humanaiora.id – Kebahagiaan dalam persahabatan seringkali timbul dari kemampuan untuk berbagi dalam suka maupun duka. Memberi dan menerima tanpa syarat. Ketulusan sahabat sejati tidak pernah mengenal batas waktu.
Hal ini seperti yang dilakukan seorang model kondang Ririn Rinura dan seniman serba bisa Ageng Kiwi. Keduanya saling support dan berkolaborasi saling menguatkan eksistensinya di industri hiburan.
“Kami berkolaborasi saling support. Ageng Kiwi sahabat lama. Saya membuat potret profil Ageng Kiwi mengenakan kostum-kostum karya saya. Menandai karirnya selama 20 tahun di dunia entertainment,” ujar Ririn Rinura, saat dijumpai humaniora.id di studionya di Jakarta, Kamis (27/06/2024).
Pada saat yang sama penyanyi dan musisi Ageng Kiwi menyampaikan, session pemotretan kali ini sangat istimewa. Selain menandai 20 tahun momentum kiprahnya di jagad industri hiburan, foto shoot kali ini Ageng merasa lebih percaya diri karena mengenakan busana karya designer kondang Ririn Rinura.
“Surprice banget. Memperingati 20 tahun berkarya aku dibuatin baju dengan model-model klasik. Jadi pemotretan kali ini aku pakai busana rancangan Ririn Rinura,” terang Ageng Kiwi.
Designer yang juga model asal Ciamis Jawa Barat tersebut, terang Ageng, karyanya juga banyak diminati pejabat, birokrat, pengusaha, artis dan selebiriti papan atas, baik pria maupun wanita.
Bahkan buah tangan Ririn Rinura juga diekspor ke berbagai mancanegara. Ririn juga sempat menjalin kerjasama dengan perusahaan terkemuka di Inggris dengan mendirikan Thomas Trumph London yang memproduksi pakaian pria.
“Pakaian-pakaian produksi Ririn Rinura cattingan-nya bagus banget. Jahitannya juga halus. Gunakan bahan class premium terpilih. Pokoknya bagus banget,” puji Ageng Kiwi terhadap karya sahabatnya itu.
Foto-foto hasil jepretan dengan mengenakan busana karya Ririn, kata Ageng Kiwi, akan dibagikan untuk para fans di seluruh Indonesia.
“Aku itu kan orangnya suka males foto-foto. Selama ini foto-foto lama melulu yang ditampilkan. Kadang fans maupun awak media suka tanya mana sih foto terbaru Ageng. Makanya foto-foto itu nanti akan dibagikan untuk para fans di seluruh Indonesia,” ujar Ageng Kiwi.
Ririn Rinura bukan orang baru di dunia hiburan Indonesia. Sarjana Ekonomi lulusan Universitas Yos Soedarso Surabaya tahun 2010 ini juga sudah banyak malang melintang sebagai model.
Sejak masih menjadi pelajar SMU Negeri 3 Ciamis Jawa Barat, Ririn mengaku terbiasa bekerja keras. Ia aktif diberbagai kegiatan, dari mulai modelling, menyanyi, marching band, cheerleader, bela diri, hingga usaha kecil-kecilan. Kebiasaan aktif inipun terbawa hingga semasa kuliah.
Kini ia tetap aktif di berbagai kegiatan sosial, menjadi artis pelakon, penyanyi, model, hingga mengurus beberapa usaha. Diantaranya mendirikan Production House (PH) Neo 73, dan All Face Artist Management.
Membuka usaha di bidang medis HRL Herbal – Healthy Recovery Longevity. Termasuk usaha di bidang fashion, Rinura Designer yang banyak memproduksi pakaian untuk show para artis ibukota.
“Menjadi kreator tidak sekedar hidup di ranahnya. Tetapi juga harus hidup dalam kenyataan sehari-hari, dalam ruang sosial dan spiritual. Memberi manfaat buat orang,” ujar model yang banyak membantu para pemulunng janda lanjut usia binaan Yayasan Humaniora Kemanusiaan ini.
