humaniora.id – Kekayaan khasanah budaya bangsa Indonesia melahirkan berbagai imajinasi tentang makhluk astral di bumi Nusantara.
Ada Tuyul, Pocong, Genderuwo, Wewe Gombel, Sundel Bolong, Kuyang, Begu Ganjang, Kuntilanak, Leak, Kolor Ijo, Lampor, dan masih banyak lagi.
Makhluk-makhluk astral inipun menstimulasi para insan perfilman Indonesia untuk menafsir dan mengekspresikan berbagai bentuk “hantu” menurut versi masing-masing lewat karya filmnya.
Namun para sineas cenderung merepresentasikan hantu-hantu tersebut hanya dalam perspektif singular. Di film “Apa Itu Cinta” justru sebaliknya muncul berbagai sosok hantu dalam satu ikatan cerita.
Film yang diproduksi Dynamic Story Pictures (DSP) ini menampilkan banyak hantu seperti Pocong, Kuntilanak, Kolor Ijo, Genderuwo, dan sosok legenda Siti Lampir Maimunah alias Mak Lampir.
“Film ini kick off rumah produksi baru Dynamic Story Pictures. Kombinasi horor, komedi, drama, dan aksi, yang membuat berbeda dari film-film lain di genre serupa,” ujar Produser Film Apa Itu Cinta, Kicky Herlambang kepada humaniora.id di Black Onyx Resto & Bar Kayu Putih Jakarta, Minggu (27/10/2024).
Secara tekstual judul film ini lebih menyiratkan film bergenre drama. Menyoal dan mempertanyakan cinta yang lebih dikesankan sebagai film drama romantis.
Namun menurut Kicky Herlambang selaku produser, dia tak ingin terjebak pada tema yang justru membatasi ruang gagasan. Kicky seakan sedang bereksperimen dan ingin mengakhiri klaim-klaim, dengan cara mempertemukan berbagai patrun.
“Ya ini tidak biasa atau kami berbeda. Film ringan dengan durasi tidak panjang. Mudah-mudahan memuaskan untuk ngocok perut. Mendapat simpati yang bagus dengan layar-layar yang takjub,” ujar produser yang juga seorang wartawan dan kritikus film ini.
Film “Apa Itu Cinta” diperankan sejumlah aktor pendatang baru, antara lain; Sylvia Genpati, Brian Andrew, Arry Febrian, Akmal Musthapa, Richard Ivander, Resty Wulandari, Novita, Vanny Maisella, Elza Agustine, Indah Slovankaa, dan Marisha Putri.
Satu-satunya pemeran senior sudah banyak membintangi film dan sinetron, adalah Ritha Hassan, yang berperan sebagai Mak Lampir.
“Kami meyakini cerita ‘Apa Itu Cinta’ sudah kuat. Jadi kami pikir tidak dibutuhkan pemain punya nama. Insya Allah film ini diminati penggemar film Indonesia,” kata Kicky optimis.
Pada saat yang sama Executive Producer film ini David Iskandar menambahkan, bahwa pihaknya lebih menginginkan pemain baru.
“Menginginkan pemain yang fresh ketimbang bintang. Keberagaman pemain diharapkan mampu memperkaya karakter dan cerita yang disajikan dalam film ini,” ujar David Iskandar.
Di industri perfilman di Indonesia David Iskandar bukan orang baru. Dia merupakan importir dan distribution film-film asing, khususnya Hollywood melalui perusahaan PT Safari Sinar Sakti Film.
Perusahaan film ini juga terbilang legendaris. Didirikan sekitar tahun 1970. PT Safari Sinar Sakti Film juga salah satu perusahaan film paling produktif dan paling terkenal di Indonesia, terutama memproduksi film drama dan komedi.
Film “Apa Itu Cinta” disutradarai Proke, dengan Director of Photography (DoP) Dedy Mejenk, dan Art Director Bambang Prihantono. Executive Producer David Iskandar, dan Producer Kicky Herlambang.
Walau tidak diklaim sebagai film musikal, namun film ini memuat banyak lagu-lagu yang menjadi original soundtrack (OST). Selain lagu “Apa Itu Cinta” sebagai tembang utama, ada lagu berjudul “Ngiler”, “Hompimpa”, “Romansa Dua Dimensi”, dan lagu “Tequila.”
Film “Apa Itu Cinta” dengan kombinasi genre yang unik dan menarik dijadwalkan segera tayang di bioskop di tahun 2025 mendatang./*