humaniora.id – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia,Ario Bimo Nandito Ariotedjo, S.H., menegaskan bahwa membangun pemuda adalah tanggung jawab seluruh warga bangsa dan suatu sumpah yang harus diemban.
Dalam konteks ini, Menpora Dito mengingatkan pentingnya peran pemuda dalam menorehkan sejarah Indonesia yang lebih baik untuk masa depan bangsa yang gemilang.
“Dalam tugas sejarah kita, kita memiliki tanggung jawab untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Oleh karena itu, mari bersama-sama memanfaatkan bonus demografi untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Saya yakin, dengan semangat gotong royong dan bantuan antar sesama, kita dapat bersama-sama menggerakkan Indonesia melalui olahraga, kreativitas, dan kolaborasi,” ujar Menpora Dito dalam Puncak Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-95, yang diselenggarakan di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada tanggal 28 Oktober 2023.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pejabat tinggi negara, termasuk Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas, Anggota Wantimpres Putri Kuswisnu Wardani, Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarsyah Laksono, Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Kepala BKBN Hasto Wardoyo, Ketua KPI Pusat Ubaidillah, Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan, dan Wakil Bupati Luwu Timur Akbar Laluasa.
Menpora Dito menggarisbawahi tujuan pembangunan pemuda sebagai elemen penting dalam meningkatkan kualitas daya saing pemuda dan memperkuat karakter kebangsaan sebagai bagian dari identitas bangsa.
Dalam pidatonya, Menpora Dito menyampaikan lima poin penting yang harus ditekankan:
Pertama, tujuan utama pembangunan pemuda adalah meningkatkan kualitas daya saing pemuda dan memperkuat karakter gotong royong serta tolong-menolong sebagai bagian dari jati diri bangsa Indonesia. Pemuda adalah aset berharga dalam membangun masa depan bangsa, dan melalui pembangunan yang berkelanjutan, kita dapat memastikan peningkatan kualitas hidup seluruh rakyat Indonesia.
Kedua, untuk mencapai tujuan tersebut, pentingnya pembangunan pemuda yang terukur melalui Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) tidak boleh diabaikan. Pembangunan Nasional harus mencakup lima domain utama IPP, yaitu pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, partisipasi kepemimpinan, serta mengatasi isu-isu gender dan diskriminasi.
Ketiga, untuk mencapai semua ini, Kemenpora perlu merancang Desain Besar Kepemudaan Nasional (DBKN) sebagai landasan strategis untuk mengarahkan pembangunan pemuda ke arah yang lebih progresif dan relevan sesuai perkembangan zaman. Inovasi akan menjadi kunci sukses implementasi DBKN.
Keempat, pentingnya kerjasama antara pihak-pihak di tingkat pusat dan daerah, serta kolaborasi antar Kementerian dan Lembaga (K/L) sesuai dengan Perpres No. 43 tahun 2022. Kolaborasi harus menjadi budaya kerja baru yang inklusif, kreatif, inovatif, dan responsif.
Kelima, dalam implementasi koordinasi strategis ini, Kemenpora harus melibatkan Rencana Aksi Nasional (RAN) dari semua K/L serta Rencana Aksi Daerah (RAD) dari pemerintah daerah. Keterlibatan lembaga non-pemerintah dan sektor swasta juga menjadi bagian integral dari upaya bersama untuk memajukan pemuda dan bangsa.
Menpora Dito berkomitmen untuk mengawal proses birokrasi di Kemenpora agar berjalan dengan baik dalam merangkul lima unsur pembangunan pemuda, yaitu pemerintah, media, komunitas, akademisi, dan pebisnis.
Dengan demikian, upaya pembangunan pemuda di Indonesia menjadi sebuah tugas kolektif yang akan membawa bangsa ini ke masa depan yang lebih cerah.