Berkat komitmen tinggi dan konsistensi tiada henti memopulerkan jamudan obat asli Indonesia hingga dipercayamasyarakat nasional dan dunia, Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat dianugerahi IDN Times Inspiring News Maker 2024.
Irwan Hidayat meraih penghargaan dari media digital multi-platform, IDN Times, sebagai salah satu tokoh yang menginspirasi berkat dedikasinya dalam mengembangkan industri herbal di Indonesia.
Dalam Anugerah IDN Times Inspiring News Maker 2024, sang kreator iklan-iklan tematik Sido Muncul ini meraih predikat “Distinguished Award on Outstanding Leadership in Innovative Herbal Industry”.
Anugerah IDN Times Inspiring News Maker 2024 diberikan kepada sejumlah tokoh, yang menurut observasi editorial, telah berkontribusi dalam memberikan informasi berkaitan dengan profesi, tugas, dan kegiatan yang dijalankan selama 2024 kepada publik secara baik dan memberikan dampak manfaat di bidangnya masing-masing.
Diantaranya Menpan RB (2022-2024) Abdullah Azwar Anas; Calon Presiden 2024, Anies Baswedan; Menteri Perhubungan (2019-2024) Budi Karya Sumadi; Menaker (2019-2024) Ida Fauziyah; Co-Founder Narasi TV, Najwa Shihab, Dirut PT Pertamina (Persero) 2018-2024 Nicke Widyawati, CEO Ruparupa.com (Az-Ko) Teresa Wibowo, Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi, Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti, Anggota Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini.
Kepemimpinan dan komunikasi apik kepada publik melalui hubungan sinergis dengan media oleh Irwan nyata-nyata mampu memopulerkan jamu dan obat-obat herbal efektif ke berbagai lapisan masyarakat. Penghargaan IDN Times Inspiring News Maker 2024 diserahkan oleh Co-Founder dan COO IDN Media, William Utomo dan diterima langsung oleh Irwan Hidayat di IDN HQ, Menara Global, Jakarta Selatan, Kamis, (16/1/2025).
Dalam momentum ini Irwan menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan media seperti IDN Times kepada dirinya.
Sulung dari 5 bersaudara generasi kedua Sido Muncul, yakni (Irwan Hidayat, J Sofjan Hidajat, Johan Hidayat, Sandra Hidayat, dan David Hidayat) ini mengaku bersyukur dapat berdampingan dengan tokoh-tokoh inspiratif lainnya mendapatkan pengakuan ini.
Ia juga mengapresiasi peran media yang turut memopulerkan jamu dan obat-obat herbal kepada masyarakat. Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini menceritakan bahwa membutuhkan proses dan waktu yang tidak sebentar untuk membuat jamu dan obat-obat herbal Indonesia dikenal luas dan mendapat kepercayaan masyarakat.
Sejak pertama kali melakukan komunikasi publik dan menghadapi media pada tahun 1994, salah satu kesulitan dan tantangan terbesar cucu pertama pendiri Sido Muncul, Ny Rahkmat Sulistio adalah mengenalkan obat-obat herbal yang pada masa tersebut sering kali tidak dianggap penting dan tidak popular di tengah-tengah masyarakat Indonesia itu sendiri.
“Karena itu setiap kali saya bertemu media, saya memanfaatkan kesempatan itu untuk menjelaskan tentang obat-obat herbal, memberikan literasi dab edukasi, ikut mempromosikan, dan mempropagandakan secara positif tentang Tolak Angin dan produk-produk Sido Muncul lainnya. Produk-produk ini dulunya tidak terkenal dan tidak populer seperti sekarang ini, seperti Tolak Angin dan Kuku Bima Sido Muncul. Namun berkat bantuan dan dukungan media, yang tak lain kita bersahabat dengan mereka, pada akhirnya masyarakat kini mulai mengerti tentang jamu dan menyadari bahwa obat herbal sebenarnya sangat baik untuk kesehatan,” kata Irwan kepada wartawan usai menerima penghargaan tersebut, Kamis (16/1/2025).
Irwan juga membeberkan tips pendekatan hubungan masyarakat atau public relations (PR) sejatinya turut berperan dalam membangun kepercayaan publik dan meningkatkan value brand Sido Muncul.
Bahkan lebih efektif dibandingkan hanya dengan mengandalkan iklan. Namun sukses itu tak akan tercapai sesuai harapan jika tidak dibarengi niat baik dan kejujuran.
“Jika kita jujur, media, dan masyarakat akan menerima apa yang kita sampaikan. Jadi, nomor satu itu harus jujur. Kita harus menceritakan apa adanya dengan niat yang baik tentang produk Sido Muncul, ” tandas Irwan.
Konsisten Populerkan Jamu dan Obat Herbal
Sementara itu, Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis mengungkapkan pihaknya menghargai upaya komunikasi sejumlah tokoh berkaitan dengan profesi, tugas, dan kegiatan yang dijalankan dengan baik selama 2024. Uni Lubis menilai Irwan Hidayat yang identik dengan Sido Muncul telah sukses mengomunikasikan produk herbal seperti jamu menjadi populer di kalangan generasi muda, termasuk Gen Z.
