Sabtu, Mei 24, 2025, 07:42
  • Advertising
  • Shop
  • Donasi
  • Contact
  • Login
Humaniora.id
Advertisement
  • Halaman Depan
  • Budaya
  • Musik
  • Film
  • Edukasi
  • Gaya Hidup
    • Entertainment
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Aneka
    • Berita & Peristiwa
      • Ekonomi Bisnis
      • Humaniora
      • Berita Dunia
    • Agenda
      • Daftar Agenda Konser/Perfomance Musik
      • Schedule of “Harmoni Indonesia 2nd IICFI 2023”
      • Undangan Terbuka Lomba Tari Nusantara Kejuaraan Kemendagri di Indonesia International Culture Festival 2023
      • Kejuaraan Pencak Silat Piala Kemendagri: Menggelorakan Seni Tradisi Menuju Harmoni Indonesia IICF 2023
      • Festival Film Pendek 2023 “MODERASI BERAGAMA”
    • Info Loker
No Result
View All Result
Humaniora.id
  • Halaman Depan
  • Budaya
  • Musik
  • Film
  • Edukasi
  • Gaya Hidup
    • Entertainment
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Aneka
    • Berita & Peristiwa
      • Ekonomi Bisnis
      • Humaniora
      • Berita Dunia
    • Agenda
      • Daftar Agenda Konser/Perfomance Musik
      • Schedule of “Harmoni Indonesia 2nd IICFI 2023”
      • Undangan Terbuka Lomba Tari Nusantara Kejuaraan Kemendagri di Indonesia International Culture Festival 2023
      • Kejuaraan Pencak Silat Piala Kemendagri: Menggelorakan Seni Tradisi Menuju Harmoni Indonesia IICF 2023
      • Festival Film Pendek 2023 “MODERASI BERAGAMA”
    • Info Loker
No Result
View All Result
Humaniora.id
No Result
View All Result
Home Catatan

Prof Henri Subiakto: Jokowi Merusak Demokrasi Untuk Politik Dinasti

Penulis : Nurul Azizah

Redaksi by Redaksi
Februari 10, 2024
in Catatan, PolHuKam
0
Jokowi Merusak Demokrasi
12
SHARES
248
VIEWS
Share on FacebookShare on WhatsAppShare on Twitter

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp humaniora.id

+ Gabung
Dengarkan berita ini

humaniora.id – Prof. H. Henri Subiakto sosok guru besar Unair Surabaya terus menyuarakan sikap etis dan moral tokoh yang merusak demokrasi. Pelakunya adalah tokoh yang dibesarkan oleh demokrasi itu sendiri. Itulah presiden Joko Widodo, sosok yang paling berpengaruh sekarang. Seharusnya presiden itu memiliki integritas, jujur dan berani menyuarakan kebenaran, tidak malah merusak demokrasi dan konstitusi.

Presiden itu memiliki cahaya yang bisa menerangi gelap gulitanya negeri ini. Sosoknya juga sebisa mungkin menghindari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Prof Henri Subiakto ketika menjadi narasumber di ILC yang dipandu wartawan senior sekaligus pemimpin redaksi TVOne Karni Ilyas, Selasa malam (6/2/2024) dengan tema “Debat sudah usai, kampanye segera berakhir, pasangan mana yang akan menang.”

Indonesia Lawyer Club bisa diikuti di TVOne bisa diikuti setiap hari Selasa pukul 19.30 – 22.30 WIB atau secara daring di kanal YouTube. Ketika penulis buka link YouTube acara di ILC tersebut seru juga. Yang melihat di YouTube saja merasa gemes bagaimana dengan yang di ruangan tersebut, AC yang dingin mungkin tidak dirasakan.

Prof Henri Subiakto berbicara tegas dan lantang di acara ILC tentang ironi politik yang terjadi di pilpres 2024. Sampai-sampai guru besar di perguruan tinggi turun gunung memberi peringatan tentang rusaknya demokrasi yang “didukung” oleh orang-orang besar (ketua-ketua partai) yang merintis karir panjang lewat demokrasi.

