Rabu, September 27, 2023, 05:25
  • Advertising
  • Shop
  • Press Rilis Media
  • Contact
  • Login
Humaniora.id
Advertisement
  • Home
  • Seni Budaya
  • Edukasi
  • Entertainment
    • Film
    • Musik
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Berita & Peristiwa
    • Ekonomi Bisnis
    • Humaniora
    • Berita Dunia
  • Agenda
    • Daftar Agenda Konser/Perfomance Musik
    • Schedule of “Harmoni Indonesia 2nd IICFI 2023”
    • Undangan Terbuka Lomba Tari Nusantara Kejuaraan Kemendagri di Indonesia International Culture Festival 2023
    • Kejuaraan Pencak Silat Piala Kemendagri: Menggelorakan Seni Tradisi Menuju Harmoni Indonesia IICF 2023
    • Festival Film Pendek 2023 “MODERASI BERAGAMA”
  • Info Loker
No Result
View All Result
Humaniora.id
  • Home
  • Seni Budaya
  • Edukasi
  • Entertainment
    • Film
    • Musik
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Berita & Peristiwa
    • Ekonomi Bisnis
    • Humaniora
    • Berita Dunia
  • Agenda
    • Daftar Agenda Konser/Perfomance Musik
    • Schedule of “Harmoni Indonesia 2nd IICFI 2023”
    • Undangan Terbuka Lomba Tari Nusantara Kejuaraan Kemendagri di Indonesia International Culture Festival 2023
    • Kejuaraan Pencak Silat Piala Kemendagri: Menggelorakan Seni Tradisi Menuju Harmoni Indonesia IICF 2023
    • Festival Film Pendek 2023 “MODERASI BERAGAMA”
  • Info Loker
No Result
View All Result
Humaniora.id
No Result
View All Result
Home Sastra

Merdeka Itu Sederhana

Tatan Daniel

Tatan Daniel by Tatan Daniel
Agustus 25, 2023
in Sastra
0
Merdeka Itu Sederhana
13
SHARES
266
VIEWS
Share on FacebookShare on WhatsAppShare on Twitter
Dengarkan berita ini

Secarik surat dikirim oleh Presiden Sukarno kepada Panglima Sudirman, tertanggal 9 Agustus 1949.

J.M. Panglima Besar

Saudaraku,

Hari Nasional 17 Agustus sudah mendekat. Saja kira saudara ta’ mempunyai lagi uniform jang bagus. Maka bersama ini saja kirimkan bahan untuk uniform jang baru.

Haraplah terima sebagai tanda persaudaraan.

Merdeka!

Merdeka Itu Sederhana

Bacajuga:

Baca Puisi di Kolong Jembatan Flyover Depok Baru

Negara Dinilai Kurang Peduli Karya Besar Penulis Sastra

ADVERTISEMENT

Empat tahun setelah proklamasi kemerdekaan, ternyata pakaian seorang jenderal masih menjadi pikiran seorang Presiden. Terasa mengharukan. Tapi juga membesarkan hati. Bahwa persahabatan, dan kesederhanaan, menjadi bahasa karib yang menghangatkan  gelora revolusi.

Kesederhanaan itu, laku hidup bersahaja, yang dihayati dengan sepenuh hati, diteruskan oleh seorang Hatta, bertahun-tahun kemudian, sampai ia wafat. Kisah ditemukannya guntingan iklan sepatu Bally yang terselip di dompetnya, menjadi amsal yang tak bosan untuk diceritakan. Ikhwal kesederhanaan tokoh terhormat yang lurus hati, yang sampai akhir hayat tak mempunyai cukup uang untuk membeli sepatu yang ia idamkan. Pun begitu dengan Rahmi, isterinya, yang  bertahun mengimpikan mesin jahit, justru dikala Hatta masih menjadi Wakil Presiden.

Legenda tentang kesederhanaan itu, dapat pula dirunut dari jejak seorang Hoegeng Iman Santoso, sang jenderal polisi. Atau Haji Agus Salim, yang setiap hujan tiba sibuk menampung air dari atap rumah kontrakannya yang bocor.