“Pak Irwan dipilih karena perjuangannya yang sejak awal, perjuangan yang berproses tidak sebentar untuk mengenalkan dan memopulerkan jamu kepada publik. Beliau mencoba mengkomunikasikan sesuatu yang belum populer, terutama di kalangan anak-anak zaman sekarang. Dan yang kita lihat usaha kerasnya berhasil. Saya rasa iklan-iklan publik Sido Muncul yang memiliki tema membangun awareness tentang pariwisata, sport, music juga tentu hasil intervensi dan pemikiran dari Pak Irwan, khususnya tentang bagaimana caranya membuat jamu atau produk herbal relevan untuk anak-anak zaman sekarang,” urai Uni Lubis.
Sementara Mendikbud ke 27 dan Gubernur DKI ke 17 Anies Baswedan mengapresiasi kepercayaan IDN Times kepada tokoh-tokoh nasional yang mampu memengaruhi publik dengan karya yang mereka perbuat dan hasilkan. Di masing-masing ladang pengabdian mereka menunjukkan achievement dan mampu meng-influence publik melalui sarana media, dengan gagasan kebangsaan di bidang pendidikan, ketenagakerjaan, pengelolaan aparatur negara, bisnis bahkan spesifik tentang keberlangsungan jamu hingga bisa diterima gen Z sekali pun.
Bahkan saat ngobrol santai usai penerimaan penghargaan antara Irwan Hidayat, Najwa Shihab, dan Titi Anggraini, pegiat demokrasi ini mengomentari bahwa salah satu owner Sido Muncul tersebut bisa menjadi role model masyarakat Indonesia sebagai tokoh senior yang selalu sehat, bugar dan memiliki gagasan kebangsaan seperti penghargaan demokrasi karena mengkonsumsi obat asli Indonesia. Saya pun dimana-mana tetap sedia Tolak Angin, lho. Saya memercayai produk asli Indonesia ini menyehatkan dan membuat kita seger dan bugar. Seperti Pak Irwan yang tampak muda dibandingkan usianya,” celetuk pendiri Perludem ini. Irwan Hidayat mengaku optimis bahwa obat herbal dan jamu akan semakin dipercaya oleh masyarakat, serta semakin direkomendasikan oleh para dokter.
Keyakinan ini muncul seiring dengan semakin berkembangnya pemahaman mengenai manfaat obat herbal yang telah terbukti melalui berbagai uji klinis dan penelitian ilmiah.
“Jamu dan obat-obat herbal yang kami kembangkan memiliki potensi besar karena sudah melalui uji klinis yang dilakukan oleh kalangan akademisi. Ada banyak jurnal ilmiah yang mendukungnya,” ungkap Irwan yang kini setelah mendapatkan pengakuan sebagai DR Honoris Causa rajin menyambangi Fakultas Kedokteran PTN maupun PTS.
Dirinya juga meyakini kedepan jamu dan obat herbal bisa lebih unggul dibandingkan obat-obatan farmasi. “Keyakinan saya ini sudah ada sejak tahun 1986. Jika dibandingkan antara obat kimia dan obat herbal yang telah diuji klinis, saya percaya obat herbal lebih baik. Saat ini, sudah ada sekitar 60 obat herbal yang sudah diteliti melalui uji klinis,” jelas sulung dari generasi pertama Sido Muncul, pasangan Jahja dan Desy Hidayat ini.
Irwan menegaskan bahwa dirinya masih akan terus bersemangat mengenalkan manfaat jamu dan obat-obat herbal, baik kepada masyarakat maupun kalangan dokter. Beberapa upaya yang dilakukan Sido Muncul yaitu melalui kegiatan seminar kesehatan pemanfaatan obat herbal hingga membuka Gerai Sehat Sido Muncul di Rumah Sakit. Pemerintahan Prabowo Dukung Pengembangan Obat Herbal
Terlebih lagi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, Taruna Ikrar, dalam beberapa waktu lalu menyampaikan komitmen Pemerintahan Prabowo-Gibran yang akan mendorong industri farmasi di Indonesia dengan mengembangkan obat asli Indonesia agar bisa bersaing di pasar internasional.
Saat ini, kata dia, terdapat 17.200 obat asli Indonesia yang terdaftar di BPOM, namun baru 97 yang mencapai standar herbal. Dari jumlah itu, hanya 21 produk yang telah naik kelas menjadi fitofarmaka atau setara dengan obat modern.
“Jika Tiongkok memiliki traditional chinese medicine (TCM) yang terstandarisasi dan terkenal di internasional, maka ini saatnya memajukan obat asli Indonesia,” ujar salah satu pemegang paten metode pemetaan otak manusia ini.
Dokter dan ilmuwan ini membeberkan bahwa potensi pengembangan obat tradisional Indonesia sangat besar, terutama dengan kebutuhan farmasi yang terus meningkat akibat perdagangan global dan pertumbuhan populasi