Jakarta, humaniora.id – Puisi “Situs Babel” karya Penyair Pulo Lasman Simanjuntak (62 Tahun)- yang approved pekan ini- menggambarkan perjalanan rohani yang terus-menerus mencari makna dalam struktur dan kekuasaan dunia.
Demikian dikatakan oleh Penyair Shiny Ane El’poesya dalam tulisan di Laman Facebook Poiesis Community & Circle di Jakarta, Minggu (3/3/2024).
” Sebuah narasi tentang keinginan untuk meraih kemerdekaan dari yang dianggap sebagai kekuasaan tertinggi, namun akhirnya terjebak dalam belenggu keangkuhan dan keputusasaan,” ucapnya.
Pada awalnya-lanjut penyair muda ini- pelaku mencoba untuk menaklukkan langit dengan bangunan megahnya, mencoba merebut kemerdekaan dari yang dianggap sebagai Tuhan.
“Namun, di tengah keangkuhan itu, timbul ketakutan yang mendalam, dan dia mulai menyadari bahwa kebenaran sejati tidak dapat ditemukan dalam penghambaan diri sendiri atau dalam materi,” kata Shiny Ane El’poesya yang karya puisinya telah diterbitkan dalam buku antologi bersama berjudul “Etape Pejalan Larut”.
Kemudian, muncullah raja Nebukadnezar dalam mimpinya, yang melambangkan kekuatan dunia dan penindasan terhadap kebenaran spiritual.
Dalam pertempurannya dengan raja ini, pelaku menemukan kekuatan iman yang muncul dari dalam, menentang ketidakadilan dan kemiskinan yang melanda.
Pertumbuhan Utang Piutang
Sementara itu pertanyaan yang diajukan melalui media sosial tentang pertumbuhan utang piutang mencerminkan kegelisahan dan ketidakpuasan terhadap keadaan dunia yang terus berubah dan tidak adil.
“Namun, jawaban yang diberikan oleh orang-orang yang setia pada kebenaran spiritual menegaskan bahwa hanya dengan memuja pencipta langit dan bumi, kita dapat menemukan jawaban yang sejati,” ucapnya.
Menurut penyair yang telah menulis cerpen eksperimental berjudul ” Matahari Es153″ dan ” Lubang Gelap” ini, perjalanan pelaku membawa mereka ke tempat pembuangan.
” Di mana mereka merasakan penderitaan dan dosa-dosa yang dilakukan oleh orang-orang yang jahat. Namun, mereka juga menjadi bagian dari pembangunan kembali yang dilakukan oleh Ezra dan Nehemia, menciptakan tembok suci untuk melindungi kebenaran dan keadilan,” katanya.
Akhirnya, Situs Babel runtuh, melambangkan keruntuhan dari kebohongan dan kepalsuan yang telah mendominasi.
“Malapetaka yang mengerikan datang sebagai konsekuensi dari dosa dan ketidakbenaran, tetapi juga sebagai peluang untuk memulai kembali dengan benar, membangun fondasi yang kokoh atas kebenaran dan iman,” pungkasnya.
Berikut sajak SITUS BABEL karya Penyair Pulo Lasman Simanjuntak.Selamat membaca.
Sajak
Pulo Lasman Simanjuntak
SITUS BABEL
tubuh rohaniku terus mendaki
sampai ke kaki-kaki menara
langit kelam
dibangun dengan keangkuhan
ingin merebut kemerdekaan
dari Tuhan
lalu dengan sangat ketakutan
kutulis sejarah suara para dewa
berhala pada diri sendiri
mulai menyembah matahari pagi
maka datanglah raja nebukadnezar
dalam mimpiku
diam-diam mentahbiskan
patung emas setinggi enam puluh hasta
di dataran dura wilayah babilonia
“kamu harus menyembahnya saat sangkakala dibunyikan karena ini akan jadi sembahan manusia akhir zaman yang semakin brutal menyobek kelamin dewa dan korupsikan anggaran pendapatan negara di negeri tanpa matahari,” katanya penuh amarah
jadilah sembahyangku bersama sadrakh, mesakh, dan abednego
persis di pintu dapur api yang menyala-nyala liar
imanku terbangun
dari himpitan batu karang tegar
garang melawan ketidakadilan
kemiskinan yang terus memanjang
kelaparan bertubi-tubi
menusuk pisau bumi
mengapa bunga utang piutang
makin bertumbuh ke atas ? tanyaku lewat media sosial
sampai menembus dua puluh dua ribu triliun rupiah
tersebar dalam kantong-kantong plastik hitam
berakhir pada hamparan beras hitam
“tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku raja ,kami tidak akan memuja dewa tuanku selain pencipta langit dan cakrawala sampai langit ketiga,” jawabnya
aku jadi ikut tertawan
di tempat pembuangan binatang liar
tempat pertambangan
orang-orang durhaka
yang telah mencuri kutuk dosa
berzinah dan bersetubuh tak wajar
dengan perempuan-perempuan asing
sambil tak lupa
rajin memuja dewa bel-marduk
kembali aku ikut menggenapi nubuatan
bersama ezra dan nehemia
membangun tembok kekar kota suci
meratapi tangisan paranabi
“ayo,pembaharuan harus segera dilakukan
sebelum turun hujan anggur kemurkaan
terbakar api dan belerang,” pesan para ahli khatam yang tiba-tiba muncul membawa kitab taurat
menatap mataku berat
mereka seperti minta doa penyembahan
pengampunan nenek moyang
yang terluka darah murtad
terjebak dalam cawan lembab
situs babel sudah rubuh
lenyap ditiup badai gurun pasir
tak bisa bangkit lagi percabulannya
bernyanyi atau menari kepalsuan
di gedung kesenian tempat pemujaan
ribuan katak dan roh-roh najis
tertimbun dosa membatu
jadi timbul malapetaka mengerikan
dibakar api dan belerang
Jakarta, Senin, 5 Juni 2023
***
BIODATA :
Penyair dan Sastrawan Pulo Lasman Simanjuntak memulai karier dalam dunia tulis menulis (kesusasteraan )sejak tahun 1980-an.Karya puisi pertama berjudul IBUNDA dimuat di Harian Umum KOMPAS pada bln Juli 1977.Setelah itu berturut-turut karya puisinya dimuat di 25 media cetak (koran, suratkabar mingguan dan majalah), serta 151 media online, dan majalah digital di Indonesia dan Malaysia.
Karya puisinya juga telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal, dan saat ini tengah persiapan untuk penerbitan buku antologi puisi tunggal ke-8 diberi judul MEDITASI BATU.Selain itu juga puisinya terhimpun dalam 27 buku antologi puisi bersama para penyair seluruh Indonesia.
Saat ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), anggota Sastra ASEAN, Dapur Sastra Jakarta (DSJ) Bengkel Deklamasi Jakarta, Sastra Nusa Widhita (SNW) , Pemuisi Nasional Malaysia, Sastra Sahabat Kita (Sabah, Malaysia), Komunitas Dari Negeri Poci, Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), Kampung Seni Jakarta (KSJ), Sastra semesta, dan Forbes TIM.
Bekerja sebagai wartawan bermukim di Pamulang Kota Tangerang Selatan.
Facebook : Bro + Lasman Simanjuntak
Instagram : Lasman Simanjuntak
Youtube : Lasman TV
Tik Tok : Lasman Simanjuntak