Atau Muhammad Natsir. George Kahin, guru besar Universitas Cornell, Amerika Serikat, menuliskan kesaksian perjumpaan pertamanya dengan Menteri Penerangan itu ditahun 1946, dalam buku Natsir: 70 Tahun Kenang-kenangan Kehidupan dan Perjuangan. “Ia memakai kemeja bertambalan. Sesuatu yang belum pernah saya lihat diantara para pegawai pemerintah mana pun!”

Kita pun bisa membaca kisah kesederhanaan dari riwayat seorang Jaksa Agung, Baharuddin Lopa. Di Sumatera Utara, pernah pula ada seorang Gubernur yang berjalan kaki pulang pergi setiap hari, dari rumah ke kantornya, dan menolak memboyong mobil dinasnya ketika ia selesai menjabat. Yang membayar semua keperluannya ketika di Jakarta atau di mana pun, dengan dana perjalanan dinasnya, walau untuk secangkir kopi, selembar surat kabar, atau sebungkus nasi yang dibelikan oleh stafnya. Ialah E.W.P Tambunan.

Ada pula tokoh lain, yang bersepatu sandal, tak bermobil, yang dari kantornya turun sendiri membeli rokok di warung kaki lima. Ialah Ki Mohammad Said Reksohadiprodjo, tokoh perguruan kebangsaan Taman Siswa, murid Ki Ageng Suryomentaram dan Ki Hadjar Dewantara, cucu Bupati Semarang dan anak Wedana, yang pernah menjadi Deputi Menteri dan Anggota Dewan Pertimbangan Agung.

Amat banyak kisah keteladanan para pemimpin yang kebersahajaannya bisa membuat kita menggigil. Takjub. Dan menitikkan air mata. Kesederhanaan yang kini terasa langka, dan mungkin dipandang aneh. Tapi tidak bagi seorang Syafi’i Maarif, ulama, pemimpin organisasi besar Muhammadiyah itu. Yang gembira bersepeda ke mana-mana, meneguk teh di warung pinggir jalan, antri berobat di rumah sakit yang ia adalah warga utamanya. Atau duduk terkantuk-kantuk, bersesakan di gerbong kereta komuter.

Apakah menjadi sederhana itu muskil, atau mustahil? Sebenarnya tidak. Karena ia sejalan, bahkan bisa dibilang wujud dari filosofi dan budaya tradisi kita. Ia pun menjadi cermin religiositas kita. Sebagaimana ditunjukkan oleh Hatta, Lopa, Syafi’i Maarif, dengan sikap tawaduk, kafah, dan istiqamah. Para tokoh intelektual itu bukanlah orang kemarin sore, yang tiba-tiba nongol begitu saja di medan sosial politik. Mereka pun bukan dari kalangan sederhana yang terbiasa sederhana. Tapi bagi mereka, kesederhanaan adalah pilihan sikap, yang diterapkan dengan kesadaran dan disiplin yang tak bisa ditawar. Integritas sebagai manusia yang beradab, adil, berkepatutan, menjadi landasan pikir mereka. Dengan menjunjung tinggi prinsip demokrasi, dan hukum.

Di negeri yang masih morat-marit ini, sungguh aneh jika menganut pola hidup sederhana dianggap ekstrim, tidak wajar. Justru menjadi anomali, ketika kita sebagai himpunan bangsa yang masih bergulat dengan persoalan peningkatan taraf hidup, hidup sederhana dianggap tidak pantas dianut sebagai pilihan. Lalu gaya hidup hedonis dilazimkan. Korupsi dalam berbagai bentuk pun kemudian ‘dihalalkan’, guna menopang semangat hedonisme itu.  Yang terbaca kemudian adalah ketidakjujuran pada diri sendiri. Imitatif. Artifisial. Manipulatif. Kropos jiwa, hampa, kosong, rapuh. Hipokrit, munafik, dengan pembusukan mentalitas yang berbiak masif bagai wabah virus.

