humaniora.id – Film “PUISI CINTA YANG MEMBUNUH” ini sebuah film genre horror yang memiliki style berbeda dengan film horror yang banyak beredar di Indonesia. Film ini memberikan warna baru dan cara bercerita yang berbeda nuansa horornya.
Memegang kuat makna dari setiap kata-kata puisi yang tertulis dalam buku Mas Garin sendiri yaitu “Adam, Hawa dan Durian”
Kadang kengerian dan juga terror dalam hidup kita bukan hanya karena sosok yang menakutkan saja, namun bisa hadir dalam bentuk ketraumaan hingga menggangu psikis kita sendiri.
Film ini menceritakan hal tersebut, dan penonton akan bisa masuk dalam ketraumaan yang sangat horror dan meneror dari karakter yang ada dalam film ini.
Film ini mengisahkan Ranum (Mawar de Jongh) yang horror, dan selalu terperangkap dalam kata-kata indah dari laki-laki yang kemudian menghianatinya, yang berakhir dengan kematian mereka oleh sosok misteri.
Drama keluarga Ranum terpilin dalam intrik, situasi puitik dan seketika berubah penuh terror. Film ini memang menyajikan hal yang berbeda.
Film “PUISI CINTA YANG MEMBUNUH” adalah thriller pertama karya Garin Nugroho yang di adaptasi dari kumpulan puisi cinta karyanya sendiri berjudul Adam, Hawa dan Durian. Cukup mendapat perhatian dan rasa penasaran dari masyarakat, seperti apa kira-kira film ini.
Hal ini terlihat dari membludaknya penonton yang ingin menyaksikan film di pemutaran perdana di bioskop Epicentrum XXI di daerah Kuningan, Jakata.
“Dalam tragedi, ada trauma kekerasan, ada apa yang di sebut “healing proses” ada yang di sebut kekerasan-kekerasan ekstrim, dan ada yang di sebut fenomena-fenomena dalam masyarakat. Oleh karena itu film ini di inspirasi oleh berbagai hal yang ada dalam kehidupan masyarakat yang sunguh-sungguh nya melahirkan kehidupan horror bagi kehidupan kita semua. Dan melihat film ini, hanya mengatakan “Jika kita mewujudkan cinta, maka kita harus melalui proses yang penuh tragedi seperti dalam kitab-kitab” demikian kata Garin Nugroho dalam sambutannya di depan penonton di acara pemutaran perdana di Bioskop Epicentrum XXI – Kuningan – Jakarta Selatan (03/01/2023).
Catatan Produser – Chand Parwez Servia
Sejak lama saya mengenal Mas Garin Nugroho dan setiap bertemu selalu berencana membuat film bareng yang mempertemukan sisi estetika khas Mas Garin dengan daya tarik minat penonton khas karya Starvision.
Akhirnya kami berkolaborasi ketika Netfilx Original Movie pertama di buat di Indonesia, A Perfect Fit. Beliau menulis scenario dan berperan sebagai Production Designer. Semua berjalan menyenangkan, dan jadi karya menarik berkat sentuhannya.
Kami semakin sering bertemu, hingga akhirnya sebuah synopsis bergenre horror diberikannya, dan berlanjut jadi script Puisi Cinta Yang Membunuh.
Mengingat kedalaman layer cerita dari scriptnya, saya minta Mas Garin jadi sutradara, dan di bantu oleh Azhar Kinoi Lubis sebagai co-sutradara yang sebelumnya menyutradarai KAFIR “Bersekutu Dengan Setan, horror perdananya di Starvision.
Film PUISI CINTA YANG MEMBUNUH dari sejak penulisan script sudah menemukan pemeran utamanya, Mawar de Jongh sebagai Ranum yang perjalanan hidupnya penuh horor. Pemain lainnya segera tersusun termasuk tim produksi yang begitu antusias untuk terlibat dalam karya ini.
Penggemar horror Jepang, Thailand dan Korea bisa menemukan gaya bertutur yang mirip di PUISI CINTA YANG MEMBUNUH. Ada terror, horor dan slasher tetapi tetap indah, puitik, romantis dan penuh twist yang mencekam.
Begitu selesai film PUISI CINTA YANG MEMBUNUH mendapat undangan dari berbagai Festival di antaranya International Film Festival Rotterdam (IFFR) menawarkan World Premiere di Rotterdam, tetapi kami memilih World Premiere di Jogja – NETPAC Asian Film Festival (JAFF) dan sold out. Namun pihak International Film Festival Rotterdam (IFFR) tetap mengundang untuk hadir di Harbour Programme.
Catatan Sutradara – Garin Nugroho
Film PUISI CINTA YANG MEMBUNUH merupakan film Horor perdana saya. Inspirasi dari buku puisi saya berjudul “Adam, Hawa dan Durian“, namun juga terinspirasi dari fenomena masyarakat tentang trauma healing, berbagai bentuk kekerasan ekstrim hingga mitos tenaga supernatural maupun budaya populer di komik, film hingga radio yang membawakan kisah mistis dan horor.
Film ini juga menggabungkan fenomena dunia tak terlihat dan terlihat serta aspek rasional dan mistik yang hidup dan menghidupi masyarakat Indonesia.
Film horor ini mengandung unsur thriler dan drama karena berpusat pada perwujudan cinta manusia serta upaya manusia yang selalu memiliki trauma sekecil apapun yang harus disembuhkan. Kisah horor ini merepresentasikan tentang tenaga supernatural pada tubuh manusia dan kekerasan yang menjadi sumber dari teror dan horor hidup manusia.
Catatan Co Sutradara – Azhar Kinoi Lubis
Untuk kesekian kalinya saya dipercaya oleh Garin Nugroho untuk bekerjasama dalam Project filmnya. Di mana sebelumnya film Opera Djawa dan Soegija, dan ini juga kesekian kalinya saya bekerjasama dengan Bapak Chand Parwez Servia dan Starvision. Bangga dan senang untuk dipercaya, di mana ini adalah film genre horor pertama buat Mas Garin. Oleh sebab itu, saya akan merasa bersalah apabila saya tidak bergabung di dalam Project ini.
Saksikan PUISI CINTA YANG MEMBUNUH mulai 5 Januari 2023 di Bioskop.
Comments 1