PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk beriktikad baik dengan terus mengupayakan berbagi informasi tentang obat-obat herbal sekaligus membuka wawasan para dokter tentang manfaat obat herbal serta bagaimana mengintegrasikannya ke dalam praktik medis modern.
Untuk itu Sido Muncul mengundang sejumlah dokter dari berbagai keahlian dan spesialisasi untuk mengikuti roundtable discussion bersama Direktur Sido Muncul Dr. (H.C.) Irwan Hidayat di House of Jamu, Cipete, Jakarta, Jumat lalu (28/2/2025).
Sebanyak 15 dokter yang hadir berasal dari berbagai wilayah, seperti Jakarta, Tangerang, Serang, hingga Cilegon antusias menyimak penjelasan dan pengalaman sulung dari 5 bersaudara generasi kedua Sido Muncul yakni Irwan Hidayat, J Sofjan Hidajat, Johan Hidayat, Sandra Hidayat, dan David Hidayat, dalam upaya membuka wawasan dokter tentang potensi obat herbal.
Melalui roundtable discussion ini, Sido Muncul ingin berbagi informasi tentang obat-obat herbal sekaligus membuka wawasan para dokter tentang manfaat obat herbal serta bagaimana mengintegrasikannya ke dalam praktik medis modern.
Untuk mengintegrasikan obat herbal ke dalam praktik medis, Irwan menerima berbagai masukan. Salah satunya terkait standar utama dalam dunia medis yaitu obat memiliki dosis yang tepat dan terstandarisasi.
Untuk memudahkan para dokter dalam memahami khasiat obat herbal, Sido Muncul telah menyusun sebuah kompendium yang berisi literatur dan hasil riset ilmiah tentang berbagai bahan herbal.
Untuk memudahkan para dokter dalam memahami khasiat obat herbal, Sido Muncul telah menyusun sebuah kompendium yang berisi literatur dan hasil riset ilmiah tentang berbagai bahan herbal.
“Dokter ini harus belajar tentang khasiat bahan-bahan alam. Kalau mereka tahu, mereka akan mengobati pasien pakai obat-obat herbal,” ujar Irwan kepada media.
“Makanya kami membuat kompendium. Misalnya, kunyit itu manfaatnya apa. Kami telah melakukan riset-riset ilmiah. Literatur-literatur juga kami kumpulkan jadi satu. Dengan para dokter mau membaca dan menpelajari kompendium ini , mereka jadi tahu kegunaan jenis obat-obatan herbal. Sehingga bisa langsung mengobati atau paling tidak memberi resep,” imbuhnya.
Kompendium ini diharapkan dapat menjadi panduan praktis bagi para dokter untuk bisa memanfaatkan obat-obat herbal dan mengakomodir kebutuhan masyarakat. “Yang penting bagaimana dokter itu ngerti semua tentang khasiat tanaman obat,” tandas Irwan.
Selain itu untuk mengintegrasikan obat herbal ke dalam praktik medis, Irwan menerima berbagai masukan. Salah satunya terkait standar utama dalam dunia medis yaitu obat memiliki dosis yang tepat dan terstandarisasi.
Irwan menjelaskan bahwa obat-obat herbal produksi Sido Muncul telah terstandarisasi dan melalui serangkaian uji.
“Setiap batch produk kami telah melalui serangkaian uji. Mulai dari fertilizer, pestisida, aflatoksin, logam berat, cemaran mikroba, DNA babi, etilen glikol, dan dietilen glikol. Itu yang kami jelaskan supaya dokter-dokter tahu. Kalau dokter tahu produknya bagus dan terstandar, jadi bisa menganjurkan ke pasien untuk bisa dikonsumsi,” jelas Irwan.
Dengan standarisasi yang ketat, diharapkan para dokter dapat lebih percaya diri dalam meresepkan atau merekomendasikan obat herbal kepada pasien.
“Salah satu cita-cita saya, yaitu bagaimana obat herbal bisa digunakan di pelayanan kesehatan formal bekerja sama dengan para dokter (konvensional). Kalau sekarang sama sekali jarang yang menggunakan obat herbal karena nggak ngerti kegunaannya,” ungkap Irwan.
Tantangan Integrasi Herbal Dunia Medis
Dokter Rianti Maharani M.Si, FINEM, AIFO-K selaku moderator dalam diskusi ini, mengungkapkan bahwa roundtable discussion terselenggara karena semangat Sido Muncul untuk berkontribusi bagi dunia kedokteran.
