humaniora.id – Selama ini kita tahu bahwa riwayat pemerintahan Israel yang melakukan berbagai pelanggaran Hak Asasi Manusia dan kejahatan kemanusiaan kepada Palestina didominasi oleh Partai beraliran Sayap Kanan (konservatisme).
Likud, partai nya Benjamin Netanyahu-tokoh utama yang melakukan operasi militer besar-besaran di Gaza saat ini, merupakan partai yang berkuasa di Knesset saat ini dari awal memang ingin mendirikan “Negara Yahudi” dalam artian yang sesungguhnya.
Ditambah lagi, Likud selalu mengedepankan prinsip yang disebut Doktrin Begin, yakni bahwa Israel berhak untuk melancarkan serangan preventif terhadap negara-negara manapun yang dianggapnya sebagai ancaman.
Likud juga menjadi pelopor bagi terlaksananya Yahudisisasi di Palestina yang juga menjadikan Israel lebih Apartheid.
Salah satu buktinya ialah golnya RUU Negara-Bangsa Orang Yahudi menjadi undang-undang pada Juli 2018. UU ini kemudian melegitimasi Israel sebagai tanah air historis orang Yahudi.
Lalu bagaimana caranya menggulingkan rezim Likud tersebut?.
Walaupun Tidak dapat dimungkiri bahwa setiap partai politik yang berkuasa di Palestina akan selalu melakukan program pembangunan permukiman di Palestina namun tidak seekstrim Likud.
Adapun terdapat beberapa partai yang dapat mencegah massif nya kolonisasi Israel. Partai Yesh Atid, Partai Arab Bersatu (Raam) serta Partai Komunis Israel (Maki) menjadi beberapa
Partai yang menentang kolonisasi Israel terhdap Palestina.
Satu satu nya cara yang paling mungkin dalam mewujudkan solusi dua negara dan mengurangi ke masiifan Settler Collonialism Israel adalah menumbangkan beberapa Partai Konservatif sayap kanan di Israel yang selama ini menjadi motor penggerak penindasan di Palestina.
Sebetulnya, secercah harapan akan berkurangnya kolonisasi Israel muncul setelah Naftali Bennet dan Yair Lapid sempat menjadi Perdana Menteri walaupun pemerintahannya baru seumur jagung.