humaniora. id – Kemerdekaan adalah titik tolak yang mendorong bangsa ini untuk meraih potensi terbaik sebagai individu dan sebagai masyarakat.
“Kita perlu terus menerus menghidupkan semangat perjuangan kemerdekaan. Walau momen peringatan HUT Ke-79 RI sudah berlalu di bulan Agustus, kita berkomitmen benar-benar menghormati makna sejati dari kemerdekaan,” ujar Sekretaris Jenderal 9 Srikandi Indonesia (9SI), Eny Sulistyowati, S.Pd. kepada humaniora.id di Jakarta, Minggu (08/09/2024).
Hadir di acara Gebyar Bazar Kemerdekaan (GBK) 951 – Fashion & Kuliner yang digelar di pemukiman padat penduduk di jalan Pandawa Lenteng Agung Jagakarsa Jakarta Selatan, Eny Sulistyowati menegaskan, pentingnya menyadarkan semua pihak.
Betapa pentingnya historiografi dan memori kolektif bangsa dalam membentuk, memahami, dan memelihara kesadaran kebangsaan dan kemerdekaan Indonesia sebagai cara berpikir yang integratif dan menyeluruh.
“Kita semua mungkin datang dengan kapal yang berbeda. Tetapi kita berada di perahu yang sama sekarang. Mari srikandi-srikandi hebat Indonesia bersatu padu membangun Indonesia maju. Berjibaku untuk negeri tercinta menuju Indonesia emas,” ungkapnya.
Selain 9 Srikandi Indonesia (9SI), acara Gebyar Bazar Kemerdekaan (GBK) 951 – Fashion & Kuliner ini, melibatkan sejumlah organisasi sosial kemasyarakatan, antara lain; GRN (Gerakan Rakyat Nusantara), MCB (Music Cafe Bersatu), Kelompok Tani Lenteng Agung, dan lembaga lainnya.
Turut hadir di acara ini R. Yuniono Soehartjahjono (Pembina 9SI), Ambarsari Sulistyawati (Ketua Umum 9SI), RR. Wuyosika Dewi E (Bendahara Umum 9SI), Ketua Panitia Penyelenggara Gebyar Bazar Kemerdekaan (GBK) Agustina Anggaraini, dan artis Iyut Bing Slamet.
“Kemerdekaan juga berhubungan dengan inovasi dan kreativitas. Selain bazar, acara juga kami isi dengan berbagai kegiatan lomba untuk anak-anak. Mereka juga butuh ruang kemerdekaan untuk berkreativitas,” ujar Agustina Anggaraini, aktivis perempuan yang juga salah satu Pendiri Yayasan 9 Srikandi Indonesia (9SI).
Hadir juga di acara ini sejumlah pimpinan organisasi, lembaga swadaya masyarakat, tokoh pemuda, artis, seniman dan penggiat sosial dan budaya, serta warga masyarakat.
Eny Sulistyowati kembali menjelaskan bahwa pihaknya juga telah merencanakan kegiatan 9 Srikandi Indonesia (9SI) berikutnya, yaitu berupa kegiatan peduli Stunting.
“Peduli Stunting menjadi perhatian 9 Srikandi Indonesia (9SI) karena pengaruhnya terhadap kecerdasan kognitif anak. Insya Allah kegiatan berikutnya juga di tempat ini akan kita gelar acara peduli stunting untuk menekan angka stunting di Indonesia,” terang Eny.
9 Srikandi Indonesia didirikan oleh 9 perempuan Indonesia, yang bersepakat berhimpun dan ingin ikut terlibat bagi kemajuan bangsa. Para perempuan tersebut, Ambarsari Sulistyawati, Agustina Anggaraini, Phio Romaito Masquline Sitorus, Soraya Siahaan, Dian Andriani Chaniago, RR. Wuyosika Dewi E, Frida Sintah, Nenda Martia Sari, dan Eny Sulistyowati, S.Pd.
9 Srikandi Indonesia (9SI) fokus pada berbagai kegiatan sosial kemanusiaan, seni, budaya, dan pendidikan. Mengadakan kegiatan wisata budaya khususnya bagi generasi muda agar lebih mengenal dan mencintai kekayaan budaya dan adat istiadat di Indonesia.
Memberikan bantuan kepada korban bencana alam, pengungsi, imigran termasuk rumah singgah sementara atau dalam jangka waktu yang lama. Memberikan bantuan kepada tuna wisma, fakir miskin dan gelandangan.
Menyelenggarakan bakti sosial untuk masyarakat pra-sejahtera. Melakukan kegiatan sosial di panti asuhan, panti jompo dan panti wreda.
9 Srikandi Indonesia juga menyelenggarakan pendidikan formal dan non formal, workshop dan seminar-seminar, mencakup pengajaran seni, drama dan musik, dan pendidikan lainnya.
Mengadakan berbagai pelatihan dan membimbing para penggiat UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) agar dapat meningkatkan dan memajukan hasil usahanya./***