humaniora.id – Situasi di mana atasan atau leader mengaku-aku prestasi orang lain memang bisa menimbulkan perasaan tidak nyaman, terutama jika Anda merasa kontribusi dan pencapaian Anda diabaikan.
Dalam dunia kerja, di mana hubungan interpersonal sangat penting, hal ini bisa mempengaruhi dinamika tim dan kepercayaan antar anggota.
Namun, cara Anda merespons sikap tersebut bisa berdampak besar terhadap reputasi Anda dan hubungan Anda dengan atasan serta rekan-rekan kerja.
Berikut adalah beberapa sikap bijaksana yang bisa Anda ambil jika menghadapi atasan atau leader yang suka mengaku-aku prestasi Anda:
1. Fokus pada Pencapaian Pribadi Anda
Meskipun atasan Anda mungkin mengklaim prestasi Anda, tetaplah fokus pada pencapaian pribadi.
Tunjukkan kualitas pekerjaan Anda dengan tetap konsisten memberikan hasil terbaik dan meningkatkan keterampilan Anda.
Prestasi sejati akan terlihat dengan sendirinya, dan orang lain di sekitar Anda tentu akan mengenali kontribusi yang telah Anda berikan.
Jika Anda melakukan pekerjaan dengan dedikasi dan integritas, pada akhirnya reputasi Anda akan terbukti lebih kuat daripada klaim yang dibuat oleh orang lain.
2. Komunikasikan Pencapaian Anda Secara Profesional
Anda tidak perlu membantah atau terlibat dalam konflik langsung dengan atasan, tetapi penting untuk memastikan bahwa pencapaian Anda diakui.
Salah satu cara yang dapat Anda lakukan adalah dengan mencatat prestasi dan kontribusi Anda secara tertulis dan mempresentasikannya dengan cara yang profesional saat ada kesempatan untuk melakukannya (misalnya dalam laporan rutin atau evaluasi kinerja).
Jika atasan mengklaim prestasi Anda dalam pertemuan atau diskusi kelompok, Anda bisa dengan bijak memberi klarifikasi tanpa menimbulkan konfrontasi.
Misalnya, “Saya senang bisa berkontribusi dalam proyek ini dan tim kami telah bekerja keras untuk mencapai hasil ini bersama-sama.”
3. Bangun Komunikasi yang Terbuka dengan Atasan
Jika Anda merasa hal ini menjadi masalah yang berkelanjutan, cara terbaik adalah berbicara secara langsung dengan atasan Anda dalam suasana yang santai dan profesional.
Anda bisa menyampaikan perasaan Anda tentang pentingnya penghargaan atas kontribusi tim dan diri sendiri.
Pastikan untuk menyampaikan pendapat Anda dengan penuh rasa hormat dan hindari sikap defensif.
Fokuskan percakapan pada bagaimana Anda dan tim dapat berkolaborasi lebih baik lagi untuk mencapai tujuan bersama, dan bagaimana setiap kontribusi bisa dihargai dengan cara yang lebih adil.
4. Tetap Profesional dan Hindari Konflik yang Tidak Perlu
Meskipun mungkin mengganggu, hindari terlibat dalam drama atau gossip di tempat kerja. Dalam situasi seperti ini, menjaga sikap profesional adalah hal yang paling bijaksana.
Jangan sampai reaksi Anda terhadap sikap atasan justru merugikan Anda atau memperburuk hubungan dengan kolega lainnya.
Penting juga untuk mengelola emosi Anda agar tidak terbawa suasana. Menjaga profesionalisme dalam setiap interaksi akan memperlihatkan bahwa Anda dewasa dan mampu mengendalikan diri.
5. Berfokus pada Kepentingan Tim
Dalam dunia direct selling, kesuksesan sering kali bergantung pada kerja sama tim.
Alih-alih terfokus pada siapa yang mendapat kredit, lebih baik Anda melihat gambaran yang lebih besar: bagaimana Anda dan tim dapat saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama.
Jika atasan atau leader mengklaim prestasi Anda, coba alihkan fokus Anda pada pertumbuhan dan pencapaian tim secara keseluruhan.
Jika Anda menempatkan kepentingan tim di atas pribadi, ini akan membuat Anda lebih dihormati oleh kolega dan bahkan bisa memperkuat posisi Anda sebagai pemimpin yang berbasis pada kerjasama.
6. Menghargai Rekan Kerja dan Berkolaborasi
Jika Anda merasa bahwa atasan mengaku-aku prestasi Anda, alih-alih membiarkan hal itu merusak hubungan, Anda bisa tetap menghargai dan memberikan kredit kepada rekan-rekan tim yang telah membantu Anda mencapai tujuan.
Ini menunjukkan bahwa Anda adalah individu yang percaya pada kolaborasi dan tidak terfokus pada persaingan atau klaim pribadi.
Dengan memberi pengakuan pada kontribusi orang lain, Anda akan tetap dihargai oleh rekan kerja, dan menciptakan budaya kerja yang positif dalam tim Anda.
7. Pertimbangkan untuk Menyusun Feedback dari Tim
Jika hal ini terjadi secara terus-menerus dan mulai memengaruhi moral tim atau pekerjaan Anda, Anda bisa mencoba untuk menyarankan mekanisme feedback yang lebih terbuka dan transparan.
Ini bisa berupa sesi umpan balik rutin yang diadakan untuk memberi penghargaan atas kontribusi seluruh anggota tim.
Melibatkan tim dalam memberi penilaian terhadap kinerja akan memberikan pengakuan yang adil terhadap setiap individu, dan pada akhirnya akan mengurangi klaim yang tidak sesuai dari atasan.
8. Evaluasi Kembali Posisi Anda
Jika Anda merasa bahwa sikap atasan yang suka mengklaim prestasi Anda sudah mulai mengganggu perkembangan karir Anda atau tidak menciptakan lingkungan yang sehat, evaluasi kembali posisi Anda di perusahaan.
Terkadang, berada dalam lingkungan yang tidak mendukung bisa menghambat potensi Anda untuk berkembang.
Jika situasi ini tidak bisa diperbaiki, mungkin sudah saatnya Anda mempertimbangkan kesempatan baru di tempat lain yang lebih menghargai kontribusi Anda.
Kesimpulan: Tetap Tenang, Profesional, dan Fokus pada Tujuan
Menghadapi atasan atau leader yang mengaku-aku prestasi Anda memang tidak mudah, tetapi yang paling penting adalah jaga sikap profesional dan fokus pada tujuan Anda.
Dengan menunjukkan kinerja terbaik, menjaga hubungan baik dengan tim, dan mengelola situasi dengan bijaksana, Anda tetap bisa berkembang meskipun tantangan tersebut ada.
Sikap yang tepat dalam menghadapi situasi ini akan membantu Anda untuk tetap dihormati, baik oleh atasan maupun rekan-rekan kerja, serta memberi kesempatan untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar di masa depan.