Meningkatkan Kesadaran Akan Kelestarian Lingkungan di Depok: Kajian Bincang Air Bersama Heri Gonku
Humaniora.id, Kota Depok, 1 September 2024 – Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, terutama terkait krisis air dan tanah, komunitas Teras Kamala kembali menggelar acara KABIR! (Kajian Bincang Air). Acara yang diselenggarakan di Sendalu Permaculture, Kota Depok, ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Telusur Situ Rawa Kalong, sebuah program yang bertujuan untuk mengajak masyarakat sekitar peduli terhadap keanekaragaman hayati dan kelestarian air di kawasan Situ Rawa Kalong.
Sejak akhir 2023, Teras Kamala telah aktif menjalankan program ini dengan beragam kegiatan yang melibatkan masyarakat. Pada Telusur Situ kali ini, fokus diberikan pada penelitian partisipatif, di mana pemuda-pemudi setempat diajak untuk menggali lebih dalam mengenai isu-isu kelestarian lingkungan. Tidak hanya sebagai peserta, mereka juga diajak untuk menjadi agen perubahan yang mampu menggerakkan aksi nyata di tengah masyarakat.
Acara KABIR! kali ini menghadirkan narasumber Heri Gonku
Heri Gonku adalah seorang aktivis lingkungan yang telah lama berkecimpung dalam upaya pelestarian alam dengan pendekatan yang unik, yaitu menggabungkan aspek spiritualitas dan ekologi. Ia memiliki pengalaman luas dalam berbagai gerakan lingkungan, khususnya yang berfokus pada pelestarian air dan tanah di wilayah perkotaan. Dengan keyakinan bahwa kelestarian lingkungan erat kaitannya dengan kesadaran spiritual manusia, Heri Gonku telah menjadi pembicara dalam berbagai forum dan seminar yang membahas krisis lingkungan dari perspektif spiritual.
Heri Gonku menyampaikan pandangan mendalam mengenai hubungan antara spiritualitas dan kelestarian lingkungan. Acara ini merupakan bagian dari program Telusur Situ Rawa Kalong yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat lokal terhadap pentingnya menjaga kelestarian air dan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut.
Heri Gonku menekankan bahwa krisis air dan tanah yang terjadi saat ini bukan hanya masalah fisik, tetapi juga mencerminkan krisis spiritual yang lebih mendalam. Menurutnya, kegagalan manusia dalam menjaga alam adalah cerminan dari kegagalan dalam menjaga keseimbangan batin dan kesadaran spiritual.
“Krisis yang kita hadapi saat ini adalah cerminan dari jarak yang semakin lebar antara manusia dan alam. Ketika kita kehilangan kesadaran akan hubungan kita dengan alam, kita juga kehilangan bagian dari spiritualitas kita,” ujar Heri dalam sesi diskusi yang berlangsung di Sendalu Permaculture, Sukmajaya, Depok.
Lebih lanjut, Heri menjelaskan bahwa menjaga kelestarian lingkungan harus dimulai dari dalam diri, dari kesadaran spiritual yang mengakui bahwa alam bukan hanya sumber daya yang bisa dieksploitasi, tetapi juga bagian integral dari kehidupan spiritual manusia. Dalam pandangannya, membangun jejaring aktivisme lingkungan yang erat dengan kerohanian adalah salah satu cara efektif untuk mengatasi krisis yang ada.
Feby H. Kaluara, Inisiator Teras Kamala, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar diskusi biasa, tetapi lebih kepada membangun kesadaran kolektif di tengah masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya kelestarian lingkungan. “Kami ingin agar setiap individu yang terlibat dalam program ini bisa merasakan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Melalui diskusi bersama, mereka diharapkan mampu menemukan ide-ide kreatif untuk aksi nyata di lapangan,” ungkap Feby.
Lokasi acara di Sendalu Permaculture, yang dikenal dengan pendekatan ramah lingkungan dan keberlanjutan, memberikan nuansa yang mendukung diskusi mendalam terkait krisis lingkungan ini. Peserta akan diajak untuk melihat langsung bagaimana prinsip-prinsip permakultur dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus menjadi inspirasi bagi komunitas lainnya.
Antusiasme tinggi dari berbagai kalangan, mulai dari akademisi, praktisi lingkungan, hingga masyarakat umum
Acara ini mendapat antusiasme tinggi dari berbagai kalangan, mulai dari akademisi, praktisi lingkungan, hingga masyarakat umum yang tertarik untuk lebih memahami krisis air dan tanah serta dampaknya bagi kehidupan manusia. Dengan adanya kolaborasi antara spiritualitas dan ilmu pengetahuan, diharapkan acara ini mampu memberikan solusi konkrit dalam menghadapi tantangan lingkungan di masa mendatang.
Bagi Anda yang tertarik untuk bergabung dalam upaya pelestarian lingkungan dan ingin memahami lebih dalam tentang hubungan antara spiritualitas dan kelestarian, acara KABIR! ini bisa menjadi kesempatan emas. Kegiatan ini juga terbuka untuk publik, sehingga siapa pun yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dipersilakan untuk turut serta.
Melalui kegiatan seperti ini, Kota Depok diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan berbasis pada partisipasi masyarakat.