Jumat, Mei 23, 2025, 17:55
  • Advertising
  • Shop
  • Donasi
  • Contact
  • Login
Humaniora.id
Advertisement
  • Halaman Depan
  • Budaya
  • Musik
  • Film
  • Edukasi
  • Gaya Hidup
    • Entertainment
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Aneka
    • Berita & Peristiwa
      • Ekonomi Bisnis
      • Humaniora
      • Berita Dunia
    • Agenda
      • Daftar Agenda Konser/Perfomance Musik
      • Schedule of “Harmoni Indonesia 2nd IICFI 2023”
      • Undangan Terbuka Lomba Tari Nusantara Kejuaraan Kemendagri di Indonesia International Culture Festival 2023
      • Kejuaraan Pencak Silat Piala Kemendagri: Menggelorakan Seni Tradisi Menuju Harmoni Indonesia IICF 2023
      • Festival Film Pendek 2023 “MODERASI BERAGAMA”
    • Info Loker
No Result
View All Result
Humaniora.id
  • Halaman Depan
  • Budaya
  • Musik
  • Film
  • Edukasi
  • Gaya Hidup
    • Entertainment
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Aneka
    • Berita & Peristiwa
      • Ekonomi Bisnis
      • Humaniora
      • Berita Dunia
    • Agenda
      • Daftar Agenda Konser/Perfomance Musik
      • Schedule of “Harmoni Indonesia 2nd IICFI 2023”
      • Undangan Terbuka Lomba Tari Nusantara Kejuaraan Kemendagri di Indonesia International Culture Festival 2023
      • Kejuaraan Pencak Silat Piala Kemendagri: Menggelorakan Seni Tradisi Menuju Harmoni Indonesia IICF 2023
      • Festival Film Pendek 2023 “MODERASI BERAGAMA”
    • Info Loker
No Result
View All Result
Humaniora.id
No Result
View All Result
Home Catatan

PEREMPUAN ACEH

(Bukan Tak Menghargai Kartini)

Redaksi by Redaksi
April 22, 2024
in Catatan
0
Perempuan Aceh
12
SHARES
237
VIEWS
Share on FacebookShare on WhatsAppShare on Twitter

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp humaniora.id

+ Gabung
Dengarkan berita ini

Humaniora.id – Selalu ada yang berbeda, ketika membicarakan perempuan Aceh. Karena disaat perempuan Indonesia secara umum saat ini masih berjuang menegakkan kesamaan haknya – yang terinspirasi oleh sosok R.A. Kartini yang telah ditasbihkan sebagai pejuang emansipasi, jauh sebelumnya para perempuan Aceh telah menikmati hak-haknya sebagaimana manusia yang setara tanpa perdebatan. Barangkali selama ini yang kita kenal pahlawan perempuan dari Aceh hanya Cut Nyak Dien atau Cut Mutia saja, namun sesungguhnya, sejarah Aceh telah mencatat, banyak perempuan-perempuan Aceh di zamannya telah menorehkan tinta emas dalam perjuangan yang tidak kalah pentingnya dari perjuangan kaum pria.

Keterlibatan perempuan Aceh dalam politik dan pemerintahan bukanlah cerita baru. Dalam bidang militer ada korp tentara wanita, yang langsung terjun ke dalam kancah perang, ada juga yang bertugas di istana. Resimen pengawal istana tersebut dinamai Suke Kawai Istana. Selain itu ada lagi yang disebut Si Pai Inong, yakni korp prajurit wanita.

Korp ini dibentuk pada masa Aceh diperintah oleh Sultan Muda Ali Riayat Syah V (1604 -16-07 M). Si Pai Inong dipimpin oleh dua Laksamana Wanita, yaitu Laksamana Meurah Ganti dan Laksmana Muda Tjut Meurah Inseuen. Dua laksamana itulah yang membebaskan Iskandar Muda dari penjara ketika ditahan oleh Sultan Alaidin Riayat Syah V.

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) korp tentara wanita itu diperbesar dengan membentuk Divisi Kemala Cahaya, yang merupakan divisi pengawal istana, yang dipimpin oleh seorang laksamana wanita. Dalam divisi ini juga dibentuk satu batalion pasukan kawal kehormatan, yang dipilih dari prajurit-prajurit wanita. Mereka ditugaskan untuk menerima tamu-tamu agung dengan barisan kehormatannya.

Sebelumnya, pada masa pemerintahan Sultan Alaudin Riayat Syah IV (1589-1604) juga pernah dibentuk Armada Inong Balee, yang prajuritnya terdiri dari janda-janda, yang suaminya tewas dalam perang. Armada ini dipimpin oleh Laksamana Malahayati.

Laksamana Malahayati merupakan seorang panglima wanita yang berhasil menggagalkan percobaan pengacauan oleh angkatan laut Belanda dibawah pimpinan Cournoles dan Frederichde Houtman di perairan Aceh pada tahun 1599 Masehi. Armada Inong Balee ini sering terlibat pertempuran di Selat Malaka meliputi pantai Sumatera Timur dan Melayu dengan membawa sedikitnya 2000 pasukan yang sebelumnya telah dilatih terlebih dahulu dibawah komando perempuan tangguh Malahayati.

