humaniora.id – Muhammadiyah Cabang Rawamangun Pulogadung menyelenggarakan Pengajian Pimpinan dengan tema “Kemandirian Muhammadiyah sebagai Kunci Kesuksesan Menghadapai Tantangan” di Ruang SMA Muhammadiyah 11 Lantai 2 Perguruan Muhammadiyah Rawamangun, Jakarta Timur, Ahad (21/72024) pukul 08.30 sampai 11.00 WIB.
Pengajian bulanan ini diselenggarakan setiap Ahad ke 3 setiap bulannya. Kali ini menghadirkan Dr. KH. Endang Mintarja, MA sebagai pemateri. Peserta yang diundang dan hadir di pengajian ini adalah dari Pengurus Pimpinan Cabang dan Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah, Pimpinan Majelis PCM-PCA, Pimpinan Ortom Tingkat Cabang, Pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah-Aisyiyah se Kecamatan Pulogadung.
Selain itu juga terdapat Anggota Korps Mubalig Muhammadiyah, Guru Al-Islam, Guru Kemuhammadiyahan, Guru Tahfizh, Alumni Kader Mubalig KMI, serta Pengurus Masjid Muhammadiyah se-Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur.
Sebelum pengajian pimpinan dimulai, diselenggarakan terlebih dahulu pengajian Fiqih membahas kitab Bulughul Maram di Masjid Ar-Rahman dari pukul 07.00 sampai 08.30 WIB dan ditutup dengan acara makan lontong sayur.
Pada pengajian itu, Dr. KH. Endang Mintarja, MA mengatakan bahwa Muhammadiyah bisa eksis sampai dengan sekarang karena para pendiri awal Muhammadiyah adalah orang-orang yang ikhlas berjuang untuk akhirat dan kemaslahatan umat, bukan orang-orang yang hanya mencari keuntungan duniawi semata.
Beliau menjelaskan, KH Ahmad Dahlan di awal pendirian Muhammadiyah berjuang dengan ikhlas berangkat dari kerisauan terhadap umat. Jika beliau tidak ikhlas maka Muhammadiyah hanya akan bertahan beberapa tahun saja. Tapi nyatanya, sudah lebih 100 tahun, Muhammadiyah masih tetap eksis menebar manfaat untuk umat sampai saat ini.
Beliau juga menerangkan tentang pendirian Pondok Pesantren Muhammadiyah yang berlokasi di Bogor (Muhammadiyah Boarding School Ki Bagus Hadikusumo) tidak mau menerima bantuan dana yang tidak jelas apalagi haram, sebab hanya akan menjatuhkan Muhammadiyah di kemudian hari.
“Kami pernah mendapat tawaran bantuan dari pemerintah, tapi syaratnya 30% harus dikasih ke pemberi bantuan. Kalau tidak, maka bantuan tidak akan dicairkan. Akhirnya, dengan mempertimbangkan segala hal, kami menolak menerima bantuan bersyarat itu. Sebab, jika awal pendirian pondok sudah memakan bangkai, maka keberkahannya akan hilang, bahkan di kemudian hari, cepat atau lambat, institusi pendidikan yang didirikan Muhammadiyah akan jatuh dan ambruk karena kemaksiatan yang dilakukan di awal pendirian,” tegasnya.
Karena menurutnya, harta yang syubhat apalagi haram akan mampu mengubah individu menjadi rusak kepribadiannya. Bagaimana kita akan mengajak umat kepada kebaikan jika di awalnya kita melakukan kemaksiatan dengan menerima bantuan abal-abal alias haram. Sebab, keberkahan ilmu tidak bisa diambil dari sesuatu yang kotor. Dan sesuatu yang suci tidak akan bisa diambil kecuali oleh orang-orang yang suci atau yang berusaha menyucikan dirinya.
Pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan pernah berkata bahwa hati yang suci akan melahirkan pikiran yang suci, dan pikiran yang suci akan mampu menerima ilmu dari ayat-ayat yang suci. Dalam terminologi Islam, ilmu itu ada yang disebut ilmu laduni atau hudhuri, yakni ilmu yang diberikan Allah tanpa dipelajari, dikhususkan kepada hamba-hamba Allah yang selalu menyucikan hatinya.
Pada pengajian itu juga, Ketua Umum Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Rawamangun, H. Welly Pasaribu, ST mengharapkan kepada setiap Kader Muhammadiyah agar jangan mencari keuntungan di Muhammadiyah. Jangan mencari apa yang Muhammadiyah berikan buat kita, tapi justru sebaliknya, apa yang kita berikan buat Muhammadiyah, agar Muhammadiyah bisa tetap menebar manfaat buat semua.
Penulis adalah Jurnalis, Mubalig, Penggiat Dakwah Islam dan Pengurus PRM Kayu Jati