humanaiora.id – Reformasi Indonesia memberi wajah baru terhadap kehidupan berkesenian di Indonesia. Dalam norma hukum Negara melindungi kebudayaan yang hidup dalam masyarakat.
Termasuk tumbuh kembangnya budaya Tionghoa yang telah menyebar dan mengakar selama ratusan tahun di Nusantara.
Salah satu keunikan seni budaya Tionghoa ini tercermin pada kemeriahan Perayaan Imlek di
Desa Cileungsi, Kampung Cina Harvest City Cileungsi, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat, Minggu (22/01/2023).
Padatnya pengunjung tampak memenuhi desa wisata yang popular disebut “Kampung Cina” yang berlokasi di Harvest city Cileungsi Bogor ini.
Perayaan Imlek bertema “The Year of Rabbit” ini dimeriahkan dengan berbagai penampilan kesenian, khususnya seni Barongsai yang menjadi ciri utama perayaan Imlek.
Pertunjukan Barongsai masih akan digelar kembali, Selasa (23/01/2023), mulai pukul 13.00 WIB.
Pergelaran ini juga dimeriahkan pertunjukan dan hiburan lainnya, serta dimeriahkan dengan kegiatan bazar, pesta kuliner, dan acara lainnya.
Ditampilkannya kesenian lain sebagai bentuk akulturasi budaya Sunda dan Tionghoa. Kesenian yang menggambarkan struktur masyarakatnya yang mampu berasimilasi.
Kedua etnik, khususnya Sunda dan Tionghoa di desa Cileungsi yang sejak ratusan tahun berhasil menghilangkan sekat perbedaan dua etnik yang asalnya berbeda budaya dan keyakinan.
Sebaliknya perbedaan keyakinan dan kebudayaan tersebut tidak dipertajam hingga dapat menimbulkan masalah. Justru diantara perbedaan tersebut ditonjolkan persamaan yang mengarah pada satu pola harmonis yang disepakati bersama.
Perayaan Tahun Baru Cina atau biasa kita dengar Tahun Baru Imlek, adalah hari raya yang dianggap penting dalam budaya masyarakat Tionghoa. Peringatan tahunan ini telah menjadi tradisi turun-menurun yang sudah berlangsung sejak 1600 SM./*