Demi uang, jabatan dan kasus hukum, mereka harus nurut seakan tak berdaya dikerdilkan oleh politik dinasti dan permainan oligarki yang dilakukan oleh Joko Widodo untuk pilpres 2024.

“Sangat ironi sekali yang merusak demokrasi adalah orang-orang yang dibesarkan oleh demokrasi itu sendiri. Yang pada akhirnya para pejabat publik gagal membangun etika dan moral. Para oknum pejabat tidak bisa menjadi contoh untuk politik yang beretika dan bermoral.”

Bacajuga:

Mengungkap Emosi dengan Expressive Writing: Terapi Menulis yang Meningkatkan Kesehatan Mental Anda

Kasus Mahasiswa ITB Ditahan BARESKRIM Itu Keliru

Prof Henri Subiakto berbicara atas nama akademisi kampus, suara para akademisi jauh lebih murni untuk kepentingan NKRI. Apalagi yang menyuarakan mereka memiliki gelar guru besar. Yaitu orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri. Mereka sudah memiliki tahapan-tahapan yang bijak dalam mengambil keputusan. Mereka saling menjaga perasaan. Kalau ada perbedaan, mereka berupaya tidak menyakiti satu dengan lainnya.

Terdengar kabar katanya ada yang memobilisasi guru besar di kampus. Itu tidak benar, mereka para guru besar terpanggil untuk menyuarakan hati nuraninya sebagai orang yang punya gelar profesor. Tidak mudah memobilisasi guru besar, mereka bergerak atas panggilan hati nurani. Karena ulah Jokowi yang sudah tidak lagi menggunakan etik dan moral demi kepentingan politik dinasti.

“Kalau saya bicara politik di berbagai forum seperti di ILC ini dibayar karena memang diundang, bagaimana dengan para guru besar di 214 kampus, mereka tergerak dengan sendirinya karena negeri ini sudah mempertontonkan Jokowi dan pejabat publik lainnya yang merosot etika dan moralnya,” paparnya dengan tegas.

“Guru besar yang setiap hari mengajari tentang moralitas, mengajar demokrasi kepada mahasiswanya, tetapi yang dilihat kenyataan lapangan sangat bertentangan dengan moral dan demokrasi yang beliau ajarkan.

“Para guru besar mengkritik tentang pejabat publik yang hilang etik dan moral, demokrasi ditabrak demi melanggengkan dinasti.”

ADVERTISEMENT

“Jokowi adalah sosok yang dibesarkan oleh demokrasi dari orang nothing menjadi something kemudian menjadi presiden.”

Banyak orang tidak kenal Jokowi sebelum tahun 2014, tidak ada yang kenal, tapi setelah jadi walikota, jadi gubernur dan kemudian menjadi presiden adalah hasil demokrasi, hasil reformasi. Jokowi bukan anak jendral bukan anak tokoh terkenal, kalau kemudian jadi presiden itu suatu kebanggaan.

Saat pilpres 2024 Jokowi berubah, dinilai banyak orang bahwa dia membuat skenario kasus mahkamah konstitusi itu mencederai demokrasi di Indonesia. Mendahulukan anaknya naik jadi calon wakil presiden. Membuat survei-survei yang memenangkan anaknya. Membagikan bansos pada saat kampanye yang di dalamnya dikasih stiker nomor dan gambar paslon anaknya. Orang yang punya karier lama dipolitik itu dikalahkan dengan anak Jokowi. Ini yang disuarakan oleh teman-teman guru besar di 214 perguruan tinggi.

Suara hati nurani para akademisi jauh lebih murni untuk kepentingan NKRI dan demokrasi daripada suara buzzeer dan para politisi yang berambisi. Mereka sampai melupakan idealisme, dan rela ikut mendukung politik dinasti.

