humaniora.id – Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Provinsi Jawa Tengah yang bekerja sama dengan beberapa instansi terkait, berencana akan menerbitkan buku Antologi Esai tentang Lingkungan Hidup. Buku yang rencananya diberi judul “Dari Bencana ke Bencana” melibatkan partisipasi dari beberapa penulis.
Sebanyak 39 penulis siap berpartisipasi dan ikut menyumbangkan tulisannya dalam buku tersebut. Jumlah tersebut kemungkinan akan terus bertambah, mengingat panitia masih menunggu penulis yang lain hingga tanggal 15 Februari 2023.
Ketua Umum Satupena Jawa Tengah Gunoto Saparie didampingi sekretaris umum organisasi tersebut Mohammad Agung Ridlo mengatakan, tenggat waktu pengiriman naskah tanggal 15 Februari 2023, pukul 24. Ini berarti, kemungkinan jumlah penulis yang berminat mengikutkan tulisannya dalam buku antologi esai tentang lingkungan hidup itu akan bertambah, demikian di lansir dari beritakita.net.
“Masih ada waktu sekitar tiga pekan lagi. Naskah agar dikirimkan ke posel: satupenajateng@gmail.com. Dari naskah-naskah yang telah masuk, berbicara tentang lingkungan hidup dari segi planologi, sosiologi, politik, ekonomi, kebudayaan, bahkan agama,” kata Gunoto di Sekretariat Satupena Jateng, Jalan Taman Karonsih I Nomor 1082 Semarang, Kamis (26/1/2023) malam.
Tentu saja, tambah Gunoto hal itu sangat menggembirakan, karena dari buku ini nantinya dapat membaca esai-esai lingkungan hidup dari berbagai perspektif. Mereka pun bukan hanya dari Jawa Tengah, namun juga dari seluruh Indonesia, bahkan dari luar negeri.
Mohammad Agung Ridlo menambahkan, berbagai bencana yang silih berganti melanda negeri ini seakan tak kunjung henti, mulai dari banjir bandang, banjir genangan, badai angin kencang, angin puting beliung, terpaan meteor, tanah longsor, penurunan/amblesan tanah (land subsidence), letusan gunung api, maupun gempa dan tsunami yang telah menciptakan teror bagi sebagian warga negeri ini.
Selain itu, wabah penyakit, kelaparan, kemiskinan, serta bencana akibat gagalnya teknologi skala besar, membuat bencana di negeri ini semakin lengkap. Menurut Agung, permasalahan yang sering dihadapi terkait bidang penanggulangan bencana adalah kinerja yang dirasakan masih belum optimal.
Para pemangku kepentingan di negeri ini, kata Agung Ridlo dirasakan belum siap menghadapi bencana. Koordinasi dan kerja sama dalam menghadapi tanggap darurat masih terlihat belum padu dan hal pendistribusian bantuan kepada para korban, juga termasuk upaya pemulihan pasca gempa. Hal ini mengakibatkan masih tingginya korban jiwa maupun kerugian material.
“Buku antologi esai lingkungan hidup ini akan ditulis oleh beberapa penulis yang mempunyai kompetensi di bidangnya dari berbagai disiplin ilmu. Mereka dari berbagai instansi dan perguruan tinggi, juga ada budayawan, ulama, wartawan, dan umum,” kata Agung yang menjadi tim editor bersama Anggota Dewan Pakar Satupena Jateng, Nugroho SBM dan Ketua Bidang Nonfiksi Esthi Susanti Hudiono.