Humaniora.id, Jakarta – Dalam dunia investasi yang penuh dinamika, harga emas kembali menjadi sorotan utama. Mengutip CNBC, pada Selasa (3/9/2024), harga emas di pasar spot mengalami penurunan sebesar 0,3%, mencapai USD 2.494,76 per ons pada pukul 03.30 GMT. Sementara itu, harga emas berjangka AS tetap stabil di angka USD 2.527,20 per ons.
Penyebab utama dari fluktuasi ini adalah penguatan Dolar AS yang mencapai puncak hampir dua minggu, menjadikan emas batangan yang dijual dalam dolar AS kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Situasi ini menciptakan ketidakpastian di kalangan investor yang kini menantikan keputusan penting dari Federal Reserve (The Fed) mengenai suku bunga dalam pertemuan mereka yang akan berlangsung pada 17-18 September mendatang.
Menurut alat CME FedWatch, pelaku pasar saat ini memperkirakan peluang sebesar 69% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin dan peluang 31% untuk penurunan sebesar 50 basis poin. “Menjelang pengumuman data penggajian nonpertanian AS, harga emas mungkin akan berada dalam kisaran jangka pendek untuk memulai minggu ini,” ungkap analis IG Yeap Jun Rong. Ia menambahkan bahwa investor sangat menantikan serangkaian data ekonomi yang akan membantu menyelesaikan perdebatan antara pemangkasan suku bunga.
Data penting yang akan dirilis minggu ini meliputi survei ISM, lowongan pekerjaan JOLTS, ketenagakerjaan ADP, dan laporan penggajian nonpertanian. Untuk laporan penggajian yang akan dirilis hari Jumat mendatang, jajak pendapat memperkirakan bahwa sebanyak 165.000 lapangan pekerjaan utama tercipta pada bulan Agustus dengan penurunan tingkat pengangguran menjadi 4,2%.
Meskipun harga emas spot turun 1% pada sesi sebelumnya setelah data menunjukkan belanja konsumen AS meningkat pesat pada bulan Juli—yang menjadi alasan untuk tidak memangkas suku bunga setengah persen—Yeap menegaskan bahwa “pergerakan baru-baru ini ke level tertinggi sepanjang masa terus dipertahankan dengan baik untuk harga emas.”
Pada pekan terakhir Agustus 2024, harga emas menunjukkan performa yang cukup baik dengan diperdagangkan di kisaran USD 2.500 hingga USD 2.525. Namun, bagaimana gerak harga emas pada pekan pertama September ini? Survei Emas Mingguan Kitco News terbaru menunjukkan bahwa investor ritel mulai menahan optimisme mereka terhadap harga emas dunia, sementara pakar industri memiliki pandangan sentimen yang bervariasi.
Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day mengungkapkan keyakinannya bahwa emas diprediksi akan menguat pada pekan pertama September ini. Kenaikan tersebut didorong oleh semakin dekatnya pemotongan suku bunga oleh The Fed. “Pemotongan suku bunga pertama dalam siklus ini telah menjadi sinyal bullish untuk emas selama dua dekade terakhir,” ujarnya.
Di sisi lain, Direktur Pelaksana di Bannockburn Global Forex, Marc Chandler lebih memilih melihat harga emas terkoreksi pada pekan pertama September ini. Menurutnya, momentum kenaikan dapat terhenti jika pasar bergerak merugikan sebagian besar orang hampir sepanjang waktu.
Sementara itu, Analis Pasar Senior di Barchart.com, Darin Newsom memberikan pandangannya bahwa harga emas cenderung datar di kisaran USD 2.470 hingga USD 2.475. “Saya tidak mendapatkan gambaran yang jelas tentang grafik harian emas Desember saat kita mendekati akhir minggu/bulan,” ungkapnya.