humaniora.id – Remy Sylado adalah salah satu sastrawan terkemuka Indonesia, dengan gaya yang khas dan cenderung nakal, makanya ia menyebut dirinya penyair mbeling.
Mbeling dalam bahasa Jawa berarti nakal atau nyeleneh. Ia pernah rekaman album berisi pembacaan puisinya bersama dengan Rendra, itu mungkin bisa menjadi satu indikasi bahwa ia sebenarnya memiliki pesona atau wibawa sebesar yang dimiliki oleh Rendra, dalam perspektif berbeda.
Remy yang meninggal pada 12 Desember 2022 lalu adalah seorang seniman multi talenta. Ia bukan hanya piawai menulis puisi, cerpen, novel dan naskah drama, bahkan ia juga berkemampuan bagus di bidang musik.
Ia juga wartawan musik hebat dari Majalah Musik legendaris Aktuil. Beberapa album musik pernah ia lahirkan, yang paling senasional tentu saja adalah “Orexas” (Organisasi Sex Bebas), sebuah drama yang ia musikalisasikan dan membuat heboh di awal tahun 80-an.
Secara mbeling pula ia pernah mementaskan opera “Jesus Sang Superstar”, dimana tokoh Jesus digambarkan berkulit hitam dan menaiki becak! “Jesus Sang Superstar” garapan Remy tentu saja adalah penafsiran ulang atas rock opera “Jesus Christ Superstar” milik Andrew Lloyd Webber dan Tim Rice di tahun 1970.
Para seniman Depok yang memiliki agenda rutin Ngopi Puisi, kali ini berkenan mengenang almarhum Remy Sylado lewat acara yang bertajuk “Membaca Puisi Mbeling Remy Sylado”.
Acara Seniman Depok Ngopi Puisi akan diselenggarakan di Kafe Derek Lekker, Depok, Jawa Barat, Minggu siang 29 Januari 2023.
Sederet seniman dari berbagai disiplin bidang akan ikut meramaikan acara ini. Tercatat misalnya ada Mustafa Ismail, Tora Kundera, Willy Ana, Arie F. Batubara, Arief Jokowicaksono, Bambang wahyudin, Ira J. Rahim, Widyani Edelweis, Ki Sungsang, Purwanti SR, Mutiara Azzahra, Mahwi Airtawar, Rita Jassin.
Mereka berasal dari berbagai bidang seni, dari mulai sastra, seni rupa, teater dan musik. Acara tersebut akan diisi juga oleh orasi mbeling yang akan dibawakan oleh Ir. H. Nuroji, budayawan Betawi Depok yang juga anggota Komisi X DPR-RI.
Acara Ngopi Puisi sendiri adalah sebuah acara yang bersifat apresiatif dan tidak komersial, dimana di dalamnya berisi beberapa komunitas, seperti Komunitas Sarungan Indonesia, Gong Merah Putih, Laskar Sarung Budaya, Sastra Margonda, Imaji Indonesia, Penulis Sarungan Indonesia, Poros Selatan, Info Sastra, Storia Sastra, Depok Interakti dan Lembaga Kebudayaan Depok (LKD).
Menurut Tora Kundera, salah seorang penggagas acara tersebut, “Ngopi Puisi sejatinya adalah kegiatan baca puisi yang miip dengan tadarusan, tanpa panggung dan bisa dilakukan dimana saja, di warung kopi, pos ronda, danau, gunung, pinggir jalan dan sebagainya.
Tujuan utama kegiatan Ngopi Puisi adalah lebih mendekatkan puisi ke masyarakat. Oleh karena tempatnya selalu berbeda di setiap event, maka tema yang diusung pun selalu pula berbeda.”
Perihal pemilihan mengangkat karya Remy Sylado pada penyelenggaraan Seniman Depok Ngopi Puisi kali ini, Tora berujar, “karya-karya Remy Sylado cukup dahsyat, sehingga memiliki pengaruh bagi dunia sastra di tanah air.
Puisi mbeling menjadi genre tersendiri yang saat itu seolah melawan arus sastra mainstream, sehingga lahir nama-nama besar seperti Yudhistira ANM Massardi, Jose Rizal Manua dan lainnya.”
Comments 2