humaniora.id – Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENAWANGI) berkerjasama dengan Sanggar Seni Pawiyatan Kabudayan Karaton Surakarta Hadiningrat mementaskan fragmen Wayang Orang lakon “Arjuna Wiwaha.”
Apresiasi budaya yang merupakan program Teater Wayang Indonesia (TWI) ini akan digelar di Teater Kautaman Gedung Pewayangan Jakarta Timur, Minggu, 9 Juli 2023 pukul 15.00 WIB
“Tahun 2023 SENAWANGI fokus mengangkat Karaton sebagai sumber kebudayaan. Bertujuan agar generasi muda dapat lebih mengenal seni budaya yang adiluhur,” terang Ketua Umum SENAWANGI Marsekal Madya TNI (Purn) FH. Bambang Soelistyo, kepada humaniora.id, di Jakarta, Sabtu (01/06/2023).
Acara dibingkai dalam Pentas Pesona Kejayaan Seni Budaya Keraton- Keraton Jawa. Diawali penampilan Karaton Surakarta Hadingrat pada bulan Juli 2023. Di bulan berikutnya menyusul penampilan kesenian dari Karaton Kasultanan Yogyakarta, Pura Mangkunegaran, Pura Pakualaman dan Karaton Kanoman Cirebon.
Fragmen Wayang Orang lakon “Arjuna Wiwaha ”Karaton Surakarta Hadiningrat melibatkan 65 seniman yang terdiri dari penari, pengrawit dan tim kreatif.
Rombongan dipimpin langsung Ketua Lembaga Dewan Adat Karaton Surakarta Hadiningrat GKR. Koes Moertiyah Wandansari (Gusti Moeng). Bertindak sebagai Sutradara KPH. Raditya Lintang Sasongka, dan Penata Artistik Dr. RT. Dibyagunadipuro, S.Sn. M.Sn.
“Pementasan ini terbuka untuk masyarakat umum. Sebelum acara pada pukul 14.00 WIB para penonton dapat berbincang langsung dengan salah satu putri Pakoe Boewono XII, GRAy. Koes Moertiyah, dalam talkshow bertajuk Nilai-Nilai Seni Budaya Karaton Surakarta,” ujar Kepala Bidang Humas SENAWANGI, Suryandoro.
Menurut Suryandoro, kisah “Arjuna Wiwaha” adalah cerita paling disenangi (favorit) Raja Paku Buwana III, sehingga melahirkan karya sasta serat Wiwaha Jarwa.
Dalam Fragmen Wayang Orang “Arjuna Wiwaha” ini diceritakan tentang keberhasilan Raden Arjuna bertapa di gunung Indrakila dengan sebutan Begawan Mintaraga.
Ketika bertapa, Arjuna tidak terusik dengan godaan para bidadari utusan Dewa, yang berarti Arjuna dapat mengendalikan hawa nafsunya.
Juga keberhasilan Arjuna mengemban amanah Dewa untuk menumpas angkara murka yang berujud raksasa sakti bernama Prabu Niwatakawaca.
Atas kedua keberhasilan tersebut, Arjuna diwisuda oleh Dewa dengan gelar Prabu Arjuna Wiwaha dan diberikan tahta di Kerajaan Selakandha Waru Binangun.
Cerita Arjuna Wiwaha sangat relevan dengan situasi bangsa Indonesia saat ini yang sedang menyiapkan pemimpin masa depan.
“Dengan menonton pentas fragmen ini setidaknya kita mendapatkan gambaran tentang figur pemimpin yang mumpuni. Tahan godaan dan pantas kita jadikan panutan untuk membawa kejayaan bangsa Indonesia ke depan,” ujar Bambang Soelistyo menutup./*
Comments 2