humaniora.id – Pada peringatan HUT UNIMA Indoneya yang ke-14 tanggal 15 Desember 2023 yang lalu, di gelar Wayang Ental – Sanggar Seni Kuta Kumara Agung–Bali.
Penampilannya menarik perhatian saya. Lalu saya berusaha mencari tahu lewat informasi di google, dan inilah sekilas informasi tentang Wayang Ental 3 Dimensi.
Eksplorasi Gerak Wantah dan Gerak Maknawi dalam Seni Pertunjukan Wayang Ental 3 Dimensi
Keberadaan Wayang Kulit Bali sebagai bali-balihan atau hiburan di kalahkan oleh arus globalisasi seperti, kehadiran televisi yang menampilkan banyak hiburan maupun smartphone yang sangat menarik perhatian masyarakat kini.
Melihat fenomena tersebut, para seniman dalang semakin bangkit dalam upaya membangun kreativitas demi keberlangsungan hidup kesenian wayang. Berdasarkan hal tersebut muncul gagasan pencipta untuk mengadopsi ental ke dalam bentuk karya seni pertunjukan wayang inovatif.
Seni wayang ental adalah salah satu bentuk seni wayang yang di ciptakan oleh Dalang I Gusti Made Darma Putra. Wayang ental menggunakan boneka yang terbuat dari ental (daun lontar) dan memiliki bentuk yang menyerupai manusia.
Dalang menggunakan boneka-boneka tersebut untuk memerankan cerita dengan teknik manipulasi yang sangat dinamis.
Salah satu hal yang membedakan wayang ental dengan seni wayang lainnya adalah penggerakan dari wayang tersebut. Di mana setiap wayang di gerakan atau dimainkan oleh satu orang.
Wayang ental juga di kenal dengan keindahan kostum-kostum yang dipakai oleh boneka, yang biasanya di rancang dengan ornamen-ornamen yang kaya akan detail. Kostum-kostum tersebut di hiasi dengan kain-kain bertekstur yang melambangkan status sosial atau karakteristik tokoh yang di pentaskan.
Selain itu, wayang ental juga mengandung unsur-unsur religius dan moral yang kuat, dengan menceritakan kisah-kisah epik dari Ramayana dan Mahabharata serta legenda-legenda tradisional.
Pertunjukan wayang ental 3 dimensi memiliki kontribusi yang signifikan dalam penambahan khasanah pengetahuan, terutama dalam konteks pendidikan dalang, akademisi, dan masyarakat seni pedalangan.
Konsep ini menginspirasi dan memberikan contoh baru bagi calon dalang dan pelaku seni pedalangan untuk lebih kreatif dan eksperimental dalam penyajian cerita.
Semangat untuk terus berkarya dan melestarikan seni tradisional Bali
Bagi pendidikan dalang, pertunjukan Wayang Ental 3 Dimensi menjadi sumber inspirasi yang berharga. Selain itu, kontribusi ini juga penting dalam konteks akademisi dan penelitian.
Seni pedalangan, khususnya pertunjukan Wayang Ental 3 Dimensi, memberikan materi yang menarik untuk dianalisis. Dari berbagai sudut pandang seperti gerak, narasi, dan pesan moral.
Hal ini memberikan kesempatan bagi para akademisi untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana seni pedalangan dapat berkembang dan beradaptasi dengan zaman. Bagi masyarakat seni pedalangan, pertunjukan ini menjadi inspirasi untuk terus mengembangkan seni wayang dengan cara yang inovatif.
Salah satu contohnya adalah penggabungan gerak wantah dan gerak maknawi. Hal yang membuat seni tradisional tetap relevan dan menarik bagi penonton masa kini.
Pertunjukan Wayang Ental 3 Dimensi tidak hanya meningkatkan pengetahuan. Akan tetapi juga memberikan dorongan semangat bagi para pelaku seni pedalangan. Semangat untuk terus berkarya dan melestarikan seni tradisional Bali dengan cara yang lebih modern dan kreatif.