Demikian paparan yang tegas dan lantang dari Prof Henri Subiakto tentang adanya “peringatan akademisi terhadap moral dan etik pemimpin negeri ini” yang dipaparkan di ILC arahan Karni Ilyas.”/*

Share5SendTweet3
Redaksi

Redaksi

humaniora.id – Membangun Spirit Inklusif.
Info kerjasama hubungi kami di 0821 3030 2233

Related Posts

Terapi Menulis Meningkatkan Kesehatan
Catatan

Mengungkap Emosi dengan Expressive Writing: Terapi Menulis yang Meningkatkan Kesehatan Mental Anda

by Redaksi
Mei 22, 2025
Jokowi Merusak Demokrasi
PolHuKam

Kasus Mahasiswa ITB Ditahan BARESKRIM Itu Keliru

by Redaksi
Mei 18, 2025
Next Post
Ganjar Tidak Marah

Dihadang Pendukung 02 Dengan Spanduk, Ganjar Tidak Marah! Sebaliknya Menyalami

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Herbal Premium Herbal Premium Herbal Premium

Premium Content

Mie Aceh Disini: Rasa Lokal yang Menggugah Selera, Kini Hadir di Kupi Disini Official

Mie Aceh Disini: Rasa Lokal yang Menggugah Selera, Kini Hadir di Kupi Disini Official

Mei 4, 2025
Green World Global

Green World Global, Perusahaan Herbal Yang Mendunia

Januari 17, 2023
BLACK HABBATUSSAUDA

BLACK HABBATUSSAUDA, Suplemen Yang Kaya Akan Bahan Alami

Maret 11, 2024
Bangkit Bintang Cemerlang

Komisaris PT. Bangkit Bintang Cemerlang Bantu Giat Kemanusiaan

November 4, 2022
Jadi Agen Susu Etawavit

Jadi Agen Susu Etawavit, Raih Peluang Penghasilan.

Februari 13, 2025

Telusuri Berdasarkan Kategori

ikuti kami di google news

Atribut Width dan Height di Tag Marquee Rumah Berita - humaniora.id | Membangun Spirit Inklusif - Terima kasih telah menjadi pembaca setia humaniora.id

Tentang humaniora.id – Redaksi –  Kode Etik – Pedoman Media Ciber – Disclaimer – Pasang Iklan – Daftar Jadi Penulis

Info kerjasama hubungi kami di
0821 3030 2233

Kunjungi Halaman ==> Iklan

Categories

PojokInfo

Tes Psikologi Weton Kaya
Advertorial

Tes Psikologi Weton Kaya: Yuk Kenali Pikiran Bawah Sadar Kamu

by Redaksi
April 7, 2025
0

humaniora.id - Tes Psikologi Weton Kaya: Yuk Kenali Pikiran Bawah...

Load More

KONSER “NDX AKA TOUR MALAYSIA 2025 26 Juli 2025

https://www.youtube.com/watch?v=AYm6qdO6_9s

 

Buruan dapatkan tiketnya di sini

©22 web by igmastudio

No Result
View All Result
  • Halaman Depan
  • Budaya
  • Musik
  • Film
  • Edukasi
  • Gaya Hidup
    • Entertainment
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Aneka
    • Berita & Peristiwa
      • Ekonomi Bisnis
      • Humaniora
      • Berita Dunia
    • Agenda
      • Daftar Agenda Konser/Perfomance Musik
      • Schedule of “Harmoni Indonesia 2nd IICFI 2023”
      • Undangan Terbuka Lomba Tari Nusantara Kejuaraan Kemendagri di Indonesia International Culture Festival 2023
      • Kejuaraan Pencak Silat Piala Kemendagri: Menggelorakan Seni Tradisi Menuju Harmoni Indonesia IICF 2023
      • Festival Film Pendek 2023 “MODERASI BERAGAMA”
    • Info Loker
  • Login
  • Cart

©22 web by igmastudio

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?