Humaniora.id, Jakarta, 4 Oktober 2023 – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menekankan pentingnya program Collab Rangers sebagai momentum strategis dalam membangun generasi muda yang tangguh dan berdaya saing, siap menyambut Indonesia Emas 2045. Pernyataan tersebut disampaikan Menpora Dito dalam sambutannya di forum kolaborasi pemuda untuk pengurangan risiko bencana yang berlangsung di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta.
“Mari kita jadikan momentum ini sebagai tonggak awal perubahan besar. Dengan semangat kolaborasi, kita akan membangun generasi pemuda yang tangguh, maju, dan berdaya saing, yang siap membawa Indonesia menuju Indonesia Emas,” ujar Menpora Dito.
Forum yang digelar pada tanggal 2 hingga 5 Oktober ini membahas berbagai isu penting, termasuk upaya membangun ketahanan ekonomi masyarakat dalam konteks pengurangan risiko bencana serta meningkatkan popularitas isu pengurangan risiko bencana. Selain itu, pertemuan ini juga mengedukasi peserta mengenai pengurangan risiko bencana di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) serta merancang panduan peran, partisipasi, dan perlindungan pemuda dalam penanganan bencana di Indonesia.
“Inilah saatnya bagi kita untuk mengambil peran utama dalam membangun masyarakat tangguh bencana. Forum ini memberikan ruang bagi kita untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan, saling belajar, dan menguatkan satu sama lain,” terang Menpora Dito.
Lebih lanjut, Menpora Dito menekankan bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) pada sektor kepemimpinan dan partisipasi. Ia yakin bahwa program Collab Rangers akan menjadi salah satu cara efektif untuk mengurangi risiko bencana melalui berbagai pelatihan yang dilakukan.
“Forum ini juga menjadi implementasi nyata dari Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2022 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor untuk Pelayanan Kepemudaan. Kita sudah berada di jalur yang tepat, dan saya yakin sinergi ini akan membawa perubahan yang signifikan,” jelas Menpora Dito.
Sebanyak 18 kementerian/lembaga turut mendeklarasikan forum kolaborasi pemuda untuk pengurangan risiko bencana. Deklarasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2022 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor untuk Pelayanan Kepemudaan.
Menpora Dito menegaskan bahwa deklarasi yang ditandatangani tidak boleh berhenti sebagai dokumen semata. Program-program yang melibatkan semua pemangku kepentingan harus didorong agar dapat menjangkau pemuda secara efektif.
“Langkah ini harus menjangkau pemuda, memastikan bahwa mereka mendapatkan peran yang layak dan relevan dalam setiap program yang dijalankan,” ujar Menpora Dito di Bumi Perkemahan Cibubur.
Menpora Dito juga menyatakan komitmennya untuk terus mengembangkan kerja sama dalam berbagai sektor. Tidak hanya dalam konteks pengurangan risiko bencana tetapi juga dalam pembangunan kepemudaan secara keseluruhan.
“Kami ingin memastikan bahwa program pemerintah yang melibatkan pemuda bisa berjalan dengan baik. Pemuda kita harus produktif, terampil, dan siap berkontribusi bagi bangsa,” tutup Menpora Dito.
Isi Deklarasi Forum Kolaborasi Pemuda Untuk Pengurangan Risiko Bencana:
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2022 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan dan mendukung Forum Kolaborasi Pemuda Untuk Pengurangan Risiko Bencana, kami berkomitmen:
1. Melaksanakan kolaborasi penyelenggaraan pelayanan kepemudaan untuk pembinaan dan peningkatan peran pemuda dalam hal pengurangan risiko bencana.
2. Meningkatkan sinergisitas program antar sektor untuk pengembangan sumber daya pemuda yang kreatif dan inovatif dalam upaya pengurangan risiko bencana.
3. Mengaktualisasikan peran pemuda untuk melakukan terobosan, menjawab tantangan, dan memberikan jalan keluar terhadap masalah pengurangan risiko bencana.
4. Berpartisipasi aktif melaksanakan penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan pemuda sebagai upaya pengurangan risiko dan pencegahan bencana.
5. Menyelenggarakan kegiatan forum kolaborasi pemuda untuk pengurangan risiko bencana paling sedikit satu kali setahun dan dapat dilaksanakan di tingkat provinsi serta kabupaten/kota.