Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp humaniora.id
Aku Pasti Kembali
Puisi Karya : KH Buya Syakur Yasin MA
Kata dan kalimat sebenarnya hanya baju yang membungkus fikiran-fikiran kita. Untuk itu jangan engkau sampikan fikiran mu kepada orang lain, kecuali sudah engkau dandani dulu yang rapih jangan sampai keluar dengan menggunakan baju yang compang camping.
Bila engkau ingin berdialog bersamaku silahkan saja, tapi jangan seperti mengintrograsi diriku, ingin tahu secara mendetail tentang masa laluku dan kepribadianku. Yang penting kita bicarakan yang baik-baik saja, seperti yang telah kusampaikan kepadamu. Adapun hal-hal yang menyangkut isi hatiku serahkan saja kepada Tuhan Yang Maha Mengetahui isi hati manusia.
Dalam dialog mesti saja terjadi perbedaan pendapat akibat sudut pandang yang berbeda. Ini tidak menjadi masalah asal jangan sampai terjadi pertengkaran,bila terjadi pertengkaran segera diselesaikan jangan sampai terjadi perpisahan. Dalam perpisahan ada perbedaan antara seorang yang pergi dengan seorang yang meninggalkan dirimu.
Yang pertama akan kembali sedangkan yang kedua tidak usah ditunggu.
Antara kita sering terjadi perbedaan pendapat lalu kita berpisah, perpisahan memang terasa berat tapi untuk melupakan lebih berat lagi sekalipun berulang-ulang kita berpisah tetapi aku pasti akan kembali kepadamu.
Mungkin sering kali di tengah berdialog engkau melihatku memejamkan mata, itu bukan berarti aku tertidur tapi sedang menikmati kecantikanmu. Demikian juga orang yang membuka mata tidak mesti sedang melihat, banyak wanita bermata indah tetapi tidak ada yang seindah hatimu.
Berbagai peristiwa yang telah kita lalui bersama tak ubahnya seperti puting beliung yang menumbangkan pepohoan dan dedauan turut berguguran termasuk juga ikut berjatuhan topeng-topeng yang mereka kenankan dan harga diri yang mereka junjung, peristiwa-peristiwa seperti itu membuat aku jadi tertawa. Seperti ketika aku tertawa, ketika aku tertawa tidak ada maksud untuk menghinakan siapapun. Ketika aku sudah tidak suka, dengan sederhana saja cukup dengan balik jalan lalu aku pergi melanjutkan perjalananku, tidak perlu menyakiti hati orang.
Apa bila setiap orang berbicara betul-betul keluar dari pikirannya, dan pikiran mereka itu benar dan jujur tentu di dunia ini tidak perlu ada dialog, percakapan, diskusi, dan musyawarh lagi. Walau demikian wahai kekasihku diantara mereka ada saja yang kepergiannya meninggalkan jejak yang melekat seperti sidik jari sulit dihapus, bila engkau ingin wahai kekasihku untuk membangun kebahagiaan bersamaku, jangan diterjemahkan dengan harta yang berlimpah ruah serba kecukupan dan sempurna.
Kau dapat hidup bahagia bersamaku asal kau sepakat dalam menafsirkan kebahagiaan, yaitu berani mengambil keputusan bersama bahwa kebahagiaan sangat mudah untuk digapai, yaitu ketika kita mampu untuk mengabaikan kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kita.
Nanti barang kali Tuhan merestui pernikahan kita, perlu engkau ketahui bahwa aku punya watak tidak suka dipaksa-paksa juga aku tidak akan memaksa dirimu aku tidak dapat dipaksa untuk menyampaikan argumentasi dan alasan tentang sikapku, yang penting orang itu mengerti tentang diriku dan engkau wahai kekasihku sangat mengerti tentang diriku.
Engkau sudah mengerti watak asliku. Bila didalam hatiku merah maka yang keluar adalah merah, engkau sendiri melihat orang-orang disekitar kita selalu menghiasi kata-katanya supaya manis seperti sungai madu tetapi perbuatan mereka ternyata seperti comberan.
Terlalu banyak teman di zaman sekarang kurang penting, terlalu banyak teman di zaman sekarang kurang penting. Betapa aku bahagia bila ada seorang teman yang selalu menanyakan tentang keadaanku ketika berpisah, lalu ketika aku datang dia segera mendekat ke arahku. Melihat perilaku mereka yang bermacam-macam, maka ketika engkau bercakap dengan mereka juga harus disesuaikan dengan watak yang bermacam-macam, tidak mungkin seorang dokter memberi obat yang sama untuk pasien yang penyakitnya bermacam-macam.
Nanti akan ada saja seorang yang bergaul bersama kita sebentar, tetapi meninggalkan kenangan yang berkepanjangan. Sebaliknya banyak orang yang telah lama bergaul dengan kita, tetapi ketika pergi kita tidak ingat lagi.
Ini artinya dalam pergaulan tidak diukur dengan waktu, melainkan dengan kemesraan dan keharmonisan yang menghunjang masuk kedalam hati. Karena tanpa perhatian tidak mungkin melahirkan keterikatan, tanpa penghormatan tidak mungkin akan melahirkan keharmonisan, tanpa adanya saling percaya tidak ada sesuatu yang perlu untuk dilanjutkan, tanpa adanya saling percaya tidak ada sesuatu yang perlu untuk dilanjutkan.
Ketika mereka bertanya kepadamu wahai kekasihku mengapa aku suka uzlah dan menyendiri. Tolong sampaikan kepada mereka karena aku ingin mencari kenyamanan hati, ingin menghindar dari obrolan-obrolan yang mencaci maki orang lain, ingin melarikan diri dari pergunjingan dan menjauh dari berita bohong dan hoax.
Ada juga orang yang bertanya kepadaku apakah Coronavirus disease 19 ini merupakan azab dari Tuhan, kujawab jangan membuat dikotomi terhadap takdir Tuhan dimana bila orang yang sakit itu adalah orang yang kita cintai kita sebut cobaan, tetapi ketika yang sakit orang itu adalah orang yang tidak kita sukai disebut azab.
Memang, memang hampir semua orang ketika berfikir selalu saja dilatar belakangi oleh sikap masing-masing. Cintaku kepadamu wahai kekasihku bukan sikapku tetapi ini betul-betul takdir Tuhan, yang mempertemukan kita adalah Tuhan dan nanti yang dapat memisahkan kita juga hanya Tuhan, percayalah wahai kekasihku sekalipun kita sering bertengkar dan berpisah berulang kali aku pasti akan kembali kepadamu.
dikenal sebagai Buya Syakur, adalah seorang ulama Indonesia dan pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Cadangpinggan.