humaniora.id – Sebanyak 420 penonton menyaksikan dengan seksama penampilan seni budaya klasik Wayang Orang “Arjuna Wiwaha” yang digelar di Teater Kautaman Gedung Pewayangan Jakarta Timur, Minggu, 9 Juli 2023.
Fragmen berdurasi 100 menit ini diselenggarakan Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENAWANGI). Berkerjasama dengan Sanggar Seni Pawiyatan Kabudayaan Karaton Surakarta Hadiningrat, yang dipimpin salah satu putri Paku Buwana ke XII, GKR Koes Moertiyah Wandansari.
“Kami berharap kerjasama dengan Keraton-Keraton dapat ditingkatkan. Mengingat Keraton adalah sumber seni budaya yang original dan mempunyai nilai-nilai adiluhung. Bermanfaat bagi masyarakat, khususnya generasi muda sebagai pendidikan karakter,” ujar Ketua Umum Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENAWANGI), Marsekal Madya TNI (Purn) FH. Bambang Soelistyo memberi sambutan.
Bambang Soelistyo sekaligus menyampaikan permohonan maaf sambutannya disampaikan secara virtual karena sedang menghadiri undangan rapat tahunan UNESCO di kantor pusat Unesco di Paris Prancis.
“Kami menyampaikan penghargaan kepada para tamu yang berkenan hadir. Khususnya terima kasih kepada Gusti Moeng (GKR Koes Moertiyah Wandansari) yang telah menyiapkan pertunjukan kesenian Karaton Surakarta luar biasa,” ungkapnya.
Dari kantor pusat Unesco di Paris Prancis Bambang didampingi Direktur UNESCO Bidang Intangible Cultural Heritage, Dr. Timothy Stephen Curtis.
“Kami menyampaikan rasa bangga dan mengapresiasi kerja keras SENAWANGI. Terus berjuang melestarikan Wayang sebagaimana diamanahkan UNESCO,” ujar Dr. Timothy Stephen Curtis memberi sambutan.
Pementasan Wayang Orang “Arjuna Wiwaha” merupakan program dari Teater Wayang Indonesia (TWI). TWI adalah hasil besutan Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENAWANGI), bekerjasama dengan Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) dan Gedung Pewayangan Kautaman (GPK).
Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENAWANGI) memang tidak bisa berjalan sendiri. SENAWANGI adalah mitra strategis Pemerintah dalam upaya pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan seni budaya.
TWI pada tahun 2023 melakukan kerjasama dengan Keraton Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Kanoman Cirebon, Pakualaman Yogyakarta, dan Pura Mangkunegaran Surakarta. Menyajikan kesenian khas Keraton dengan tema “Pentas Pesona Kejayaan Seni Budaya Keraton Jawa.”
Ikut menyaksikan pementasan ini antara lain, Staf ahli Memparekraf Bidang Inovasi dan Kreativitas, Restog Krisna Kusuma, dan Pamong Budaya mewakili Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Sri Hartini.
Hadir juga sejumlah seniman, budayawan dan tokoh-tokoh masyarakat, diantaranya Ninok Leksono (wartawan senior), Seto Mulyadi (Kak Seto), Ira Wibowo (artis), KP Jaya Suprana Founder Museum Rekor Indonesia (MURI).
Jaya Suprana hadir selain mengapresiasi pementasan juga memberikan penghargaan kepada almarhum Sri Susuhunan Pakubuwana XII sebagai Raja Pertama yang mengakui Kemerdekaan Indonesia. Rekor diserahkan kepada Gusti Moeng selaku wakil keluarga PB XII.
Produser Eksekutif TWI, Im Rini Hariyani menyampaikan banyak terima kasih kepada para pendukung acara, penonton dan sponsor.
“Kami berharap pementasan seperti ini dapat berlanjut sesuai dengan program yang telah ditetapkan Teater Wayang Indonesia (TWI),” terang Im Rini Hariyani.
Kepala Bagian Humas SENAWANGI, Suryandoro menyampaikan, pergelaran kali ini menjadi sangat lengkap dan menarik karena diawali dengan talk show menyoal seni budaya bertajuk “Nilai-Nilai Seni Budaya Karaton Surakarta”.
Menghadirkan nara sumber Gusti Moeng selaku pengageng Pawiyatan Kabudayan Karaton Surakarta Hadiningrat. Talk show dipandu Dwi Woro Retno Mastuti, M.Hum (Dosen Sastra dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia).
“Talk show ini menjadi daya pikat bagi mahasiswa yang hadir. Mereka ingin mengetahui lebih jauh tentang sejarah perjalanan Karaton Surakarta beserta nilai-nilai seni budaya yang menyertainya,” papar Suryandoro.
Pergelaran Wayang Orang “Arjuna Wiwaha” didukung 65 seniman kraton. Sutradara Fragmen Wayang Orang Arjuna Wiwaha, Kanjeng Raditya Lintang Sasongka berharap agar para penonton dapat membawa pulang sebuah makna perlunya pengendalian diri dan perjuangan dalam meraih cita-cita.
Pergelaran Wayang Orang “Arjuna Wiwaha” menceritakan tentang keberhasilan Raden Arjuna dalam bertapa di gunung Indrakila dengan sebutan Begawan Mintaraga.
Ketika bertapa, Arjuna tidak terusik dengan godaan para bidadari utusan Dewa, yang berarti Arjuna dapat mengendalikan hawa nafsunya. Arjuna berhasil mengemban amanah Dewa menumpas angkara murka yang berujud raksasa sakti bernama Prabu Niwatakawaca.
Atas keberhasilan tersebut, Arjuna diwisuda oleh Dewa dengan gelar Prabu Arjuna Wiwaha dan diberikan tahta di Kerajaan Selakandha Waru Binangun./*
Comments 1