Dia mengapresiasi niat baik Sido Muncul atas inisiasi ini. Sebab, dunia kedokteran saat ini didominasi oleh pengobatan barat dengan obat-obatan berbasis kimia. Padahal Indonesia memiliki potensi obat herbal yang begitu besar dan telah dipercaya lebih dari ratusan tahun. “Diharapkan dalam diskusi ini dapat membuka wawasan para dokter agar mereka lebih memahami potensi dan manfaat obat herbal. Sehingga tidak lagi skeptis dan mulai mempertimbangkan penggunaannya dalam praktik kedokteran, baik untuk pasien maupun diri mereka sendiri,” tutur dr. Rianti. Dia melihat bahwa salah satu tantangan untuk mengintegrasikan atau mensosialisasikan obat-obatan herbal adalah karena masih minimnya wawasan dokter tentang manfaat dan khasiat obat herbal.
“Mereka mengaku sudah memiliki ketertarikan untuk mempelajari obat herbal, tetapi sering kali bingung harus belajar dari mana. Tidak semua dokter bisa mengambil pendidikan khusus seperti Magister Herbal Medik, karena membutuhkan waktu yang lama,” bebernya.
Dokter Arius Karman, MARS juga sependapat bahwa pengetahuan dokter terhadap obat-obat herbal masih terbatas karena selama pendidikan lebih banyak diajarkan tentang obat-obat kimia..
”Dari awal sekolah sampai selesai lebih banyak dikasih ilmu obat-obatan kimia dan pengobatan barat. Padahal kemampuan herbal-herbal itu bagus sekali. Sewaktu kuliah kita nggak diajarin tentang herbal itu,” ucapnya.
Pengalaman Para Dokter terhadap Obat Herbal
Dokter Arius menyambut positif hadirnya forum diskusi bersama Sido Muncul untuk meningkatkan pemahaman tentang obat-obatan herbal.
“Dari pengalaman praktek di klinik, saya kombinasikan obat herbal sebagai pendamping obat-obatan kimia. Misalnya, orang sakit lambung. Lalu, untuk nafsu makan, saya juga kombinasikan daun kelor. Kita bisa gerus dan masukkan ke dalam sirup. Obat herbal ini dasarnya bagus sekali, tinggal bagaimana cara kita meraciknya dan memberikan kepada pasien,” jelas dr. Arius.
Namun dia menekankan bahwa efektivitas herbal juga bergantung kepada daya tahan tubuh pasien, dosis, dan indikasi kesehatan.
Sementara dr Fiqih Nur Indah Syari dari Cilegon menambahkan bahwa banyak masyarakat yang sudah percaya dengan produk obat herbal, salah satunya Tolak Angin Sido Muncul. Sementara dr Fiqih Nur Indah Syari dari Cilegon menambahkan bahwa banyak masyarakat yang sudah percaya dengan produk obat herbal, salah satunya Tolak Angin Sido Muncul. “Makanya mereka minta lagi dengan menyediakan obat tersebut untuk dikonsumsi pada saat kondisinya sedang kurang enak badan. Masuk angin, pegel linu, enggak enak badan yang dicari Sido Muncul. Selama ini gak ada yang komplain. ” kata dr. Fiqih.
Selain dr. Arius dan dr. Fiqih, peseta dokter lain juga berbagi pengalaman terkait penggunaan obat herbal. Seperti dr. Suwandy, Sp.Ak dari RSUD Dr Adjidarmo Lebak yang mengatakan bahwa produk herbal Sido Muncul sudah banyak digunakan, baik oleh dokter maupun pasien.
“Pasien yang datang ke kliniknya sering kali sudah mengonsumsi produk ini saat merasa tidak enak badan, masuk angin, atau gejala lainnya,” ujarnya.
Ia juga menceritakan kalau anaknya lebih menyukai produk herbal dalam bentuk tablet karena tidak terlalu terasa mintnya. Sementara, istrinya lebih menyukai bentuk cair karena merasa lebih efektif untuk masalah lambung.
Dengan berbagai jenis herbal dan penyajian. dr. Suwandy pun menyarankan lebih banyak sosialisasi mengenai manfaat dan standar produk herbal agar diterima lebih luas di dunia medis.
Short Course dan Visit Pabrik Sido Muncul
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan roundtable discussion ini, Sido Muncul berencana memberikan short course atau pelatihan bagi para dokter.
Dr. Rianti mengatakan rencana short course ini sangat baik mengingat banyak dokter yang tertarik untuk mempelajari tentang obat herbal. Melalui pelatihan yang difasilitasi Sido Muncul diharapkan bisa memberikan informasi mengenai standar produksi obat herbal agar para dokter lebih yakin dalam merekomendasikannya kepada pasien. Dengan begitu, mereka tidak hanya melarang pasien menggunakan obat herbal secara sembarangan, tetapi juga bisa memberikan panduan yang benar berdasarkan ilmu yang sudah mereka pelajari,” pungkas dr. Rianti.