humaniora.id – Menurut Anggota Komisi XI DPR RI ini, jagoan Paslon Nomor 02 sendiri sebenarnya sudah melakukan niat baik dengan membangun FK tersebut secara progresif saat ini sebagai Menteri Pertahanan. Yakni dengan berdirinya Kedokteran militer di Universitas Fakultas Pertahanan (Unhan).
“Jadi ini bukti bahwa Pak Prabowo juga sangat serius untuk bisa mewujudkan pembangunan 300 Fakultas Kedokteran tersebut. Bagi kami mencukupi kuantitas dokter ini memang menjadi sangat krusial bahkan angka kemarin yang disampaikan oleh Pak Prabowo akan didalami lebih lanjut dengan mempertimbangkan kritik dan saran serta masukan dari asosiasi profesi misalnya seperti IDI, termasuk universitas dan juga dari rumah sakit,” tegas Puteri.
Untuk mensukseskan program kesehatan secara paripurna, kata Puteri, komitmen Prabowo-Gibran tentu melibatkan peran aktif dari pemerintah daerah yang selama ini bisa mengidentifikasi dan juga memetakan kebutuhan kesehatan di wilayahnya yang masih mengalami defisit. “Namun yang ingin ditekankan di sini justru adalah bagaimana kita berkomitmen terkait dengan memenuhi angka kebutuhan dokter ini.
Jadi waktu debat pamungkas Paslon, bisa disebut Pak Prabowo-lah dengan sangat serius menjadi salah satu capres menyampaikan soal kekurangan dokter ini pada saat forum debat dan akhirnya menjadi pembicaraan hangat di masyarakat,” ungkap Ketua DPP Partai Golkar ini. Mengenai masalah tenaga kesehatan ataupun dokter yang masih jamak bersantai di Pulau Jawa. Puteri berpendapat bahwa Prabowo-Gibran jelas menginginkan pemerataan tenaga dokter di seluruh wilayah nusantara untuk menjamin negara hadir dalam pelayanan kepada setiap warga negara di setiap jengkal wilayah NKRI.
Untuk itu, pihaknya akan memerlukan masukan dari wali kota, bupati, dan juga gubernur guna meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal. “Bagaimana beberapa daerah yang sekarang sudah kelebihan pasokan dokter itu bisa kita relokasi dokter dan nakesnya ke daerah-daerah yang sekarang masih membutuhkan. Yang tentu saja tidak membutuhkan anggaran yang lebih,” ungkapnya.
Adapun untuk mengatasi keengganan tenaga kesehatan yang ditempatkan di daerah terisolir, putri sulung Ketua DPR RI ke 17, Ade Komarudin ini mengatakan Prabowo dalam debat capres sudah menyampaikan bahwa salah satunya adalah akan membuat program beasiswa khususnya di bidang kedokteran, sains dan teknologi untuk memotivasi anak- anak muda pertiwi termotivasi bahwa kepintaran dan kecerdasannya sangat dibutuhkan untuk berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.
“Jadi kalau misalnya kita lihat disini sebenarnya kan yang kita sudah seringkali disampaikan juga di DPR melalui Komisi XI, dimana saya ditugaskan Fraksi Partai Golkar yang salah satu ditugaskan Komisi Keuangan dan Perbankan DPR RI ini dimulai dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Tentu harus ada pengelolaan yang lebih jelas terkait dengan audit beasiswa pemerintah. Baik itu LPDP ataupun beasiswa yang lain. Makanya ketika ada persyaratan yang lebih kaku dari pemerintah termasuk terkait dengan ikatan dinas tentu hal ini bisa menjadi salah satu solusi yang paling cepat terkait dengan keengganan para dokter dokter masuk ke daerah yang terpencil,” pungkas Caleg DPR RI nomor urut 1 dari Dapil Jabar VII ( Kabupaten Bekasi, Karawang, Purwakarta). ***