humaniora.id – Indramayu – Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) secara tegas menolak rencana IPO (Initial Public Offering) PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Sebab IPO ini diduga menjadi jalan pintas bagi para pemburu rente untuk mencaplok perusahaan negara yang strategis bagi pemenuhan kebutuhan rakyat alias privatisasi. Seperti dikutip dari akun Instagram Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu @fsppb pada 06/02.
Pernyataan tersebut direspon juga oleh Serikat Pekerja Pertamina Bersatu Balongan (SP-PBB) yang ikut menyatakan penolakan. “SP-PBB secara tegas dengan ini menolak aksi korporasi yang melakukan privatisasi PT. PGE melalui IPO dan menuntut penghentian semua upaya privatisasi seluruh unit usaha Pertamina, Tidak ada satupun alasan yang dapat dibenarkan aset negara diperlakukan menjadi bukan lagi milik negara, lalu kemudian dijual kepada Swasta dan Asing?” ujar Dendy Haryadi Plt. Ketua umum SP-PBB dalam pernyataannya, Selasa (7/2) melalui pers release.
Dendy Haryadi, menyebutkan pihaknya dan seluruh SP’s Konstituen Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu tidak menemukan urgensi dari rencana IPO selain untuk menjual aset kepada pihak swasta yang diduga menguntungkan para pemburu rente. Ia menambahkan selama ini PGE mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun, berbagai penghargaan juga terus diraih oleh PT PGE dengan tetap 100 persen milik Pertamina.
Negara Indonesia memiliki kurang lebih 40 persen cadangan geothermal dunia dengan potensi cadangan Ki 25.4 Giga Watt atau setara dengan 25.4 miliar Watt yang menjadikan Indonesia sebagai Negara pemilik cadangan terbesar di dunia.
Sampai dengan tahun 2022 PT. PGE memegang kuasa atas WKP Panas Bumi terbesar di Indonesia dengan total 13 Wilayah Kerja baik dengan skema operasi sendiri ataupun Joint Operation Contract.
Dijelaskan juga bahwa dalam hal pendanaan investasi, PT PGE tidak pernah kesulitan mendapatkan mitra strategis dalam setiap proyek pengembangan bisnisnya termasuk sangat mudah dalam mendapatkan Soft Loan. Faktanya saat ini PT PGE telah dan sedang bekerja sama dengan banyak pihak sebagai Lender strategis dan mendapatkan bunga pinjaman lunak.
Ia mengatakan Pertamina sebagai holding dengan penguasaan di sektor hulu migas mencapai 65 persen serta semua upaya efisiensi dan optimasi bisnis di bawah kepemimpinan Nicke Widyawati dan di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo sebagai Presiden RI sedang mengukir sejarah keuntungan tertinggi sepanjang sejarah dengan torehan laba tidak kurang dari 57 triliun di tahun 2022, bahkan di masa-masa pandemi dan krisis yang belum berakhir.
Penolakan SP-PBB ini akan berlanjut dengan merencanakan berbagai upaya lanjutan sesuai instruksi induk organisasi FSPPB. Termasuk bersiap siaga melakukan serangkaian rencana organisasi lainnya manakala gugatan atas rencana IPO ini masih tetap diloloskan.
Seperti diketahui PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Tbk. Resmi melantai di bursa setelah diresmikan pada acara Public Expose di Jakarta (01/02/2023). PGE menawarkan 25% sahamnya ke public dengan jumlah saham yang ditawarkan mencapai 10,35 miliar saham dengan masa pembentukan harga Rp 820 – 945 per saham.
Comments 1