Kesederhanaan itu canggih, cerdas, dan bijak. Tulus, rendah hati, dan luwes. Ia mengandung harga diri yang kuat. Membuat jiwa jadi merdeka, tanpa beban. Ia seperti sehelai sarung, pelengkap sarapan pagi dengan singkong goreng dan secangkir kopi, yang tak berbicara tentang  table-manner dan hukum protokoler. Karena sarung adalah kemerdekaan cara duduk dan berbicara. Begitulah, kesederhanaan merupakan jiwa luhur yang berkibar di sepanjang waktu dan cuaca. Tentang cara hidup sumarah. Kesederhanaan, ibarat sehelai sarung, tak pernah memasung.

Pagebluk Covid-19 yang mengerikan, telah meninggalkan pesan kritis. Pentingnya paradigma ‘new-normal’. Definisi baru ikhwal sistem berpikir dan berperilaku homo sapiens seantero bumi yang tidak lagi eksploitatif. Yang memprasyaratkan pemuliaan pada kodrat alam, menjaga hutan, sungai, dan ekosistem, kepedulian pada sesama, kegotong-royongan menghadapi masa depan, tidak lagi hidup nafsi-nafsi yang memboroskan sumber daya energi. Pesan yang mestinya menjadi rujukan perilaku hidup, baik secara personal, maupun sebagai warga bangsa dan warga dunia.

Tren hidup frugal yang kini tengah menjadi fenomena di kalangan sebagian masyarakat dunia, harus dikembangkan. Momentum kesadaran baru harus dipertahankan. Berhemat dan bergaya hidup sederhana patut menjadi ideologi. Memerdekakan jiwa dari ‘penjajahan’ syahwat serakah dan bermewah.

Gaya hidup frugal bukan untuk memaksa hidup jadi menderita. Justru sebaliknya, menghadirkan kebebasan, kelegaan, dan kebahagiaan yang esensial. Yang manusiawi.  Ramah lingkungan. Cerdik mengukur kemampuan finansial. Tidak besar pasak dari tiang. Taat asas. Tidak gampang diprovokasi dan ditunggangi oleh sesat pikir (logical fallacy) yang menghina akal sehat.

Kita ingat kemarahan Greta Thunberg,  belia aktivis perubahan iklim yang kejernihan moralnya mewakili miliaran sebayanya di seluruh dunia itu, ketika berpidato  dihadapan pemimpin dunia pada Konferensi Perubahan Iklim PBB: “Kalian mencintai anak-anak di atas segalanya, namun kalian  mencuri masa depan mereka di depan mata mereka sendiri.” Greta berbicara tentang keserakahan, penghancuran habitat, atmosfer yang tercemar, lautan yang dipenuhi sampah plastik, dan efek gas rumah kaca dengan konsentrasi karbondioksida yang semakin mencemaskan, dan kita tengah meluncur menuju titik kritis iklim.

Satu-satunya cara pencegahan menurut Greta adalah bersedia bertindak dalam gerakan bersama, meninggalkan kebiasaan buruk yang memicu emisi karbon dan perubahan iklim, yang dampaknya kini menimbulkan efek gelombang panas di mana-mana. Ia pun mengkampanyekan pola hidup sederhana, meninggalkan gaya hidup konsumtif, yang ia jalankan dengan komitmen kuat.

Tapi jauh sebelumnya, Hatta, Hoegeng, Natsir, Maarif, para guru bangsa kita telah mencontohkan. Mewariskan teladan yang benderang tentang hidup yang bermartabat, dan merdeka. Bahwa merdeka itu sederhana. Dan kesederhanaan adalah prasyarat bagi kehidupan yang sehat, pemuliaan bagi masa depan anak dan cucu kita, masa depan bangsa, dan kebudayaan yang berkelanjutan.

Share5SendTweet3
Tatan Daniel

Tatan Daniel

adalah sastrawan, penggiat seni dan budaya. Penulis Buku Kumpulan Sajak “Pada Suatu Hari yang Panjang”.

