik masyuk.
Grup ini didirikan dan digawangi oleh Sawung Jabo dan KAAS (Keluarga Arek Arek Suyoboyo), pada tahun 1976. Di usianya ke 71 tahun kini, Jabo masih bersemangat mentas dan menjumpai penggemarnya. Menilik usianya, dia seangkatan dengan Ahmad Albar dan Rhoma Irama. Juga gitaris Ian Antono. Namanya sempat dikenal sebagai personil Kantata Takwa dan Swami – juga duet bareng Iwan Fals. Sawung menyumbangkan lagi ‘Hio’, ‘Bento’, ‘Badut’ di grup Kantata Takwa dan Swami itu.
Di komunitas sepakbola dia menciptakan lagu ‘Juara Sejati’ – memenuhi permintaan sohibnya Mbah Cocomeo alias Joseph Erwiyantoro, jurnalis olahraga dan promotor musik.
Saat Iwan Fals kena cekal dilarang pentas di 100 kota, di era penghujung Orde Baru, dia gabung dengan Jabo dan kebagian pegang gong. “Disiplin latihannya melebihi tentara, “ keluh Iwan Fals.
Pekan lalu di Teater Tertutup, Taman Budaya Jawa Barat, di Dago – Bandung, Sabtu (21/1) malam itu, dia tampil dengan 21 lagu, bersama para bintang tamu terpilih, di antaranya Budi Cilok dan Baruna – selain Abah Iwan Aburachman. Sirkus Barock hadir dengan formasi 13 personel.
Sebelumnya, mereka konser di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY), pada Minggu (18/9/2022). Di usianya yang tak muda lagi, Jabo tetap bisa memikat para penonton dengan pertunjukannya.
Masih dengan tema “Bicaralah dengan Cinta” Jabo dkk, akan menghadirkan bintang tamu yang berbeda, di Grand Parahyangan Bogor, Sabtu malam ini, di antaranya Sri Krisna Encik, anak dari Harry Tjahjono, novelis jurnalis sahabat saya, sahabat kita di FB. Juga ada Ikhsan Skuter dan Baruna.
Bulik Tuti, sahabat dan isteri almahum Gono, dari Joglo Jago, yang mengikuti karir awalnya sejak dari Jogya, dan memproduseri rekaman album Gogo Goro (1998) kini menjadi penjaga dan “pawang” yang mendampingi konser Jabo, selain Suzan Piper, isteri tercinta.
“Setelah ada kepastian konser pasca pandemi Covid-19, dia semangat sekali latihannya. Nyaris tanpa istirahat. Bahkan pada jam istirahat, ketika musisi pengiring makan dan nyantai, dia masih sibuk, sampai saya tegur dia, ‘kamu duduk, makan dan istirahat’! “ kata Bulik Tuti.
Di Sirkus Barock, hanya suara Bulik Tutik yang dipatuhi oleh Jabo.
Meski secara fisik tak begitu sehat, rutin minum obat, stamina Sawung Jabo di panggung luar biasa. Sebelum pentas dan sesudahnya, masih melayani tamu dan penggemar di belakang panggung.
“Respon penonton memberikan energi kepada saya!” katanya, dengan wajah cerah.
Kepada mereka yang menyesali diri lantaran tak pernah nonton Kantata Takwa, Swami, Leo Kristi dan mbah Surip di panggung, jangan lewatkan Sirkus Barock dan aksi Jabo.
Selain musiknya membius, lirik lagu karya Jabo sangat kuat, dan memotret zaman. Misalnya, pada lagu, “Mengejar Bayangan Menangkap Angin”
Aku bosan mendengar omongan sendiri
Aku muak menipu diriku sendiri
Pura-pura mengerti yang aku tak tahu
Hanya karena takut dianggap bodoh
Bukan mengeluh bukan menyerah
Bukan begini bukan begitu
Bukan pula mencari alasan
Bukan juga menyalahkan hidup
Apalagi oh aku tak tahu
Aku yakin kau pun tak tahu
Sesuatu terus menghimpit
Menjeratku menghalangi pandanganku.
*
Comments 1