humaniora.id – Rekonstruksi Diri Jelang Pergantian Tahun
yang kaya makin kaya
yang miskin makin papa
Teriak Moktavianus Masheka di selasar Gedung Ali Sadikin. Itu tentu bukan ungkapan kecemburuan. Itu adalah bagian dari gugatannya terhadap ketimpangan sosial ekonomi yang merebak di seluruh lini negeri ini.
“Meskipun tingkat kemiskinan menurun, ketimpangan ekonomi di Indonesia per Maret 2023, melebar dan mencatat rekor terburuk lima tahun terakhir,” tulis kompas.id, pada Selasa, 18 Juli 2023 | 07:27 WIB “Pemulihan Tidak Merata, Ketimpangan Semakin Tajam.”
Selaku pegiat sastra, Moktavianus Masheka melakukan rekonstruksi diri. Ia tidak sendiri. Ada Indar dan Boyke Sulaiman bersamanya. Ada juga puluhan pegiat sastra lain di selasar Gedung Ali Sadikin, yang secara bersama-sama melakukan rekonstruksi diri, menjelang berakhirnya tahun 2023.
Apa yang dimaksud dengan rekonstruksi? Dalam konteks Kepolisian, rekonstruksi merupakan salah satu teknik yang digunakan oleh penyidik untuk memeriksa kebenaran keterangan. Secara linguistik, rekonstruksi bahasa adalah metode untuk mengadakan pemulihan.
Dengan kata lain, Moktavianus Masheka bersama Indar dan Boyke Sulaiman, mengajak kita untuk “memeriksa kebenaran” sekaligus “mengadakan pemulihan” dengan kesadaran penuh demi menyambut tahun-tahun mendatang.
Artinya, esok harus lebih baik dari kemarin. Ketiga sosok dari Komunitas Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) tersebut, menggelar perform pada Rabu, 13 Desember 2023 lalu di Selasar Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat.
Perform itu merupakan bagian dari event Panggung Sastra Bersama: Sastra Reboan, Jagat Sastra Milenia, Taman Inspirasi Sastra Indonesia, Penyair Seksih, dan Komunitas Literasi Betawi.
Yang menjadi pelaksana Panggung Sastra Bersama tersebut adalah Sastra Reboan Sastra Reboan New, yang dimotori Aloysius Slamet Widodo dan Dyah Kencono Puspito Dewi. Kolaborasi dalam panggung bersama ini, tentu saja merupakan hal positif, dalam konteks komunitas sastra saling bergandengan tangan, demi kemajuan sastra Indonesia.
Bergandengan tangan dalam kebersamaan, memang sangat dibutuhkan negeri ini. Juga, regenerasi, tentunya, sebagaimana diingatkan Firmansyah, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) DKI Jakarta, yang membuka Panggung Sastra Bersama tersebut.
Dalam skala komunitas, Moktavianus Masheka selaku Ketua Umum TISI, memang terus berupaya melakukan regenerasi. Indar, misalnya, sudah bergabung dengan TISI sejak ia masih duduk di bangku SMA Negeri 70 Jakarta. Kini Indar kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) dan masih terus aktif ber-literasi serta ber-sastra.(*)
Kontributor : Isson Khairul dan Lasman Simanjuntak