humaniora.id – Ada warisan budaya yang tidak dapat hilang dalam proses evolusi budaya Batak, yaitu; “Dalihan Natolu.” Dalihan Natolu merupakan inti atau hakekat dari interaksi orang Batak dengan lingkungan sosial yang diwariskan oleh nenek moyangnya.
Klan suku Batak di Jakarta secara evolusi berubah dan berkembang. Hubungan kesukuan yang awal mulanya merupakan hubungan adat; religius, kekerabatan, kemudian meruak menjadi hubungan bersifat ekonomis.
Demikian antara lain kesimpulan pandangan yang disampaikan St. Ign. Mahidin Pakpahan, Ketua Umum Perkumpulan Hutanamora Pakpahan dan Boru Indonesia – Dunia (PHPBI) Periode 2023 – 2026, usai Pelantikan Pengurus organisasi ini, di Gedung Graha Delima Jakasampurna Kota Bekasi, Minggu (22/10/2023).
“Perkumpulan ini nanti akan mendirikan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Misalnya Yayasan, Koperasi, pertanian, dan peternakan. Tujuannya membantu program Pemerintah,” tegas St. Ign. Mahidin Pakpahan.
Mahidin Pakpahan kembali menegaskan, PHPBI adalah organisasi marga. Berbeda dengan organisasi pada umumnya.
Marga merupakan jembatan dalam sistem kekerabatan orang Batak yang menciptakan hubungan timbak-balik dan saling mempengaruhi.
“PHPBI secara khusus mengurusi keturunan Hutanamora Pakpahan. Itulah kalau dasar pemikiran mendirikan perkumpulan ini,” tegasnya.
Mahidin Pakpahan berharap program kerja awal PHPBI dapat memberi manfaat ekonomis bagi masyarakat di daerah, khususnya di Kabupaten Samosir dan Kecamatan Pangaribuan, Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
“Dua Kabupaten ini dulu yang kita pilih. Misalnya kita akan bikin peternakan, pertanian di situ. Masyarakat di wilayah ini sangat termaginalkan. Daya kemampuannya rendah,” paparnya.
Berbagai elemen organisasi, lanjut Mahidin, telah terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI). Selain PHPBI sebagai induk organisasi perkumpulan, telah terbentuk juga struktur kepengurusan Yayasan dan Koperasi.
Badan Pengurus Harian PHPBI St. Ign. Mahidin Pakpahan (Ketua Umum), Dr. Wannen Pakpahan,MM (Sekretaris Jenderal), dan Timbang Pakpahan,SE.MM.MH. (Bendahara Umum).
Pengurus Yayasan PHPBI Drs.Tony Aminthon Pakpahan, MBA (Ketua), Ir. Reguel Pakpahan, M.M. (Sekretaris), dan Timbang Pakpahan,SE.MM (Bendahara).
Pengurus Koperasi PHPBI Kombes Pol (P) Drs. Frankie S. Pakpahan (Dewan Pengawas), Rudolf Pakpahan S.E (Ketua ), Drs.Riston Pakpahan (Sekretaris), dan Timbang Pakpahan,SE.MM.MH. (Bendahara).
“Puji Tuhan keturunan Hutanamora di Jakarta ini relatif banyak yang berhasil. Kita himpun nanti untuk membantu keluarga kita di Bonapasogit (kampung halaman). Organisasi ini sudah terdaftar di Kemenkumham. Kita juga selalu berkoordinasi dengan Pemerintah setempat,” ujar Mahidin.
Program yang akan dikembangkan PHPBI di Bonapasogit, kata Mahidin, mandiri sifatnya. Hal ini sejalan dengan program Pemerintah yang terus mendorong pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).
“Program yang akan kami bangun di Samosir dan Pangaribuan mandiri sifatnya. Pemerintah saat ini kita lihat menghidupkan UMKM. Artinya program ini diambil dengan kemandirian kita. Tidak bisa hanya menunggu Pemerintah. Kita juga harus turun. Januari 2024 kami langsung jalan,” tekadnya.
Pihaknya sudah menginventarisasi berbagai potensi yang dapat dikembangkan termasuk lahan-lahan yang tidur, menganggur.
“Samosir dan Pangaribuan cukup luas. Itulah yang akan kita manfaatkan untuk bercocok tanam palawija dan lain-lain. Diharapkan masyarakat setempat dapat merasakan manfaatnya. Inilah sesungguhnya tujuan Perkumpulan Hutanamora didirikan,” jelas Mahidin.
Mahidin berharap semua program didukung anggota. Dia juga berharap semua anggota masuk jadi anggota koperasi nabung di Koprasi PHPBI.
“Sebab uang tabungan inilah yang akan kita gunakan membangun proyek yang saya sebutkan tadi,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ir. Egbert SH Pakpahan, M.Sc, Ketua Umum periode sebelumnya yang sekarang menjadi Ketua Dewan Pengawas PHPBI, mengajak semuanya untuk berdoa bersama.
Ia berharap seluruh pomparan (keturunan) Hutanamora Pakpahan mendapat berkat kesehatan, kesuksesan dan kehidupan yang lebih baik.
“Pentingnya doa berkat sebagai sarana untuk mengakui, dan bersyukur atas segala yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Berkat mencakup segala hal yang positif, kesehatan, kesuksesan, kebahagiaan, perlindungan, rejeki, dan kebaikan lainnya,” ungkapnya.
Ketua Panitia Musyawarah Besar Perkumpulan Hutanamora Pakpahan dan Boru Indonesia – Dunia (PHPBI), Hendri Yunan Pakpahan,S.E, menyampaikan, Hutanamora Pakpahan akan terus bergerak dan melangkah menuju harapan dan cita cita bersama.
“Ini adalah waktu di mana kita terus mencoba, bergerak maju dan belajar tentang apa yang perlu kita lakukan untuk membuat diri kita lebih baik,” ujar Hendri Yunan Pakpahan.
Capt. Andi M.Pakpahan.S.SIT.,M.Mar, Ketua Bidang Komunikasi, Informasi dan Media Massa, menyampaikan pentingnya organisasi kesukuan dan kedaerahan untuk memunculkan kebanggaan nasional serta memperkuat jiwa kesatuan.
“Bona pasogit (kedaerahan) itu sangat berarti penting. Itu adalah identitas pribadi. Memberi informasi dari mana kita berasal, siapa kita, serta mengapa kita menyebar ke seluruh dunia. Setiap orang seharusnya bangga memiliki bona pasogit. Sehingga dapat memperkuat kepribadian bangsa mempertebal rasa harga diri,” tegas Andi M.Pakpahan./*