humaniora.id – Jalaluddin Rumi, seorang penyair dan sufi terkenal dari abad ke-13, telah meninggalkan warisan berupa puisi-puisi yang sarat makna dan kebijaksanaan.
Salah satu tema yang sering dibahas dalam karyanya adalah damai sejahtera yang diperoleh oleh mereka yang tidak risau terhadap memiliki lebih atau kurang.
Mari kita renungkan pesan moral yang terkandung dalam pandangan Rumi tentang kebijaksanaan dan kebahagiaan sejati.
Dalam banyak karyanya, Rumi menyoroti kekayaan spiritual sebagai sumber damai dan kebahagiaan yang sejati.
Dia mengajarkan bahwa kebahagiaan yang didapat dari kekayaan materi hanya bersifat sementara dan tidak bisa memberikan kepuasan mendalam.
Orang yang tak risau tentang memiliki lebih atau kurang material cenderung menemukan ketenangan dalam keadaan seadanya.
Kesederhanaan sebagai Kunci Damai Sejahtera: Rumi menggambarkan kesederhanaan sebagai pintu menuju kebebasan dan kedamaian batin.
Orang yang tidak tergantung pada kemewahan duniawi cenderung hidup dengan hati yang ringan dan jiwa yang damai.
Mereka menghargai keindahan dalam hal-hal sederhana dan menemukan kekayaan spiritual dalam kesederhanaan hidup.
Keseimbangan sebagai Landasan Damai: Pesan moral dari Rumi juga menekankan pentingnya mencari keseimbangan dalam hidup.
Tidak terikat pada keinginan berlebihan atau ketidakpuasan membantu seseorang mencapai harmoni dengan diri sendiri dan dunia sekitarnya.
Keseimbangan antara keinginan dan kepuasan menjadi kunci untuk mencapai damai sejahtera menurut ajaran Rumi.
Penolakan terhadap Kepedulian Terlalu Berlebihan: Rumi merenungkan bahaya terlalu mementingkan diri sendiri dan terlalu fokus pada harta benda.
Menurutnya, orang yang tidak terpaku pada keinginan dan kepemilikan material dapat mencapai kedamaian yang sesungguhnya.
Kepedulian berlebihan terhadap harta dan keinginan bisa menghalangi seseorang untuk mencapai tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi.
Damainya yang Tidak Bergantung pada Dunia Luar: Lebih dari sekadar kekayaan material, Rumi menegaskan bahwa damai sejahtera sejati bersumber dari hubungan batin dengan diri sendiri dan Sang Pencipta.
Orang yang tidak bergantung pada dunia luar untuk merasa bahagia akan menemukan damai dalam keterhubungan spiritualnya.
Renungan atas kata-kata bijak Jalaluddin Rumi mengajarkan kita untuk mempertimbangkan kembali nilai-nilai sejati dalam hidup. Damai sejahtera bukanlah hasil dari akumulasi harta benda, tetapi dari kebijaksanaan dan keberanian untuk hidup dengan hati yang lapang.
Melalui pesan moral ini, Rumi mengajak kita untuk menemukan kedamaian batin yang tak ternilai harganya dalam kesederhanaan, keseimbangan, dan hubungan spiritual yang dalam.
Dengan tidak risau terhadap memiliki lebih atau kurang, kita dapat merasakan damai sejahtera yang sejati dan abadi.