humaniora.id – Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI (DPD RI) dari DKI Prof.DR.H. Dailami Firdaus SH, LLM, MBA mengutuk keras pembakaran Al-Qur’an oleh warga Swedia, yang dilakukan saat umat Islam seluruh dunia merayakan Idul Adha 1444 H.
“Sangat aneh dan tidak masuk akal, ketika melakukan tindakan atau perbuatan pembakaran Al Quran diangap hal yang biasa hanya karena selalu mengatasnamakan “ kebebasan berpendapat dan berekspresi “, padahal perbuatan yang dilakukan jelas adalah penistaan agama dan pasti dikarenakan kebencian terhadap Islam”. Ujar Bang Dailami sapaan akrab Prof. Dr. H. Dailami Firdaus Anggota DPD RI Dapil Provinsi DKI Jakarta.
Tindakan ini bukan kali pertama terjadi diswedia, bahkan pelaku pembakaran pun dengan tenang menyatakan akan mengulangi perbuatannya kembali.
Kita ketahui bersama pada tahun 2022, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan tanggal 15 Maret sebagai Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia. Namun peringatan tersebut seperti hanya isapan jempol belaka. Karena belum adanya kesepakatan bersama, bagaimana membuat jera bagi pelaku yang jelas-jelas melakukan pengrusakan, pelecehan, penistaan maupun ujaran-ujaran kebencian terhadap agama islam.
Saya berharap pemerintah melakukan komunikasi yang intensif untuk dapat menyamakan persepsi bahawasannya tindakan pembakaran al quran dan apapun hasutan kebencian layak diberikan sanksi agar tidak terulang kembali dan perbuatan tersebut bukanlah “kebebasan berpendapat dan berekspresi” melainkan mencederai demokradi dan kedaulatan.
Tentunya ini adalah pekerjaan yang tidak mudah bagi kita umat muslim untuk dapat memerangi pemikiran-pemikiran negatif mengenai islam dan menyakinkan bahwasannya Islam adalah Rahmatan Lil Alamin, sebagaimana Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Seorang Muslim itu adalah orang yang orang-orang Muslim lainnya merasa aman dari (kejahatan) lisan dan tangannya.” Tutup Bang Dailami Putra dari Almh. Prof. Hj. Tuty Alawiyah AS dan Cucu dari Ulama Betawi Kharismatik Alm. KH. Abdullah Syafi`ie.
Comments 1