humaniora.id – Taman Mini Indonesia Indah (TMII) kembali menggelar Parade Tari Nusantara Ke-40 Tahun 2024. Sebuah perhelatan tahunan — ikon pelestarian budaya Indonesia dengan tema “Jelajah Mantra Nusantara” yang digelar di Sasono Langen Budoyo TMII Jakarta, Minggu 6 Oktober 2024.
“Parade Tari Nusantara ini merupakan manifestasi komitmen TMII melestarikan dan mengembangkan warisan budaya Indonesia. Melalui PTN yang telah berlangsung selama 40 tahun TMII kembali menegaskan perannya sebagai ruang budaya yang terbuka bagi semua,” ujar Direktur Utama TMII, Intan Ayu Kartika, ketika menyampaikan sambutan dalam pembukaan acara.
Menurut Intan, PTN tidak hanya menjadi ajang bagi para seniman tari dari seluruh Indonesia untuk menunjukkan kreativitas dan bakat mereka. PTN menjadi cerminan dari komitmen TMII dalam memperkuat kesatuan melalui keberagaman.
“Setiap tarian yang ditampilkan adalah bukti nyata dari kekayaan budaya kita yang tak ternilai. Menjadi bagian dari upaya kami untuk terus menjaga agar budaya Nusantara tetap hidup dan lestari,” ungkapnya.
Di kesempatan yang sama Rian Timadar, selaku Regional Manager TMII menyampaikan, bahwa PTN merupakan event kompetisi tari bergengsi tingkat nasional. PTN sangat dinanti para seniman tari di seluruh pelosok nusantara.
“PTN menjadi ajang silaturahmi dan mengasah keterampilan dalam kepenarian, penataan tari, penataan musik dan penataan rias busana tari, serta pengemasan pertunjukan tari,” ujar Rian Timadar.
Rian Timadar menjelaskan, peserta PTN ke 40 TMII datang dari berbagai provinsi, diantaranya dari Kalimantan Selatan tari Ngebo (Ebolele), Banten tari Teluh, Kalimantan Tengah tari Sangiang Basir, Kalimantan Barat tari Palamput’n Sengat, Bengkulu tari Ligat Suluh, dan Lampung tari Ruwah Bumei.
Papua Barat menyertakan tari Tanggapar Piayrawi (Panen Buah Hitam), Sumatra Selatan tari Jempi Merabun, Bangka Belitung tari Cuca Ngebiang, Kalimantan Utara tari Limbay Ambaeluk, DKI Jakarta tari Dil Gundal Gandil, Kepulauan Riau tari Jampi Air Selusuh, Jawa Barat tari S”eke”, dan Aceh tari Ta’eun Ija Broek.
Parade Tari Nusantara Ke-40 Tahun 2024 melibatkan tiga orang penilai yang bertindak sebagai Juri Pengamat. Ketiganya memiliki latar belakang dan pengalaman di bidang seni tari, seni busana, dan seni musik tradisi yang sangat kompeten.
Juri Pengamat tersebut adalah Ertis Yulia Manikam, alumni jurusan tari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan Universitas Gajah Mada (UGM). Beliau juga merupakan mantan Manajer Budaya TMII yang bertahun-tahun mengawal Parade Tari Nusantara TMII agar tetap terjaga marwahnya. Memiliki ciri khas yang berbeda dengan event serupa yang diselenggarakan oleh lembaga lain.
Juri Pengamat berikutnya adalah Suryandoro, alumni jurusan tari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta program studi komposisi tari. Beliau juga pernah menjadi salah satu pimpinan TMII dan kini fokus menjadi CEO Swargaloka.
Suryandoro adalah orang di belakang layar atas lahirnya berbagai karya tari baru Swargaloka. Banyak melahirkan para penari handal dan sejumlah koreografer potensial yang menjadi barometer atas perkembangan pertunjukan tari generasi Z.
