Jakarta, humaniora.id – Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam Ustaz Jeje Zaenudin mengaku miris atas temuan grup Whatsapp Lesbian, Gay, Biseksual dan Trangeder (LGBT) pada sejumlah siswa di Pekanbaru.
“Walau saya sangat bersyukur atas temuan Grup Whatsapp dikalangan Sekolah Dasar itu sehingga bisa segera ditelusuri dan diatasi. Namun, temuan kasus ini sangat-sangat mengerikan”. kata Ustaz Jeje dalam keterangannya merespon pertanyaan media, Selasa (20/6/2027).
Menyikapi kondisi ini, Ustaz Jeje yang juga Ketua MUI Bidang Seni Budaya dan Peradaban Islam meminta semua pihak berwenang agar benar-benar serius mengusut, menangani, dan mencari solusinya dari segala aspeknya.
“Kejadian ini sangat tidak lazim, karena terjadi pada anak Sekolah Dasar (SD). Seharusnya, anak SD masih dalam tahapan fokus belajar dan bermain, bukan sudah mengenal penyimpangan seksual ini. Karena itu sangat kungkin ada aktor intelektualnya dari kalangan orang dewasa yang sengaja secara terstruktur dan sistematis menyasar anak-anak di bawah umur sebagai korbannya”, lanjutnya.
Ia menambahkan, aplagi tersiar berita bahwa tertangkapya puluhan pasangan kaum gay anak SMA/SMK di Riau dalam razia Satpol PP.
Menurutnya, kejadian ini tercium indikasi kuat adanya upaya perusakan mental spiritual kalangan muda dengan sistematis dan rencana dengan dukungan dana propaganda dan kampanye perilaku seksual yang bejat di kalangan generasi muda.
“Semua pihak sudah seharusnya meningkatkan kewaspadaan, dan kalau perlu menyatakan perang melawan bahaya laten LGBT yang terus menggerilya anak anak bangsa ini dengan berbagai cara,” ungkap Ustaz Jeje.
Terakhir Ustaz Jeje memberikan saran, salah satu caranya adalah melakukan pelatihan di berbagai segmen masyarakat cara antisipasi, memitigasi dan mengindentifikasi gejala gejala, indikasi, dan tanda tanda awal adanya orang atau kelompok yang terpapar LGBT, dan yang menggiring anak anak muda terjerumus kepada pergaulan LGBT, terutama dilingkungan keluarga, lembaga pendidikan, dan lingkungan sekitar.