humaniora.id – Seorang pemimpin akan menemukan momentum di hati masyarakatnya tatkala ia mampu memaknai kepemimpinannya sebagai hubungan kemanusiaan, dan cinta kasih.
Kepemimpinan yang memanifestasi kelindan ajaran adiluhung soal kasih sayang. Mengasihi sesama tanpa tendensi egoisme sektoral.
Demikian hakikat kepemimpinan bagi Nofel Saleh Hilabi. Bahwa dengan segala dimensinya ia ingin selalu hadir untuk manusia dan kemanusiaan.
Seperti pada hari Jum’at, 2 Februari 2024 kemarin, kopi pagi di Sanggar Humaniora terasa lebih hangat dan manis dengan kehadiran Nofel Saleh Hilabi.
Kehadiran politisi dari Partai Golongan Karya (Golkar) yang juga pengusaha muda ini disambut gembira oleh para pemulung binaan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan.
“Alhamdulillah terima kasih bang Nofel Saleh Hilabi berkenan hadir di Sanggar Humaniora. Kehadiran beliau memberi pesan secara verbal maupun tindakan. Menstimulasi, kreatif, dan mencerahkan,” ujar Ketua Umum Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, Eddie Karsito, di tengah para pemulung.
Kehadiran Nofel Saleh Hilabi membangun karakter kreatif dengan membawa kenderaan mini roda tiga sejenis Bajaj bertera “Bajuri” (Baik-Jujur- Dari Hati). Sebuah inovasi yang digagasnya dengan pendekatan edukatif, komunikatif, dan keteladanan.
“Bajai Bajuri ini akan keliling Kota Bekasi dan Kota Depok dalam rangka memberi pelayanan makanan gratis, kesehatan masyarakat, pendidikan, dan pelayanan sosial lainnya, terutama pada hari Jum’at barokah,” terang Nofel Saleh Hilabi.
“Bajai Bajuri” besutan calon Anggota Legislatif DPR-RI Dapil Jabar VI (Kota Bekasi dan Depok) Nomor Urut 3 dari Partai Golongan Karya (Golkar) ini memiliki arti; “Baik-Jujur- Dari Hati.”
“Bagaimana Bajai Bajuri ini hadir di tengah masyarakat. Membantu masyarakat. Berinteraksi dengan lingkungannya membawa kebaikan. Memberi kebahagiaan kepada orang lain,” jelas pengusaha muda, socialpreneur yang juga Pendiri PT. Sabika Group ini.
Karakter inspiratif “Baik-Jujur-Dari Hati” ini, lanjut Nofel Saleh Hilabi, tercermin dalam pola pikir dan perilaku individu yang diarahkan untuk membagikan, menanamkan semangat, dan energi positif kepada orang lain di sekitarnya.
“Bajai Bajuri adalah ikon. Orangnya adalah kita. Merupakan gerakan untuk menguatkan konservasi sosial. Simpati, peduli, empati, suka menolong, altruis, pemberi, memiliki inisiatif, dan rela berkorban. Tidak mengutamakan pribadi, tetapi lebih mengutamakan kegunaan bagi orang lain, dan ikhlas,” papar Nofel Saleh Hilabi mengenai gagasannya.
Nofel Saleh Hilabi berharap, karakter inspiratif ‘Baik-Jujur- Dari Hati’ ini dapat tumbuh bersama Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan yang dinilai sejalan dengan visi misinya.
Banyak kegiatan sosial kemanusiaan yang sudah berjalan di Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, salah satunya adalah Warung Kopi dan Mie Instan Gratis Sanggar Humaniora Buka Tiap Hari.
“Ini salah satu pengaplikasian karakter inspiratif ‘Baik-Jujur-Dari Hati’ yang sudah berjalan. Jadi kita lanjutkan. Kita berharap Sanggar Humaniora ke depan akan menjadi episentrum spirit ‘Bajuri.’ Penggeraknya dari sini (Sanggar Humaniora),” ungkapnya.
Tahap awal ‘Bajaj Bajuri’ beroperasi di dua wilayah, yaitu di kawasan Kota Bekasi dan Kota Depok Jawa Barat. Dua wilayah ini merupakan Dapil Jabar VI, daerah pilihan bagi calon Anggota Legislatif DPR-RI Nomor Urut 3 dari Partai Golkar ini.
“Insya allah ada kebermanfaatan. Kalau Allah subhana wa ta’ala memberi kesempatan saya terpilih menjadi Anggota Dewan (DPR-RI), kebaikan ini dimudahkan Allah SWT terus berjalan. Menjadi kebaikan bersama untuk memanusiakan manusia. Sebab yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan,” ungkap Nofel Saleh Hilabi.
Sebelumnya Nofel Saleh Hilabi juga menggagas adanya shelter-shelter (penampungan sementara) sebagai hunian yang layak, yang dapat menampung para gelandangan, anak-anak jalanan, pemulung, dan kaum dhua’afa lainnya.
“Dengan adanya shelter-shelter itu setidaknya ada tempat berlindung sementara. Di tempat itu sekaligus kita bisa melakukan pembinaan untuk mereka, agar hidup lebih layak dan produktif,” ujarnya.
Nofel Saleh Hilabi berharap, berbagai upaya ini dapat menjadi modal sosial sebagai suatu nilai mutual trust (kepercayaan) antara warga dan pemimpinnya.
Masalah kemiskinan kota, kata Nofel Saleh Hilabi, tidak hanya masalah makan sehari-hari. Namun mencakup kebutuhan sandang, hunian layak, dan pelayanan kesehatan.
Hadir di acara ini Iwan Burnani (Ketua Dewan Pembina Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan), Lee Sandie Tjin Kwang (Bendahara Umum), I Gusti Made Ardikabudi, S.E, (Fasilitator Bidang Kreatif & Usaha), Indri Retno Putranti (Fasilitator Bidang Pendidikan), dan sejumlah relawan.
Pada kesempatan tersebut, Nofel Saleh Hilabi memberikan santunan langsung tunai kepada para pemulung binaan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan.
Nofel Saleh Hilabi juga mengisi kas kecil untuk kebutuhan logistik warung kopi dan mie instan gratis Sanggar Humaniora. Warung ini buka setiap hari memberi makan gratis, khususnya bagi para pemulung, musafir, dan orang-orang lapar.
Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan membina 229 pemulung. Sebagian diantaranya adalah janda-janda lanjut usia, dan ada yang usianya 97 tahun. Menyantuni kaum dhua’fa, fakir miskin, dan 40 anak yatim & dhua’fa non-panti yang tersebar di dua rumah singgah, Bekasi (Depok-Jakarta), dan di Baleendah Kabupaten Bandung./*