Oleh: H. J. FAISAL
Kenapa harus terburu-buru untuk meminta maaf? Bukankah anda masih punya waktu sampai bulan Oktober 2024 ini, untuk masih bisa menikmati kekuasaan anda sebagai pucuk pimpinan negara?
Itu artinya, dalam waktu 3 bulan ke depan ini, anda sesungguhnya masih punya banyak waktu dan kesempatan untuk melakukan berbagai macam ‘manuver’ dan pencitraan dengan menggunakan kekuasaan anda, seperti yang biasa anda lakukan, bukan? Maka dari itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya sisa waktu tersebut …..jangan anda sia-siakan.
Padahal sejatinya, bukankah masih banyak pekerjaan yang belum selesai anda lakukan? Contohnya, bumi Kalimantan yang tadinya hijau merona, subur makmur, tempat para rakyat adat hidup dan menghidupi keluarganya dengan damai, tempat dimana biota hutan dapat hidup dengan tenang, kini habis digunduli oleh anda tanpa ada kajian yang lebih mendalam tentang analisa dampak lingkungannya terlebih dahulu, dan berpotensi menjadi terbengkalai dan menjadi kota hantu dalam beberapa tahun kedepan, dikarenakan tempat yang selalu anda pamerkan bersama para buzzer dan influencer anda yang cantik-cantik dan seksi-seksi tersebut, ternyata tidak menarik bagi para investor kelas dunia, sehingga tidak mendapatkan pemodal atau investasi sedikitpun untuk anda kembangkan menjadi ibu kota baru negeri ini?
Dan juga, bukankah dalam waktu tiga bulan terkhir ini, anda masih harus bertanggungjawab untuk menstabilkan nilai tukar rupiah kebanggaan bangsa ini, dan mengembalikannya ke posisi nilai yang kuat, wajar, dan stabil? Masak hanya cukup dengan meminta maaf, kemudian anda akan tinggalkan nilai tukar rupiah dalam keadaan jeblok (tembus di angka 16.195/US Dollar per awal Agustus 2024 ini), sehingga menambah tumpukan penderitaan rakyat, dikarenakan nilai inflasi barang-barang kebutuhan pokok, yang membuat harganya menjadi melonjak?
Belum lagi, anda dan kroni-kroni anda yang tergabung di dalam kabinet kementrian anda, harus pula bertanggungjawab untuk melunasi semua hutang-hutang negara yang terus membengkak (salahsatunya dikarenakan nilai rupiah yang anjlok tersebut), yang mana sampai akhir bulan Juni 2024 ini sudah menyentuh di level angka Rp8.845 trilliun? Apakah cukup dengan meminta maaf, kemudian masalah hutang negara yang menjadi beban semua rakyat ini menjadi lunas?
Ataukah beban ini akan anda ‘transfer’ begitu saja ke kepemimpinan penerus anda selanjutnya? Kasihan sekali penerus anda kalau begitu….aaah, tapi kenapa penerus anda juga terlihat bersemangat sekali untuk menggantikan anda ya?
Yang penting berkuasa….apapun masalah yang ada, itu nanti saja, sebab berkuasa itu nikmat, bisa mendapatkan segalanya dengan kekuasaan. Mungkin itu yang ada di dalam pemikiran penerus anda dan kroni-kroni barunya, ya…? Kalua begitu, sama persis seperti pemikiran anda, bukan?
Dan masih segar dalam ingatan kami sebagai anak bangsa, dimana anda dan kroni-kroni kekuasaan politik di sekitar anda, yang tentu saja sudah anda kooptasi dengan masalah-masalah hukum yang seyogyanya akan menjerat mereka dalam kasus korupsi, berkongkalikong untuk ‘mengkarbit’ anak sulung anda menjadi seorang wakil presiden dalam pemilihan umum 2024 yang lalu, dengan merubah konstitusi yang berlaku melalui ketua hakim konstitusi yang ‘kebetulan’ menjadi ipar anda?
Dan dengan kelakuan ‘cawe-cawe’ anda yang niretik dan nirmoral dalam bidang hukum tersebut, menyebabkan negeri ini kehilangan harga dirinya di depan muka negara-negara lain. Semua ‘langkah’ anda tersebut, sejatinya telah meninggalkan sebuah pengalaman hitam dan pahit, seperti rasa kopi yang tidak enak, dalam kondisi bernegara bangsa ini selamanya. Aahhh….tapi yang penting semua keinginan dan nafsu birahi kekuasaan anda telah tercapai, bukan?
