Jakarta – Guru adalah simbol altruism pemandu spiritual dan pembasuh jiwa bagi muridnya. Begitulah di setiap bidang ilmu selalu ada seorang guru sebagai pemangku kebudayaan berdasarkan otoritas keilmuan kepengajarannya.
Dari seorang guru sejati yang “hidup” (living saga), yang menginspirasi dengan kreasi dan pengalaman yang membahagiakan. Seorang pembelajar lalu dapat melihat, meniru, merasakan, mengonstruksi, memodifikasi, atau bahkan memberontak dalam mengembangkan dan menghidupkan, serta menghidupi kebudayaan.
Sebuah pementasan bertajuk “Wajah Rinduku” untuk mengenang para guru ; Yayu Unru, Hestu Wredayanto, dan Yunian Rumais Siregar (Ucok Siregar), yang dipersembahkan oleh Keluarga Besar Civitas Akademik Fakultas Seni Pertunjukan IKJ (Institut Kesenian Jakarta), Program Studi Teater.
Acara ini digelar di Gedung Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta (IJK) Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini Raya 73 Jakarta, Sabtu, 21 Desember 2024, pukul 19.30 WIB.
Pementasan ini didukung Fakultas Seni Pertunjukan IKJ, Program Studi Teater IKJ, dan sejumlah grup teater bentukan perguruan tinggi seni ini, antara lain; HIMA Teater IKJ, Ikatan Alumni Milenium Teater IKJ, dan Mahasiswa Teater IKJ.
Para penggiat teater yang juga turut dalam pementasan ini, Buanadara, Maharani Pane, Fachrizal Mochsen, Jolly Sijabat, Billy Angelo, Resti Adikoro, Novan Seri, Stella Palupessy, Fatih Unru, Richard Kalipung, Maria Thedore, Alby Putra, Jo Jagad, Fauzan Lubis, dan seniman lainnya.
Tiga Guru yang Menginspirasi
Andi Wayyuddin Unru bin Andi Unru, atau Andi Wahyuddin Unru lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 4 Juni 1962, dan meninggal di Jakarta, 8 Desember 2023.
Aktor multi talenta, almamater Institut Kesenian Jakarta (Dosen Program Studi Seni Teater Fakultas Seni Pertunjukan IKJ) lebih dikenal dengan nama Yayu Unru dan Bintang Serial Hollywood The Last of Us.
Yayu Unru mendapat pengakuan di Festival Film Indonesia (FFI), lewat peran Parmanto dalam film “Tabula Rasa”. Meraih Piala Citra Pemeran Pendukung Pria Terbaik dalam FFI 2014. Tiga tahun kemudian, Yayu Unru kembali meraih Piala Citra Pemeran Pendukung Pria Terbaik lewat film “Posesif” di FFI 2017. Tak hanya berjaya di festival, Yayu Unru turut mengantar sejumlah film mencapai tangga box office.
Hestu Wredayanto, M.Sn., seniman teater kelahiran tahun 1964 ini meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, 8 Agustus 2024.
Alumnus IKJ – LPKJ S-1 (1999), Dosen Seni Teater (2002-2024), Kepala Program Studi Seni Teater (2022-2024), Wakil Dekan III (2016-2020) Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta.
Hestu Wredayanto menjadi Anggota Tim Kurasi Penghargaan IKJ ke-3 2024 untuk bidang seni Peran. Tampil sebagai aktor film “Makna di Balik Tragedi” (Long Road to Heaven) karya Enison Sinaro (2007), Bukan Cerita Cinta (This Is Not a Love Story) karya Sidi Saleh (2019 Nominee Best Feature Narrative Festival of Cinema NYC).
Terlibat peran dalam film pendek Cerita Keluarga (Family Story) karya tugas akhir mahasiswa Fakultas Film dan Televisi (FFTV) IKJ yang terpilih mewakili Indonesia pada Festival Film Internasional The Austin Asian American Film Festival (AAAFF) 2020 di Austin, Texas, Amerika Serikat.
Yunian Rumais Siregar, M.Sn., meninggal di Jakarta, 7 Oktober 2024. Beliau seorang Dosen Prodi Seni Teater FSP IKJ. Pernah menjabat Ketua Jurusan Teater selama 2 periode tahun 2002-2005 dan 2005-2008.
Dosen yang akrab dipanggil Bang Ucok Siregar ini bukan hanya sebagai guru, namun sahabat yang humble bagi setiap orang, sangat baik terhadap para mahasiswa dan rekan-rekan sejawatnya.
Pementasan“Wajah Rinduku” terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya./***