Laksamana Malahayati pula yang ditugaskan oleh Sultan Alauddin Riayat Syah IV, untuk menerima dan menghadap utusan Ratu Inggris, Sir James Lancester dalam sebuah diplomasi ke Aceh pada16 Juni 1606. Utusan itu membawa surat dari Ratu Inggris untuk Raja Aceh.

Bacajuga:

Mengungkap Emosi dengan Expressive Writing: Terapi Menulis yang Meningkatkan Kesehatan Mental Anda

Krisis Kepemimpinan, Non Wartawan Kembali Nahkodai Dewan Pers

Sejarah Aceh juga mewariskan wanita-wanita negarawan, yang ulung sebagai pemimpin seperti: Ratu Nahrisyah, Sri Ratu Tadjul Alam Syafiatsuddin Syah, Sri Ratu Zakiatuddin Inayat Syah, Sri Ratu Zaniatuddin Syah, serta Sri Ratu Kemalat Syah. Ada juga Putri Meurah Intan, Pucot Baren, dan Cut Nur Arsyikin.

Dalam menegakkan harga diri, tak ada kompromi bagi perempuan Aceh. Karena dalam berjuang, perempuan Aceh memikul sahamnya dalam bencana perang sebagai pahlawan (srikandi). Kadang-kadang perempuan Aceh menderia lebih hebat lagi dari orang senegerinya dibandingkan dengan siksa yang dilancarkan oleh musuhnya.

Perempuan Aceh juga adalah perempuan yang mampu menanti suaminya pergi berperang dengan setia dan menjaga anaknya. Setidaknya peran perempuan sebagai ibu bisa tercermin dalam lirik lagu berikut yang sering disenandungkan bagi anak-anak Aceh takala mereka masih balita:

Aduhaido ku do da idi (Aduhai do ku do da idi)
Meurahpati ateuek awan (Burung merpati di atas awan)
Beuridjangrajeuk banta Saidi (Cepat besar anakku sayang)
Djakprang sabi bila agama (pergi ke medan perang membela agama)

Peran perempuan Aceh dalam emansipasi, sikapnya terbentuk karena pengaruh Islam yang kuat. Dalil-dalil Islam dijadikan landasan bagi kaum perempuan dalam menentukan sikap. Sejak masa Kerajaan Islam Perlak, Linge, Samudra Pasai, hingga Aceh Darussalam, Islam telah diambil menjadi dasar negara dan sumber humunya yaitu Al-Quran, Sunnah, Ijma’, dan Qiyas. Berdasarkan hukum inilah perempuan Aceh melandaskan segala tindakannya, termasuk dalam keadaan perang sekalipun.

ADVERTISEMENT

Dalam peperangan itu pun, kemampuan perempuan Aceh tidak kalah dibandingkan dengan kaum pria. Kemampuan perempuan untuk memimpin, menyusun taktik, hingga turut serta ke medan perang, telah dibuktikan dengan sejumlah prestasi gemilang. Cut Nyak Dien sendiri juga membuktikan hal ini dengan naik sebagai pemimpin perlawanan sepeninggalan suaminya – Teuku Umar yang dinikahi pada tahun 1878.

Gambaran heroik perempuan Aceh sempat dituliskan oleh orang Eropa bernama H.C.Zentgraaff. Dalam Perang Aceh, Zentgraaff mencatat dengan detail sebagaimana kaum laki-laki yang mengangkat senjata, perempuan Aceh juga berperang dengan jiwa dan raganya.

Zentgraaff menuliskan: “Perempuan-perempuan Aceh yang gagah dan berani merupakan perwujudan lahiriah dari dendam kusumat yang paling pahit. Perwujudan jasmaniah watak yang tak kenal menyerah yang setinggi-tingginya, dan apabila mereka ikut bertempur, maka dilakukannya dengan energi dan semangat berani mati, yang kebanyakan lebih dari kaum lelakinya.

Perempuan Aceh adalah pemikul beban dendam yang membara sampai ke tepi lubang kuburnya, dan sudah di depan maut sekali pun, Ia masih berani meludahi muka si kaphe (sebutan kafir atau kafeer dalam bahasa Aceh). Tidak seorang pengarang roman pun, dapat membuahkan karangan dengan daya fantasi yang berkhayal setinggi apa pun dalam bidang ini, dibandingkan dengan kenyataan yang sungguh-sungguh terjadi.” – (H.C. Zentgraaff, 1982/1983:74).

Pernyataan Zentgraaff ini dibuktikan oleh Cut Nyak Dien, yang tak rela menyerah meski pun penyakit mendera tubuh dan matanya. Diakhir perjuangan Dien dalam melakukan perlawanan, ia masih sempat mencabut rencong sebagai tanda pantang menyerah.