Juri Pengamat berikutnya adalah Armen Suwandi. Seniman kelahiran Padang Sumatera Barat yang merupakan komposer ini banyak memporoleh penghargaan dalam kompetisi tari, musik dan lagu, baik di TMII maupun di berbagai event lain di tingkat nasional dan internasional.
Armen Suwandi hingga saat masih aktif berkarya. Berbagai karyanya menjadi tolok ukur atas perkembangan komposisi musik tari daerah.
10 penyaji unggulan Parade Tari Nusantara Ke-40 Tahun 2024 yang mendapat penghargaan, adalah Kalimantan Selatan, Banten, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Lampung, Papua Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, dan Aceh.
Kalimantan Tengah ditetapkan sebagai Juara Umum dengan memperoleh penghargaan sebagai penata tari terbaik dan penata musik terbaik. Sehingga berhak memboyong piala bergilir TMII dan uang pembinaan.
Advisor General Support TMII Endang Sari Dewi menyampaikan, jika ada kekurangan dalam penyelenggaraan PTN ke 40 TMII merupakan tanggung jawab bersama. Penyelenggaraan PTN ke 40 TMII disempurnakan menjadi lebih baik dengan cara memberikan dukungan dan bukan sebaliknya.
Melihat penyelenggaraan PTN 2023 sesungguhnya TMII telah berupaya memperbaiki. Meski belum bisa sepenuhnya, namun penyelenggaraan PTN 2024 terasa telah lebih baik dibanding tahun sebelumnya,” kata Endang Sari Dewi.
Endang Sari Dewi berharap, PTN TMII harus bersama-sama dijaga marwahnya dengan dukungan semua pihak, baik para seniman, pemerintah daerah dan pemerintah pusat, swasta sebagai sponsor serta berbagai pihak.
“Mengingat hingga saat ini PTN TMII menjadi event nasional yang masih konsisten diselenggarakan. Sangat besar manfaatnya bagi pelaku seni untuk pelestarian dan pengembangan seni budaya bangsa,” ujarnya.
Menurut Ertis Yulia Manikam, PTN tidak sekedar kompetisi tari namun juga merupakan forum silaturahmi antar seniman tari se Indonesia.
“Menghadirkan karya di panggung Sasono Langen Budoyo TMII yang agung dan sakral merupakan kebanggaan tersendiri bagi seniman tari. Menang dan kalah dalam kompetisi PTN seyogyanya bukan merupakan tujuan utama datang ke TMII,” ungkap Ertis Yulia Manikam.
Mengenai teknis penjurian Suryandoro menjelaskan, para penilai melakukan penilaian berdasarkan juknis yang telah disepakati dengan merujuk pada tema yang telah ditetapkan.
“Garapan tari (koregrafi) yang disajikan selain berdasarkan pada komposisi tari (ruang, waktu, tenaga, wiraga, wirama, wirasa) dan kekuatan kepenarian juga harus melekat dengan tema yaitu Jelajah Mantra Nusantara,” ujar Suryandoro.
Suryandoro juga mencermati karya tari pemenang PTN tahun 90- an, seperti tari Gelang Ro’om karya Dimas Pramuka dari provinsi Jawa Timur yang sempat menjadi barometer perkembangan tari tradisi saat itu.
“Tapi tari Sangiang Basir dari Kalimantan Tengah karya pemenang PTN ke 40 juga tidak kalah menarik. Bisa juga menjadi tolok ukur atas perkembangan seni tari yang bernafaskan pada kearifan lokal budaya spiritual Nusantara,” tegas Suryandoro.
Dalam evaluasinya para juri pengamat menyarankan agar di masa mendatang para koreografer mengkaji karakteristik panggung Sasono Langen Budoyo yang unik berbentuk pendopo Jawa dan teater arena dengan luas panggung yang terbatas.
Para koreografer mendatang perlu mempertimbangkan dalam menggarap gerak beserta pola lantai, jumlah penari dan properti tari agar tidak terasa penuh sesak di panggung Sasono Langen Budoyo.
