humaniora.id – Perkembangan industri film 2020. Jumlah film beredar di bioskop pada tahun 2019 tercatat sama dengan 2018, sebanyak 128 judul. Sepanjang 2019, berdasarkan tahun katalog terdapat 130 judul film yang beredar termasuk film Humba Dreams yang tayang perdana di Shanghai International Film Festival, namun belum tayang perdana di jaringan bioskop di Indonesia.
Berdasarkan peredaran di jaringan bioskop terdapat 128 judul dengan jumlah total 51.901.745 penonton. Jumlah tersebut, menunjukkan pertumbuhan penonton sebesar 1,38% dari perolehan 51.192.832 penonton di 2018.
Angka pertumbuhan tersebut berada di bawah pertumbuhan jumlah layar (15,68%). Sementara, pertumbuhan penonton di 2018 sebesar 20,77% disandingkan dengan pertumbuhan layar di tahun yang sama sebesar 17,83% .
Penghitungan jumlah penonton ini mencakup film-film yang beredar di bioskop berjaringan dan independen (tidak termasuk pemutaran terbatas dan pemutaran keliling/ roadshow di luar gedung bioskop).
Penghitungan akumulasi jumlah penonton per tahun tidak memasukkan data penonton film yang ditayangkan ulang di bioskop jauh setelah siklus penayangan pertama (second run).
Perkembangan industri film 2020, Kilas Balik 2019: Perkembangan Stabil Meski Minus Lonjakan
Pada tahun 2019 ada 15 judul film beredar dengan penonton berjumlah di atas satu juta atau sebanyak 57% dari total seluruh jumlah penonton.
Sepanjang tahun 2019, terdapat penambahan 78 bioskop dengan 286 layar dari 5 bioskop berjaringan dan juga bioskop independen.
Penambahan terjadi di 43 kota di 19 provinsi. 37 bioskop berada di ibukota provinsi, dan 41 bioskop berada di kota dengan status kota/ kabupaten. Pada akhir Desember 2019, terdapat 508 bioskop dengan 2.110 layar.
Presentasi data filmindonesia.or.id (FI) pada 2019 juga membahas pertumbuhan jumlah pekerja film Indonesia yang ikut meningkat secara signifikan.
Jumlah orang yang bekerja di industri film dapat diasumsikan terus meningkat setiap tahun. Basis data pekerja film di FI yang sementara ini hanya dapat mencatat para pekerja yang namanya tercantum pada kredit utama film sebagai kru kreatif (misalnya produser, sutradara, penulis, penata kamera dan lain-lain) pun menunjukkan pertumbuhan yang pesat.
Secara keseluruhan, sejak tahun 1998 sampai dengan 2017, jumlah orang yang terlibat sebagai pekerja film di dalam basis data FI mencapai 23 ribu orang, belum mencakup kru non-kreatif yang biasanya adalah pekerja harian yang bertugas mendukung tim teknis, para asisten pekerja, pengemudi atau penyedia makanan dan minuman.
FI mencatat satu hal yang mengkhawatirkan bahwa di kalangan pekerja kreatif, kenaikan jumlah pekerja film ini dibayangi dengan tingginya tingkat turnover pekerja film. Hampir sebagian besar pekerja yang baru terlibat di dalam produksi film tidak meneruskan karirnya di sektor ini.
Tingginya angka turnover pekerja merupakan tanda bahwa kerja di industri film tidak bisa diandalkan oleh seorang pekerja untuk bertahan, baik dari perspektif ekonomi atau kesejahteraan maupun dari perspektif akumulasi pengetahuan dan pengalaman kerja.
Sumber : http://filmindonesia.or.id/
Comments 1