Heroisme yang ditunjukkan oleh Cut Nyak Dien juga ditulis oleh Zentgraaff; “Tidak ada bangsa yang lebih pemberani perang serta fanatik, dibandingkan dengan bangsa Aceh. Dan perempuan Aceh, melebihi kaum perempuan bangsa-bangsa yang lainnya. Dalam keberanian dan tidak gentar mati. Bahkan mereka pun melampaui kaum laki-laki Aceh yang sudah dikenal bukanlah laki-laki lemah, dalam mempertahankan cita-cita bangsa dan agama mereka.” – (H.C. Zentgraaff, 1982/1983: 95).

Inilah frame Zentgraaff untuk memaknai perempuan Aceh. Kesimpulan dari analisis Zentgraaff terpolarisasi dengan penyebutan para perempuan Aceh sebagai “de leidster het verzet” (pemimpin perlawanan) dan “grandes dames” (perempuan-perempuan besar.).

Maka, melihat sepakterjang perempuan Aceh, maaf, bukan saya tidak menghargai Kartini, apa yang dilakukan oleh Kartini, tidaklah sebanding dengan apa yang telah dilakukan oleh perempuan-perempuan Aceh. Namun seperti yang kita ketahui, sejarah adalah siapa yang menuliskannya, sebagai orang Jawa yang dekat dengan Belanda, tentu Kartini lebih mendapat porsi historynya ketimbang perempuan Aceh yang seringkali membuat Belanda kocar-kacir dan kencing di celana karena merasa takutnya. Dan sebagai orang Aceh, saya harus menuliskan ini semua. Saleum.*

#Putra_Gara

Share5SendTweet3
Redaksi

Redaksi

humaniora.id – Membangun Spirit Inklusif.
Info kerjasama hubungi kami di 0821 3030 2233

Related Posts

Terapi Menulis Meningkatkan Kesehatan
Catatan

Mengungkap Emosi dengan Expressive Writing: Terapi Menulis yang Meningkatkan Kesehatan Mental Anda

by Redaksi
Mei 22, 2025
Krisis Kepemimpinan, Non Wartawan Kembali Nahkodai Dewan Pers
Catatan

Krisis Kepemimpinan, Non Wartawan Kembali Nahkodai Dewan Pers

by Redaksi
Mei 15, 2025
Next Post
Putusan MK Akan Diingat

Putusan MK Akan Diingat Terus Menerus oleh Generasi Bangsa

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Herbal Premium Herbal Premium Herbal Premium

Premium Content

SP Lawyer Jakarta

SP Lawyer Jakarta, Kantor Konsultan Hukum Yang Konsisten Memegang Prinsip

Mei 5, 2023
Mie Aceh Disini: Rasa Lokal yang Menggugah Selera, Kini Hadir di Kupi Disini Official

Mie Aceh Disini: Rasa Lokal yang Menggugah Selera, Kini Hadir di Kupi Disini Official

Mei 4, 2025
Pressolind

“Pressolind” Bio Additive Bahan Bakar Minyak Hasil Karya Anak Bangsa

Januari 5, 2024
Super Cleansing Tea

Super Cleansing Tea, Herbal Tea Supplement 100% NATURAL

Mei 20, 2023
Rental Mobil Profesional di Jakarta

Rental SDJ: Mitra Perjalanan Anda untuk Rental Mobil Profesional di Jakarta

Agustus 31, 2023

Telusuri Berdasarkan Kategori

ikuti kami di google news

Atribut Width dan Height di Tag Marquee Rumah Berita - humaniora.id | Membangun Spirit Inklusif - Terima kasih telah menjadi pembaca setia humaniora.id

Tentang humaniora.id – Redaksi –  Kode Etik – Pedoman Media Ciber – Disclaimer – Pasang Iklan – Daftar Jadi Penulis

Info kerjasama hubungi kami di
0821 3030 2233

Kunjungi Halaman ==> Iklan

Categories

PojokInfo

Tes Psikologi Weton Kaya
Advertorial

Tes Psikologi Weton Kaya: Yuk Kenali Pikiran Bawah Sadar Kamu

by Redaksi
April 7, 2025
0

humaniora.id - Tes Psikologi Weton Kaya: Yuk Kenali Pikiran Bawah...

Load More

KONSER “NDX AKA TOUR MALAYSIA 2025 26 Juli 2025

https://www.youtube.com/watch?v=AYm6qdO6_9s

 

Buruan dapatkan tiketnya di sini

©22 web by igmastudio

No Result
View All Result
  • Halaman Depan
  • Budaya
  • Musik
  • Film
  • Edukasi
  • Gaya Hidup
    • Entertainment
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Aneka
    • Berita & Peristiwa
      • Ekonomi Bisnis
      • Humaniora
      • Berita Dunia
    • Agenda
      • Daftar Agenda Konser/Perfomance Musik
      • Schedule of “Harmoni Indonesia 2nd IICFI 2023”
      • Undangan Terbuka Lomba Tari Nusantara Kejuaraan Kemendagri di Indonesia International Culture Festival 2023
      • Kejuaraan Pencak Silat Piala Kemendagri: Menggelorakan Seni Tradisi Menuju Harmoni Indonesia IICF 2023
      • Festival Film Pendek 2023 “MODERASI BERAGAMA”
    • Info Loker
  • Login
  • Cart

©22 web by igmastudio

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?