humaniora.id – Perjuangan Suku Naga sampai Cucu Sulaiman – Secangkir kopi hitam cukup membuat Iwan Burnani Toni tak berhenti-hentinya bercerita mengenai jatuh bangun kehidupannya di teater. Bila bercerita tentang teater- daya hidupnya seolah keluar. Kata-katanya sangat ekspresif.
Cuplikan wawancara Seno Joko Suyono bersama Iwan Burnani Toni : Bag 13
Pada tahun 1986, setelah lama vakum pentas teater, akhirnya Bengkel Teater pentas lagi. Sebuah pentas yang spektakuler. Naskah baru Rendra: Panembahan Reso yang durasinya sampai 6 jam. Pentas berlangsung di Istora Senayan.
T: Bagaimana cerita akhirnya tahun 1986 pentas Panembahan reso. Setelah 7 tahun dilarang pentas teater?
Nah, begini ceritanya. Aku kan sudah tinggal di rumah Mas Willy, di Jalan Mangga 89, Depok. Aku dan Edy Haryono dikasih kamar sama Mas Willy. Saya sering menyupiri Mas Willy saat pergi ke mana.
Nah, suatu kali saat saya menyetir mobil, Mas Willy ngomong: “Wan, kita dapat izin pementasan.” “Oh ya? Pementasan apa Mas?”tanya saya. “Panembahan Reso,” jawabnya. “Wah aktor-aktornya siapa saja Mas?” tanya saya lagi. Rendra menjawab: “Ntar dulu, nanti sampai rumah kita rapat.”
Sampai rumah – di Jalan Mangga Depok lalu Mas Willy, Ken Zuraida, saya dan Edi Haryono rapat. Mas Willy membuka rapat: “Kita dapat izin, dan juga sudah dapat impresario.
T: Apa reaksi Anda?
Saya langsung bertanya lagi, aktor-aktornya siapa Mas? Karena saat itu aktor-aktor Bengkel Teater sudah menyebar sendiri-sendiri. Rendra menjawab: “Nah ini.., Bengkel Teater sudah mati suri, sekarang tidak ada lagi Bengkel Teater.
Saya sekarang akan membuat Bengkel Teater Rendra,” kata Mas Willy. Lebih jauh Mas Willy lalu mengatakan: ”Manajemen saya ubah. Karena namanya Bengkel Teater Rendra maka kelompok ini milik saya.
Keuangan bukan lagi Edi Haryono yang pegang, biar Ida (Ken Zuraida-red) yang pegang. Kamu Iwan saya bayar profesional, sebagai asisten sutradara, Edi Haryono kamu juga saya bayar, mungkin sebagai “keranjang sampah” tempat apa saja, anggota organisasi saya bayar. Mau ikut dengan manajemen baru?” Rendra bertanya saat itu.
Saya langsung bersedia ikut. Rendra lalu bilang:”Oke, kalau sudah siap. Kita panggil orang-orang yang mau terlibat kembali di Bengkel Teater Rendra dengan manajemen baru ini””
T: Setelah Anda dan Edi bilang sepakat lalu ?
Rendra bilang: “Iwan anggota Teater Baling-Baling saya ambil semua. Ikut pementasan ini semua. Saya bilang: oke.
T: Siapa saja sat itu anggota Teater Baling-Baling yang begabung?
Ada Otig Pakis, Rudi Anggawy, Arif yang sekarang di Australia, Oso adiknya Edi Haryono, Pipin Putri dan lain-lain. Selain itu anggota Teaternya Ken Zuraida: Teater 89 juga dimasukkan Mas Willy Teater 89 saat itu juga aktif latihan di Jalan Mangga bersama Teater Baling-Baling.
T: Siapa saja anggota Teater 89?
Ada Radhar Panca Dahana, Sitok Srengenge dan lain-lain. Mas Willy juga kemudian menyuruh saya dan Edi pergi ke rumah Adi Kurdi untuk meminta Adi apakah dia tertarik ikut pementasan.”Sekarang kalian hubungi Adi Kurdi, kalian ke rumah Adi Kurdi,”kata Rendra.
T: Adi Kurdi tinggal dimana ?
Di Pulomas, di Jakarta. Saya saat itu menjelaskan kepada Mas Adi Kurdi, bahwa Bengkel Teater diperbolehkan pentas lagi. “Maaf Mas.. Mas kan sudah keluar dari Bengkel Teater Yogya,” kata saya saat itu. Saat ini saya menjelaskan oleh Mas Willy, Bengkel Teater diubah manajemennya menjadi Bengkel Teater Rendra.
Jadi pentas atas nama Bengkel Teater Rendra bukan lagi Bengkel Teater Yogya. Dan pembayarannya bukan lagi berdasar prosentase senior-yunior seperti dulu.
Adi Kurdi ternyata menyambut baik rencana pementasan Panembahan Reso. Dan dia menyatakan ikut bergabung. Sawung Jabo kemudian siap terlibat. Dahlan Rebo Paing juga. Mas Willy sendiri kemudian ke Yogya – menemui anggota-anggota lama Bengkel Teater – untuk menanyakan apakah mereka mau terlibat.
T: Menemui siapa saja Mas Willy?
Banyak. Mbak Sunarti mau terlibat. Mbak Sitoresmi tak mau. Untung Basuki mau. Albert Razak dan Nita Azhar mau. Hermin Centhini tidak mau.. Mas Willy bilang pemainnya Panembahan Reso banyak sampai 60 an.
Baca juga : Iwan Burnani Toni: “Saya ikut Rendra, dari Mastodon… Bag 12
Comments 3