Serang Banten, humaniora.id – Wakil Bupati Serang, Banten Pandji Tirtayasa menyambut orang Baduy di pendopo alun alun Serang, Banten, Minggu (30/4/2023). Kegiatan ini adalah serangkaian acara “Seba Baduy” yang di selenggarakan dari tanggal 27 sampai dengan 30 April 2023.
Pelaksanaan Acara Seba Baduy berlangsung di 4 tempat, yaitu di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Ibu Kota Provinsi Banten dan berakhir di Kabupaten Serang.
Serangkaian acara di isi kegiatan Pameran ekonomi kreatif (kriya, kuliner dan fashion), Pameran seni rupa, Permainan tradisional (FORMI), Pembukaan Camping Ground Baduy, Opening seremony oleh Bupati Lebak, Launching becak wisata, Panggung kesenian, dan lain-lain
Tradisi Seba Baduy adalah suatu upacara adat yang dilaksanakan untuk kegiatan ritual tahunan, dimaksudkan untuk menyerahkan hasil bumi dan menjalin silaturahmi, wujud syukur karena selama setahun mendapatkan kelimpahan hasil pertanian dan ladang.
Dalam pelaksanaan seba, masyarakat Baduy melakukan perjalanan spiritual dengan melewati Kapubaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang dan diakhiri di Gedung Negara Kota Serang.
Masyarakat Baduy Dalam yang tersebar di Kampung Cibeo, Cikawartana, dan Cikeusik hingga saat ini masih kuat menghidupi adat setempat. Mereka berpergian ke manapun berjalan kaki dan dilarang naik kendaraan.
Selain itu juga masyarakat Baduy Luar dengan kekhasan pakaian hitam, celana hitam, dan lomar berwarna biru menerima modernisasi menggunakan kemajuan digital dan internet melalui telepon pintar sehingga bisa berkomunikasi melalui media sosial.
Warga Baduy Luar ke manapun berpergian dibolehkan menggunakan angkutan, mobil, dan sepeda motor.
Ritual “Seba Baduy” adalah Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Baduy
Sementara itu Tetua Adat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes, Kabupaten Lebak Jaro Saija mengatakan, masyarakat Baduy wajib melaksanakan upacara adat Seba Baduy kepada pemerintah daerah setempat dalam hal ini Bupati Lebak Itu Octavia yang melindungi hasil pertanian masyarakat Baduy.
Sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Baduy dalam upacara “Seba Baduy” itu mereka memberikan hasil pertanian ladang selama setahun, seperti padi huma, buah-buahan, petai, gula merah, makanan khas adat, dan pisang.
Upacara ritual Seba Baduy merupakan puncak dari rangkaian adat masyarakat Baduy setelah menjalani tradisi Kawalu, berupa puasa selama tiga bulan.
Kawasan tempat tinggal masyarakat Baduy Dalam tertutup dari kunjungan wisatawan. Wisatawan hanya diperbolehkan mengunjungi perkampungan masyarakat Baduy luar.
“Dengan Seba Baduy itu tentu dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa juga nilai-nilai toleransi, dimana bangsa ini memiliki keberagaman suku, budaya, sosial dan agama,” kata Jaro Saija.
Di hari terakhir rangkaian acara Seba Baduy 2023 berakhir dengan di sambutnya perwakilan “Sanggar Sibadu’i” oleh Pandji Tirtayasa, Wakil Bupati Serang Banten di pendopo alun alun Serang, Banten.
Pada moment tersebut Bapak Wakil Bupati didampingi Bara Hudaya (Kepala Bidang Kebudayaan Dindikbud Prov.Banten), DR. H. Asep Nugrahajaya. M.Pd (Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab.Serang Banten), Lenny Yuliani (Kasi Kebudayaan Dindik Kab.Serang), beserta Jajaran Tim Dindikbud Kab.Serang.