Anda juga telah suskes memberikan pekerjaan pekerjaan untuk anak-anak anda, dan menantu anda, dengan menjadikan mereka wakil presiden, ketua umum partai, dan kepala daerah, sementara sekitar 10 juta pemuda negeri ini justru sedang kesulitan mencari pekerjaan.
Sementara itu juga banyak rakyat anda yang harus melakukan tindakan kriminal bahkan sampai bunuh diri, dikarenakan mereka terjerat dengan yang namanya judi online dan pinjaman online, dikarenakan mereka tidak mampu untuk menghidupi diri dan keluarganya karena mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak, yang sebabnya tidak lain adalah karena keadaan perekonomian yang buruk secara nasional.
Bukankah anda dan kroni-kroni anda yang ada di istana, kementrian, partai-partai politik, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), lembaga hukum, yang harus bertanggungjawab untuk memperbaiki keadaan perekonomian nasional bangsa ini? Bukankah anda dan kroni-kroni anda semua tersebut, yang harus bertanggungjawab untuk mensejahterakan rakyat anda, sehingga mereka bisa mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak, serta bisa terhindar dari yang namanya judi online dan pinjaman online, yang notabene telah menghancurkan kehidupan mereka?
Setelah semua itu gagal anda lakukan, kemudian begitu saja anda meminta maaf? Egois maksimal sekali anda ini.
Sebenarnya, masih banyak lagi kelakuan menyimpang lainnya yang anda lakukan bersama para kroni-kroni anda, yang semuanya itu anda lakukan berdasarkan kewenangan kekuasaan puncak yang anda miliki selama 10 tahun terakhir ini. Dan ternyata memang benar, di dalam sistem ketatanegaraan yang kacau, ditambah mental pejabat pengelola pemerintahan yang rusak dan koruptif seperti ini, sepertinya berkuasa memang nikmat, sehingga dengan mudahnya anda berkata…”I am the law, because I am so powerfull…..nobody and nothing can stop me. Democracy is nonsense, but money and power….”
Maka tidaklah mengherankan jika banyak orang-orang yang bodoh dan berpikiran pragmatis yang sama seperti….maaf….anda di negeri ini, yang berbondong-bondong ingin mempunyai kekuasaan dengan cara menjadi politikus, ‘wakil rakyat’, dan kepala daerah, serta penguasa negara, karena memang sistem ketatanegaraan dan sistem perpolitikan yang kacau dan koruptif di negeri ini, dapat meloloskan mereka menjadi penguasa, sehingga dapat menikmati sedapnya kue kekuasaan dengan ‘mudah’. Hanya cukup bermodalkan uang, ketenaran, dan strategi culas, tanpa perlu merasa khawatir dengan kualitas ‘isi otak’ yang dimiliki.
Jadi sebenarnya, justru kamilah para rakyat jelata negeri ini, yang seharusnya meminta maaf kepada anda dan kroni-kroni anda, karena ‘hanya ini’ yang dapat kami berikan kepada anda dan kroni-kroni anda semuanya selama 10 tahun terakhir ini dalam memenuhi hasrat, birahi, dan nafsu anda semua dalam mencari kekayaan dan kejayaan, serta menikmati kekuasaan dari negeri yang seharusnya menjadi amanat anda untuk anda bangun dan jaga.
Selanjutnya, jika anda dan kroni-kroni anda belum puas dan kurang puas, silahkan anda ‘bermain’ kembali dibalik layar kekuasaan penerus anda dan anak anda, seperti yang telah anda dan kroni-kroni anda rencanakan selama ini, sampai kematian mendatangi anda dan kroni-kroni anda.
Karena hanya dengan kematianlah anda dan kroni-kroni anda baru akan berhenti, karena kematian adalah pemutus segalanya, dan keadilan akan datang menyapa anda, anda…..dan anda. Itupun jika anda percaya……
Wallahu’allam bisshowab
Jakarta, 5 Agustus 2024
*Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam UNIDA Bogor/ Director of Logos Institute for Education and Sociology Studies (LIESS) / Pemerhati Pendidikan dan Sosial/ Anggota PJMI