Related Posts

Baca Puisi Flyover Depok
Puisi

Baca Puisi di Kolong Jembatan Flyover Depok Baru

by Redaktur
September 14, 2023
Pulo Lasman Simanjuntak
Catatan

Negara Dinilai Kurang Peduli Karya Besar Penulis Sastra

by Redaktur
September 6, 2023
Next Post
Mantan Ketua KPK Abraham-Samad

Podcast Dengan Mantan Ketua KPK Abraham Samad, Ketua MPR RI Bamsoet Ajak Tolak Sistem Demokrasi Transaksional

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Premium Content

The Green Sakinah: Perumahan Islami di Depok, Bahagia itu Punya Rumah

The Green Sakinah: Perumahan Islami di Depok, Bahagia itu Punya Rumah

September 17, 2023
Pemurni Air Coway  – Solusi Terbaik untuk Air Bersih dan Sehat di Rumah Anda

Pemurni Air Coway – Solusi Terbaik untuk Air Bersih dan Sehat di Rumah Anda

Juni 10, 2023
Green World Global

Green World Global, Perusahaan Herbal Yang Mendunia

Januari 17, 2023
SP Lawyer Jakarta

SP Lawyer Jakarta, Kantor Konsultan Hukum Yang Konsisten Memegang Prinsip

Mei 5, 2023
RG Network Creative

Ramainya Pasar Digital Menghadirkan RG Network Creative Agency Marketing

April 5, 2023

Telusuri Berdasarkan Kategori

Telusuri Berdasarkan Tagar

Ageng Kiwi Agriyaponik Akhmad Sekhu Al Anhar Gumay.ASP.CHt Aspetri Bambang Soesatyo berita humaniora Coach Rheo Dina Subono edukasi Ekonomi Entertainment Festival Seni Budaya Nusantara Film Indonesia Hari Musik Nasional Hendardji Soepandji Humaniora rumah kemanusiaan Imam Shamsi Ali ISI Yogyakarta iwan burnani Jabodetabek Jose Rizal Manua Komite Seni Budaya Nusantara KSBN Lilik  Muflihun LokalFilm lokal film LokalFilm.id Layanan Streaming Film Majapahit Musik Paul Soetopo Tjokronegoro PJMI Platform Film Pendek Indonesia Premium Puisi Puisi Ngadi Nugroho Pulo Lasman Simanjuntak Rumah Budaya KSBN Sekber Wartawan Indonesia Senawangi Seni Budaya Sutrisno Buyil Tatan Daniel World Dance Day WS Rendra

ikuti kami di google news

Atribut Width dan Height di Tag Marquee Rumah Berita - humaniora.id | Membangun Spirit Inklusif - Terima kasih telah menjadi pembaca setia humaniora.id

Tentang humaniora.id – Redaksi –  Kode Etik – Pedoman Media Ciber – Disclaimer – Pasang Iklan – Daftar Jadi Penulis

Info kerjasama hubungi kami di
0821 3030 2233

Kunjungi Halaman ==> Iklan

Categories

Humaniora TV

https://www.youtube.com/watch?v=oaE-xDO_31c&t=38s

PojokInfo

Daftar Agenda Konser/Perfomance Musik
Info

Daftar Agenda Konser/Perfomance Musik

by Lee Sandie Tjin Kwang
September 25, 2023
0

300K KONSER KAKA🎸 (SLANK) (PLAZA SENAYAN LAVVA-JAKARTA) ___________ ● PRESALE...

Load More

©22 web by igmastudio

No Result
View All Result
  • Home
  • Seni Budaya
  • Edukasi
  • Entertainment
    • Film
    • Musik
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Olahraga
    • Pariwisata
  • Berita & Peristiwa
    • Ekonomi Bisnis
    • Humaniora
    • Berita Dunia
  • Agenda
    • Daftar Agenda Konser/Perfomance Musik
    • Schedule of “Harmoni Indonesia 2nd IICFI 2023”
    • Undangan Terbuka Lomba Tari Nusantara Kejuaraan Kemendagri di Indonesia International Culture Festival 2023
    • Kejuaraan Pencak Silat Piala Kemendagri: Menggelorakan Seni Tradisi Menuju Harmoni Indonesia IICF 2023
    • Festival Film Pendek 2023 “MODERASI BERAGAMA”
  • Info Loker

©22 web by igmastudio

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?