Sementara selama 20 tahun Ageng Kiwi berkarya, banyak sudah karya masterpiece yang dihasilkannya. Baik sebagai penyanyi, musisi, maupun aktor film dan sinetron.
Sebagai seniman, Ageng mengaku ia selalu terdorong untuk terus berkreasi. Kreativitas adalah hal yang sangat menentukan dalam perjalanan berkeseniannya.
Ageng Kiwi memang selalu saja ada karya dan kerja yang baru. Ia terus berusaha mencari relasi yang senantiasa memberi energi bagi kelahiran karyanya.
20 tahun sudah Ageng menapaki karirnya sebagai musisi dan penyanyi profesional. Disamping ia juga membintangi tayangan sinetron, film layar lebar, acara reality show, music concernt, dan berbagai acara lainnya.
Beberapa karya musik Ageng Kiwi antara lain dikemas dalam album; Dangdut Jera (2002), Irama Cinta (2003), Cintaku Dag Dig Dug Pret (2004), Gamang (2005), Religi Campursari (2008), single song Hati Adalah Hati” (2011), dan Kompilasi Album Dangdut Fenomenal (2012).
Karya-karya Ageng Kiwi yang up to date, antara lain, ‘Allah Maha Segalanya’ (2022) diciptakan dan dinyanyikan Ageng Kiwi sendiri. Penataan musiknya dipercayakan kepada musisi Echal Gumilang dan AK Pro Team.
Selanjutnya tembang ”Dik” (2023) versi Jawa campursari ciptaan Mas Waskito. Kemudian lagu “Tak Lereni Wae” (2023) dan lagu “Ngalah” (2024), keduanya merupakan lagu ciptaan musisi Madi Oetama.
Untuk produksi sinetron lainnya, Ageng Kiwi pernah bermain dalam sinetron “Si Cecep” (2008) produksi Multivision Plus yang tayang di SCTV. Sinetron religi “Ngantri Ke Surga” bareng Wali Band (2018) yang tayang di RCTI, dan sinetron “Rahmat Cinta” produksi Sinemart tayang di RCTI.
Belum lama ini Ageng Kiwi juga membintangi film “Kian Santang The Movie” yang banyak memerankan adegan berbahaya. Terutama adegan perkelahian. Walau adegan berbahaya, Ageng termasuk aktor yang tidak mau perannya digantikan stuntman saat pengambilan gambar.
Aktor yang juga Co Host Silet RCTI Khusus Mitos dan Budaya ini punya haluan berakting yang menjadi kiblatnya. Ia terus terang mengidolakan aktor Torro Margens si spesialis aktor antagonis.
Menurut Ageng, sebagai aktor watak Torro Margens hampir tak pernah gagal memerankan tokoh antagonis.
“Dia menurutku pantas menjadi ikonis karakter antagonis terbaik yang pernah ada di Indonesia. Saya suka dan terinspirasi dengan dia,” ujar aktor yang juga musisi dan penyanyi ini.
Jika di dunia seni peran ada sosok Torro Margens yang menjadi inventivitasnya, maka di dunai tarik suara, Ageng Kiwi mengaku mengidolakan penyanyi campursari Didi Kempot yang menjadi trendsetter-nya.
“Mas Didi adalah inspirasi. Karya-karyanya membumi. Dia mampu menginspirasi setiap individu untuk bangga pada jatidiri kita sendiri,” ujar biduan bernama asli Ageng Wahono ini.
Didi Kempot, kata Ageng, bisa dibilang maestro musik yang berhasil memadukan musik tradisional dengan seni kontemporer. Sejumlah karyanya tetap disukai masyarakat berbagai segmen dan lintas generasi hingga saat ini.
Sebagai penyanyi dan musisi, Ageng Kiwi berharap bisa meneruskan jejak dan spirit Didi Kempot yang karya-karyanya kelak juga bisa expanding.
“Mas Didi bukan tipe seniman cepat muncul terus hilang. Dia selalu hadir dengan karya-karyanya. Diterima atau tidak. Dia istiqomah dan konsisten berkreasi. Mudah-mudahan saya bisa mewarisi spirit itu,” ujar pelantun lagu ‘Tak Lereni Wae’ ini./*