Raam Lalchand Pridhani, yang lebih dikenal dengan nama Ram Soraya, adalah salah satu tokoh besar perfilman Indonesia. Lahir di Surabaya pada 4 November 1949, pria berdarah India ini telah menjadi figur penting dalam membangun dunia hiburan tanah air. Ia tidak hanya dikenal sebagai produser sukses, tetapi juga seorang visioner yang membawa gebrakan besar dalam sinema Indonesia.
Perjalanan Karier
Sebelum berkecimpung di dunia film, Ram memulai kariernya sebagai importir tekstil. Namun, takdir membawanya ke dunia perfilman pada tahun 1972, ketika ia menjadi distributor film untuk wilayah Jawa Timur. Dari sini, ia terus memperluas cakrawala hingga mendirikan Soraya Intercine Films pada tahun 1982. Langkah besar pertamanya adalah memproduksi film Budak Nafsu (1983), yang meraih nominasi Film Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 1984.
Kesuksesan ini berlanjut dengan karya-karya monumental seperti Telaga Angker (1984), Sembilan Wali (1985), dan Santet: Ilmu Pelebur Nyawa (1988). Tak hanya film horor, ia juga dikenal sebagai produser dari serial film legendaris Warkop DKI, yang meliputi film seperti Depan Bisa Belakang Bisa (1987) dan serial televisi Warkop DKI (1995–1997).
Penghargaan dan Kesuksesan
Ram Soraya menjadi salah satu penggerak utama perfilman Indonesia pada era 80-an dan 90-an. Ia menerima penghargaan bergengsi, Mujimun Awards, pada tahun 1993, sebagai apresiasi atas keberhasilannya mengumpulkan jumlah penonton terbanyak selama lima tahun berturut-turut.
Di dunia televisi, ia juga berjaya dengan sinetron seperti Misteri Sebuah Guci (1994) dan Mariam Si Manis Jembatan Ancol (1995), yang menjadi fenomena tersendiri di masanya.
Warisan dan Pengaruh
Ram Soraya telah menanamkan pengaruh yang kuat dalam dunia perfilman Indonesia. Anak-anaknya, Sunil Soraya dan Rocky Soraya, meneruskan jejaknya dengan menghasilkan karya-karya modern seperti The Doll dan Suzzanna: Bernapas dalam Kubur.
Dengan perjalanan karier yang gemilang, Ram Soraya adalah bukti nyata bahwa tekad dan kreativitas dapat membawa kesuksesan abadi. Ia tidak hanya menciptakan film, tetapi juga kenangan yang terus dikenang oleh generasi ke generasi./*
Dikutip dari media sosial facebook