Armen Suwandi menyampaikan, dalam penggarapan musik tari perlu lebih mengeksplor kekayaan alat musik lokal menjadi sumber bunyi yang unik dan berkarakter guna mendukung suasana tari.
Hal menarik dilakukan peserta dari Provinsi Papua Barat, diwakili Yustina Y Debora selaku penata tari, dan Jefereson Alex Imbri selaku penata musik. Keduanya mendatangi tim penilai di ruang penilaian saat acara telah usai. Dengan santun dan penuh rasa hormat mereka meminta saran dan masukan serta menanyakan kriteria penilaian.
Peristiwa ini menjadi sarana diskusi singkat yang menarik untuk berbagi pengalaman. Kerendahan hati seniman Papua Barat yang telah berusaha mempersiapkan karya terbaiknya dengan menempuh perjalanan yang sangat jauh berhari hari melalui darat, laut dan udara untuk ke TMII sungguh mengagumkan.
“Meski tidak menjadi juara umum dan hanya memperoleh 1 penghargaan namun jiwanya begitu mulia dengan menghargai tim penilai dan panitia yang telah dengan serius mempersiapkan acara,” tegas Suryandoro menambahkan.
Inilah sebenarnya yang diharapkan dari sebuah perhelatan kesenian termasuk PTN TMII agar melahirkan seniman-seniman yang tangguh, kreatif, berbudi dan menghargai orang lain.
“Hormatilah orang lain karena ilmunya. Jika tidak, hormati karena jasanya. Jika tidak, hormatilah karena usianya. Ini adalah kearifan lokal budaya nusantara yang diajarkan kepada kita yang tak lain adalah untuk memuliakan diri sendiri dan orang lain,” kata Suryandoro.
Hasil Parade Tari Nusantara Ke-40 Tahun 2024 selengkapnya, yaitu lima Penata Tari Unggulan, Kalimantan Selatan Septa Ristania S,Pd, Kalimantan Tengah Yesreel Awan Wiratama Jaya, S.AN, Kalimantan Barat Diego Antoni Canigia, S.Pd, Lampung DiantorI, S.sn, dan Kepulauan Riau Said Febrianry Nandani.
Satu Penata Tari Terbaik dari Kalimantan Tengah Yesreel Awan Wiratama Jaya, S.AN.
Lima Penata Musik Unggulan, Kalimantan Selatan M. Irfan Maulana, Kalimantan Tengah Hendrikus Sismanto Jueldis I, S. Sn, Kalimantan Barat Billie Agrie Oktada, Lampung Rudi Darmawan, dan Kepulauan Riau Supriyadi.
Satu Penata Musik Terbaik, adalah dari Kalimantan Tengah Hendrikus Sismanto Jueldis I, S. Sn.
Lima Penata Rias dan Busana Unggulan adalah Kalimantan Selatan Endah Wilandah Yanti, S.T, Kalimantan Tengah Aprilia, Lampung Heni Purnama Sari, S.sn, Sumatera Selatan Raden Gunawan, S.sos, dan Kepulauan Riau Melinda. Satu Penata Rias dan Busana Terbaik, adalah Kepulauan Riau Melinda.
Apresiasi yang tinggi disampaikan sejumlah seniman tari atas berlangsungnya event Parade Tari Nusantara Ke-40 Tahun 2024. Dengan segala keterbatasan sumber daya dan sumber dana, menejeman TMII masih memiliki komitmen yang patut diacungi jempol.
Parade Tari Nusantara Ke-40 menjadi tonggak sejarah bagi TMII dalam memajukan kesenian Indonesia./***
Saya sangat bangga menjadi warga Negara Indonesia , yang kaya akan Budayanya ,dan Generasi muda yang sangat perhatian dengan Budaya Sendiri, pementasannya cukup bagus sukses selalu
Hidup Budaya Indonesia… Mari kita lestarikan